Pos oleh :

fisipol

Delegasi Pertukaran Pemuda Cina-Indonesia  Mengunjungi Fisipol UGM

Yogyakarta, 8 April 2019 – Dalam rangka kunjungan delegasi dari China-Indonesia Youth Exchange Program 2019, Fisipol yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Wawan Mas’udi menyambut para delegasi  dan menjelaskan secara singkat seluk belum UGM dan Yogyakarta pada Senin pagi (8/4) di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM.Mr. Weiping, Wakil Direktur Jendral dari Departemen Pendikan Provinsi Fujian memberi sembutan terimakasih telah disambut dengan baik di Yogyakarta, ia merasakan atmosfir yang menyenangkan dari kampus UGM. Dengan begitu, momen belajar berkesan bisa didapatkan dari kunjungan kali ini.

Setelah sambutan singkat,  para peserta  pertukaran pemuda melakukan sharing session yang diisi oleh berbagai unit penunjang di Fisipol. Sambutan pertama dilakukan oleh ASEAN Studies Centre (ASC) yang merupakan Pusat Studi multidisiplin mengenai ASEAN.  Kedua, Creative Hub (C –hub) memberikan sambutan yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan sosial (sociopreneuship) yang telah menghasilkan 27 change makers.

Ketiga, Center of Digital Society (CfDS) mempresentasikan pusat penelitiannya yang  mendalami kajian tentang masyarakat digital kontemporer serta menawarkan solusi-solusi pada permasalahan dan isu sosial. Keempat, Youth Studies Center (YouSure) atau Pusat Studi Pemuda yang berfokus pada isu pemuda dan menganalisis masalah pemuda di Indonesia. read more

Putaran Terakhir Talkshow Bedah Program, Membentuk Pemilih Cerdas di Pemilu Presiden 2019

Yogyakarta, 4 April 2019—Talkshow Bedah Program Capres/Cawapres di Fisipol UGM akhirnya mencapai puncaknya. Sebagai topik akhir yang didiskusikan, Fisipol mengangkat isu “Infrastruktur, Daerah Tertinggal, dan Pemerataan Pembangunan”. Berlokasi di Auditorium Mandiri Lt.4 Fisipol UGM, acara dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB. Bagi publik yang berhalangan hadir, acara ini juga disiarkan secara langsung di RRI, Instagram Live @fisipolugm, dan Youtube Fisipol UGM. Siaran ini diharapkan bisa mendukung perluasan ide-ide masing-masing capres/cawapresSebagai narasumber, perwakilan TKN Jokowi-Ma’aruf adalah Eva Kusuma Sundari & Inas Nasrullah Zubir. Sementara itu, Rizal Ramli & Haryadin Mahardika hadir sebagai perwakilan dari BPN Prabowo-sandi.  Program kerja yang disampaikan akan ditanggapi oleh panelis tim ahli UGM yaitu, Prof. Dr. rer.nat. Muh. Aris Marfal, M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi UGM), Prof. Ir. Nizam, Msc. Ph.D (Dekan Fakultas Teknik UGM), I Made Andi Arsana, S.T., M.E.Ph.D (Kepala Kantor Urusan Internasional UGM), Dr. Arie Sujito, M.Si. (Institute for Reseach and Empowerment—IRE Yogyakarta).Topik kali ini sangat penting karena menyangkut persoalan yang sangat dekat bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari daerah kepulauan, dimana pembangunan menjadi isu yang tidak kunjung usai didiskusikan. Daerah yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke menimbulkan adanya persoalan kesenjangan yang terlalu lebar. Selama ini pemerintah Indonesia menutup perkara kesenjangan dengan infrastruktur. Selain infrastrtuktur, pengelolaan sumber daya manusia juga harus diperhatikan untuk membentuk rakyat yang tangguh dan mandiri. Berbicara mengenai pengembangan daerah tertinggal, pemerintah tidak boleh lupa bahwa institusi pemerintahan yang di daerah harus selalu dilibatkan. Sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah juga harus diperhatikan, mulai dari level nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Seperti talkshow sebelumnya, talkshow kali ini juga dibuka oleh Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si yang tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada media partner yakni RRI dan Swaragama. Erwan menyampaikan bahwa ini merupakan putaran final. Sejauh ini, talkshow dianggap berjalan dengan lancar dan baik. Sebelum talkshow dimulai, Dr. Abdul Gaffar Karim, selaku moderator, menegaskan bahwa ini adalah acara talkshow yang membedah program kerja pasangan Capres-Cawapres secara akademik dan acara ini bukanlah bentuk kampanye. read more

Transnasionalisme: Memperjuangkan Persamaan Nasib Melalui Gerakan Global

Yogyakarta, 4 April 2019 – Transnasionalisme mulai banyak dilakukan oleh peran aktor non-negara seperti LSM maupun national corporation yang perannya menjadi lebih besar dalam dinamika hubungan internasional. Hal ini pun dibahas dalam bedah buku ”Transnasionalisme: Peran Aktor Non Negara dalam Hubungan Internasional” yang diselenggarakan oleh IIS Fisipol UGM di ruang BA 209 pada Kamis (4/4).Menghadirkan Ani W. Soetjipto, Dosen Hubungan Internasional Fisip Universitas Indonesia bersama Siti Daulah Khoiriati, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM sebagai pemateri diskusi bedah buku yang baru diterbitkan. Buku tersebut memiliki misi untuk menjelaskan praktik advokasi yang menjadi passion dalam konteks HI mengenai advokasi transnasional, mulai dari studi kasus di  Indonesia hingga komparasi di negara lain.

Transnasionalisme yang melibatkan peran aktor non-negara dalam Hubungan Internasional merupakan fenomena cross cutting, identity politics, environment bahkan Information and Communications Technology (ICT).  “Pada transnasionalisme, relasi agen, struktur dan peran non-negara didesak maupun menekan negara. Aktor non-negara bisa mengubah kebijakan melalui advokasi, power of ideas dan discourse,” ujar Ani.

“Kalau dulu stuktur dan agen terpisah, saat ini melihat link up-nya, strukturnya tidak lagi linear namun ada hubungan antara internasional dan domestik,” ujar Ani. Perlu diketahui, transnasionalisme sendiri terdiri dari Transnational Advocacy Network (TAN) dan Transnastional Social Movements (TSM) dimana TAN berasal dari struktur internasional yang advokasi hilirnya menekan negara atau perubahan menginginkan adanya nilai baru. Sedangkan TNM perjuangan awalnya dimulai dari ranah domestik dan berlanjut ke perjuangan global. read more

Melihat Potensi E-Sport Yang Lebih dari Sekedar Bermain Gim

Yogyakarta, 2 April 2019 – E-sport saat ini sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, “Masih banyak yang menganggap bermain gim sama dengan e-sport, padahal e-sport lebih membosankan, tertekan dan sedikit fun,” ujar Simson, ketua IESPA DIY dalam 90°  DigiTalk “The Future of E-Sport in Indonesia” pada Selasa (2/4) berlangsung di Convention Hall Lantai 4 Fisipol UGM.Terkait dengan e-sport, DI Lab (Digital Intellegence Lab) CfDS memiliki perhatian untuk menganalisis popularitas E-sport pada Piala Presiden 2019. Analisis berbasis big-data ini dilakukan oleh Treviliana Eka Putri, Manajer Digital Intellegence Lab, bersama Wava Carissa selaku Asisten Peneliti. Riset ini dilakukan dengan cara mengambil data melalui YouTube dan Twitter pada periode 21 Januari sampai 21 Maret serta media daring lain, kemudian dianalisis menggunakan aplikasi NVivo Library dan Phyton.

Dilihat dari ekosistem industri, e-sport bukan hanya mengenai player dan game, namun juga viewers, publishers, sponsor advertise platform, networks, dan competition. Fenomena perkembangan industri e-sport di Asia Tenggara mencapai 2.216 Miliar Rupiah dimana Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan e-sport paling tinggi. Subscriber dari akun YouTube IESPL ID dan LigaGame Esport ID pun naik secara signifikan.

Berdasarkan jumlah download gim kompetisi, e-sport mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga 2018 dimana Mobile Legend menempati urutan tertinggi dengan pemain aktif terbanyak. Dilihat dari gawai yang digunakan, gim ponsel secara signifikan mengalahkan gim konsol dan gim komputer sejak 2012. read more

Dekan Fisipol UGM Terpilih Sebagai Panelis Debat Pilpres Keempat

Yogyakarta, 30 Maret 2019—Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si, dilibatkan sebagai panelis dalam Debat Pilpres Keempat di Jakarta. Debat Pilpres Ke-4 diikuti oleh Capres 01 dan 02, dengan membahas empat tema : “Ideologi, Pemerintahan, Pertahanann dan Keamanan, dan Hubungan Internasional”.Tugas utama dari panelis adalah merumuskan pertanyaan yang akan disampaikan oleh moderator dalam debat. Peran panelis ini sedikit berbeda di bandingkan dengan Debat Pilpres periode sebelumnya dimana Panelis juga merangkap menjadi moderator.

Menurut Erwan, ada beberapa pertimbangan yang diterapkan oleh KPU untuk memilih panelis antara lain adalah kesesuaian kompetensi dengan tema, setiap panelis dipilih karena dipandang sesuai dengan tema yang akan dibahas pada debat. Selain itu, netralitas panelis juga penting sekali karena harus bersih dari bias keberpihakan pada salah satu pasangan calon. KPU juga memastikan panelis juga bukan berasal dari tim sukses salah satu pasangan calon Presiden.

Secara keseluruhan, ada sembilan panelis yang ditunjuk oleh KPU. Sembilan panelis yang ditunjuk KPU ini bertugas merumuskan pertanyaan berdasarkan tema, sehingga ada empat grup panelis untuk membahas setiap tema. Erwan sendiri berada di grup topik Pemerintahan, bersama Valina Singka Subekti (pengajar Departemen Ilmu Politik Fisip UI), dan Dadang Tri Sasongko (Sekjen Transparency International Indonesia). read more

Women Roles in Politics,  “If She Can See It, She Can Be It!”  

Yogyakarta, 25 Maret 2019 –  “It’s not a gender competitive, it’s about mutual respect,” ujar  Sarah Kurovski, Walikota perempuan pertama dan termuda di Pleasant Hill, Iowa, Amerika Serikat.yang berkunjung ke Indonesia dan menjadi pembicara di Public Lecture bertajuk “Politics and Gender: Indonesia and the US Perspective”, bersama Ulya Niami Efrina Jamson dosen Departemen Politik pemerintahan Fisipol UGM yang diselenggarakan GEO Fisipol pada  (25/3) di Seminar Timur Fisipol UGM. Sarah menceritakan bahwa pada tahun 1770-an ketika Amerika baru merdeka, perempuan tidak memiliki hak untuk memilih. Hingga saat ini pun baru 23 persen partisipasi perempuan di kursi kongres sehingga Amerika masih memiliki banyak jalan yang harus ditempuh.Citra perempauan yang masih dipandang sebelah mata bukan hanya sekedar di sektor pemerintahan, di dalam media ada bias emplisit terhadap perempuan, bagaimana perempuan di wawancarai dan reportase lebih fokus pada penampilan dan keluarga. Sedangkan laki-laki lebih fokus ke arah kebijakan. Di fundraising, laki-laki memiliki ikatan dan kecendrungan politik lebih kuat dengan para donor politik sehingga perempuan perlu lebih banyak waktu untuk menempuh hal yang sama. Selama ini, perempuan cenderung hanya bisa menguasi sektor grassroots.

Spirit ”If she can see it, she can be it” di Amerika muncul untuk mewujudkan cita-cita perempuan untuk bisa menjadi apapun. Sayangnya, di Amerika hingga saat ini belum ada presiden perempuan dan butuh bergenerasi untuk mewujudkannya.

Sarah sebagai perempuan yang bekerja di ranah publik maupun domestik memiliki posisi menantang sebagai ibu dua anak sekaligus Walikota.  “Mengapa juga harus dibenturkan kalau aku bisa jadi ibu sekaligus politikus yg baik,” ujar Sarah.

Pun ketika ia menjadi tokoh publik sebagai walikota, Ia ingin mewujudkan berlangsungnya layanan dan komunitas publik yang baik, sehingga penduduk pun bangga untuk hidup dan tinggal. read more

Roundtable Discussion; Peran Generasi Muda dalam Pengambilan Kebijakan Perlu Ditingkatkan

Fisipol UGM mengadakan Roundtable Discussion (RTD) bertajuk Current Democracy in Indonesia pada Senin (25/3/2019). Acara ini diadakan bekerjasama dengan American Council of Young Political Leaders (ACYPL) dan bertempat di Ruang Sidang Dekanat BB 208, Fisipol UGM. RTD ini dihadiri oleh para dosen dan peneliti dari Fisipol UGM dan perwakilan pemuda US yang berkecimpung dalam politik.Fisipol UGM mengirim perwakilan masing-masing dari Departemen Hubungan Internasional, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Sosiologi, Departemen PSdK, dan juga perwakilan dari pusat kajian yakni Center for Digital Society (CfDS), Youth Studies Center (Yousure), dan ASEAN Studies Center (ASC). Sementara itu, perwakilan pemuda dari US terdiri dari anggota partai Republican dan Demokrat.

RTD dimulai dengan pembicaraan mengenai Fisipol UGM. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, selaku perwakilan dari Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM, mengungkapkan bahwa Fisipol secara aktif terlibat dalam mengawal pembuatan kebijakan melalui policy recommendation yang dihasilkan melalui riset. Hal ini didukung dengan banyaknya pusat kajian yang dimiliki oleh Fisipol UGM.

“Akademi memiliki peran yang penting dalam memberikan rekomendasi kebijakan kepada para pembuat kebijakan. Fisipol UGM tidak hanya bekerjasama dengan pemerintah, namun juga bekerja sama dengan pihak swasta, NGO, maupun komunitas,” kata Poppy. read more

Mission of RoK (Republic of Korea): Pengembangan dan Harapannya

Yogyakarta, 22 Maret 2019—Pembentukan Mission of RoK (Republic of Korea) berkontribusi pada penguatan kerjasama dan koordinasi antara ASEAN dan RoK serta untuk memfasilitasi implementasi yang efektif dari kegiatan kerja sama.  Diskusi mengenai relasi antara Korea dan ASEAN selama 30 tahun, diawali dengan membahas sejarah singkat Semenanjung Korea. Asean Studies Center (ASC) Fisipol UGM menghadirkan H.E Kim Young Chae sebagai Ambassador Lecture dalam diskusi bertajuk 30 Years of ASEAN – Korea Relations: Thinking 30 Years Ahead. Terdapat lima konten yang dibahas dalam diskusi tersebut; sejarah singkat Semenanjung Korea, faktor – faktor pendukung kesuksesan ASEAN, seberapa penting ASEAN bagi Korea dan misi besar RoK terhadap Korea.Pembahasan sejarah singkat Semenanjung Korea menjadi pengantar dalam diskusi ini. 20 abad sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa Korea Selatan dan Utara terbentuk setelah adanya perang dunia II dan perang dingin. read more

Buya Syafi’i Maarif: Fisipol Sebagai Barometer Politik Indonesia Dalam Berpolitik Santun

Yogyakarta, 22 Maret 2019—Ahmad Syafi’i Maarif atau yang  akrab dipanggil Buya Syafi’i menyambangi Fisipol untuk memberikan ceramah bertemakan “Berpolitik Santun” dalam rangka kegiatan Forum Pengajian UGM pada Jumat (22/3) di Auditorium Mandiri Gedung BB Lt.4 Fisipol UGM.Sebagai tuan rumah, Fisipol mengambil tema “Berpolitik Santun” yang dilatarbelakangi besarnya peran Fisipol sebagai  aktor yang terlibat pada politik sehari-hari  hingga di perpolitikan nasional.Muhammad Zaki Arobbi selaku Dosen Departemen Sosiologi dan sebagai moderator pun memulai ceramah Buya Syafi’i yang merupakan  tokoh akademisi dan  tokoh agama.

“Semua agama dasarnya membangun peradaban bukan kebiadaban,” ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.  “Perpolitikan saat ini merupakan teologi putus asa, hal ini ditandai dengan peradaban yang sangat merosot di Indonesia  sehingga kampus UGM  harus jadi panutan.  Kita perlu mencerahkan hati nurani yang saat ini sudah setengah lumpuh, banyak sekali politik pecah kebenaran,” ujarnya.

“Politik jangan dianggap serius, ini hanya perkara biasa apalagi di sistem demokrasi. Politik itu persoalan muamalah,  hubungan antar masyarakat yang baik tapi malah sekedar jadi teologi antara 01 dan 02. Fisipol Sebagai barometer politik Indonesia harus segera menjadi pelopor, kalau Fisipol adem InsyaAllah Indonesia juga adem.” ujar Buya Syafi’i yang  merupakan pendiri Maarif Institute. read more

Kesejahteraan Sosial Menjadi Sorotan Kubu TKN-BPN, Dekan Fisipol: Persoalan Mengenai Hak Dasar Warga Negara Seringkali Menyebabkan Kelompok Tertentu Terdiskriminasi

Yogyakarta, 21 Maret 2019—Fisipol UGM kembali menyelenggarakan Talkshow Bedah Program Capres/Cawapres untuk putaran keempat. Topik penting yang diangkat pada Talkshow kali ini adalah Hak Dasar Warga Negara dan Kesejahteraan Sosial” yang menyangkut aspek kebutuhan paling mendasar masyarakat, sekaligus menjadi ukuran pokok tanggung jawab Negara dalam memenuhi hak-hak warga Negara. Isu-isu yang tercakup dalam topik ini meliputi; sistem jaminan sosial (BPJS), pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan, serta pemenuhan hak-hak kelompok marginal (termasuk di dalamnya persoalan kesetaraan gender, kesejahteraan anak, kelompok difabel, dan kelompok minoritas).Berlokasi di Auditorium Mandiri Lt.4 Fisipol UGM, acara dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB. Bagi publik yang berhalangan hadir, acara ini juga disiarkan secara langsung di RRI, Instagram Live @fisipolugm, dan Youtube Fisipol UGM.

Sebagai narasumber, perwakilan TKN Jokowi-Ma’aruf adalah Arya Sinulingga. Sedangkan perwakilan dari BPN Prabowo-Sandi, hadir Dirgayuza Setiawan & R. Saraswati Djojohadikusuma.  Program kerja yang disampaikan akan ditanggapi oleh panelis tim ahli UGM, yaitu Wening Udasmoro (Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM), Hakimul Ikhwan (Sekretaris Departemen Sosiologi, Fisipol UGM), Laksono Trisnantoro (Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM), Suzanna Eddyono (Dosen Departemen PSdK, Fisipol UGM), dan Agus Suwignyo (Dosen Departemen Sejarah). Talkshow dipandu oleh dosen Departemen Politik Pemerintahan Fisipol UGM, Ulya Niami Efrina Jamson. read more