BEKRAF Gelar Kembali Program BEKUP untuk Bantu Siapkan Usaha Digital Indonesia

Yogyakarta, 16 Agustus 2019—Perkembangan usaha start up sedikit banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Hal tersebut merupakan hal yang ingin disampaikan dan disiapkan oleh program “BEKRAF for Start Up” disingkat menjadi BEKUP. BEKUP bertujuan untuk memantapkan kompetensi penggiat start up Indonesia dan mengintegrasikan usaha mereka dengan ekosistem ekonomi yang ada.

Program BEKUP kali ini mencakup tiga kota. Kota pertama pelaksanaan program ini adalah Bandung pada bulan Juni sampai Agustus, Jogja merupakan kota kedua dengan waktu pelaksanaan Agustus sampai Oktober, sedangkan kota ketiga adalah Bogor, dan akan dilaksanakan di bulan Oktober sampai Desember. BEKUP adalah program yang didesain untuk diselesaikan dalam waktu dua bulan. Program ini memiliki 5 bagian, yaitu Bootcamp, Team Consultation, Mid Evaluation, Routine Review Journey, dan Final Evaluation. Dari lima tahap itu, hal-hal seperti perancangan model bisnis, analisis pasar, dan observasi calon konsumen juga turut menjadi fokus pembekalan program.

Acara yang diadakan di Auditorium Fisipol Lt. 4 Fisipol UGM ini berlangsung selama 2 hari dari tanggal 16-17 Agustus 2019. BEKRAF bekerja sama dengan C-HUB (Creative Hub) untuk melangsungkan program BEKUP. Hal ini sejalan dengan program-program C-HUB untuk mengembangkan start up di Indonesia. Menhariq Noor selaku Kasubdit Perancangan TIK BEKRAF menilai bahwa masyarakat perlu tahu bahwa suatu start up tidak bergantung hanya pada sekelompok ahli IT. Pembagian kerja perlu mencakup seorang Hacker, Hipster, Hustler, dan kadang bahkan Trouble Maker. Menhariq mengaku perlu adanya pematahan stigma semacam itu agar karakter lintas disiplin start up dapat terrealisasi di Indonesia.

Selain itu, acara ini juga dihadiri Muhammad Neil El Himam yang merupakan Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK BEKRAF. Menurut Neil, program ini dapat memberi dukungan kepada para penggiat start up dalam tahap inkubasi dengan fokus lebih ke tahap pre-start up. Dari program ini, BEKRAF berharap untuk dapat menghasilkan “pelaku ekonomi digital yang kuat, andal, dan inovatif.”

Pada acara ini, BEKRAF juga memaparkan program-program mereka yang lainnya seperti Go Start Up dan Scalecon. BEKUP diharapkan dapat berintegrasi dengan program BEKRAF lainnya. Program-program start up BEKRAF diharapkan dapat mempertemukan para pengusaha digital dengan investor-investor yang cocok. Melalui program ini, pihak BEKRAF menyampaikan beberapa kelemahan start up yang bermunculan di Indonesia. Masalah yang muncul antara lain pengulangan ide yang cenderung meniru persis model usaha start up sebelumnya, mindset investor yang masih tidak berorientasi terhadap start up, dan keterbatasan dari segi bakat para penggiat start up.

Menurut pandangan pihak BEKRAF, intervensi pemerintah yang minimal adalah kondisi optimal dari ekosistem usaha start up. Oleh karena itu, BEKRAF berharap bahwa tim-tim start up yang mereka bina dapat bertahan dengan sendirinya selepas pelatihan yang mereka dapatkan. Dalam menjelaskan tujuan akhir mereka untuk program ini, BEKRAF juga sempat menekankan pentingnya keberlanjutan daripada ekspansi. Yang dimaksud dari pernyataan tersebut adalah bagaimana kelangsungan hidup start up di Indonesia bergantung pada kemampuan mempertahankan bisnis itu, bukan dalam kemampuan membesarkannya saja. (/Lak)