Jika kita menilik sejarah Indonesia, berbagai perubahan-perubahan besar hampir selalu berkelindan dengan peran massa, mobilisasi massa, dan aksi massa. Era pergerakan dalam merebut kemerdekaan dan gerakan revolusi sosial Indonesia pada awal kemerdekaan, peran gerakan massa rakyat ini menjadi penting. Namun paska peristiwa kontra-revolusi ditahun 1965, regim Orde Baru melakukan demobilisasi gerakan, yaitu dengan menghambat dan melarang keterlibatan rakyat dalam politik turun ke jalan yang melibatkan gerakan massa. Konsep “massa” kemudian dilencengkan oleh regim Soeharto sebagai sesuatu yang bersifat merusak, brutal, terbentuk akibat provokasi, dan sesuatu yang negatif lainnya.
Politik massa mengambang (floating mass) yang diterapkan oleh Soeharto, pada saat itu ditentang oleh kelompok pelopor dengan berbagai aksi massa. Paska tahun 1990an, politik gerakan turun ke jalan mengalami peningkatan dari periode sebelumnya. Metode itu digunakan sebagai strategi oleh kaum kiri untuk menggulingkan Soeharto. Artinya politik yang melibatkan massa, mobilisasi massa, dan aksi massa menjadi identik dengan gerakan kiri dan cukup ampuh dalam menentang penguasa pada masa orba. Hingga akhirnya regim Soeharto jatuh dari tampuk kekuasaan. read more