Memetakan Konsep dan Perdebatan Selatan-Selatan

Institute of International Studies (IIS) Fakultas Ilmu Sosial dan Poltik UGM menyelenggarakan diskusi bulanan dengan mengangkat tema “Mempelajari Selatan, Konsep dan Perdebatan” pada Jumat (13/4). Bertempat di Ruang Diskusi IIS, diskusi ini diisi oleh dua peneliti IIS UGM yaitu Rizky Alif Alvian dan Husna Yuni Wulansari. Sebagai sebuah isitilah yang semakin sering digunakan baik di ranah akademisi dan praktisi, diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemaparan dan pemetaan mengenai makna Selatan dalam berbagai konteks penggunaanya.

Diskusi diawali dengan pemaparan oleh Alif dan Husna yang menggunakan pendekatan Selatan sebagai suatu konsep untuk melihat sifat-sifat yang esensial dalam sebuah fenomena. “Sebagai sebuah konsep, Konsep Selatan merepresentasikan objek dan sekaligus karakter yang melekat dari objek atau fenomena di dalamnya,” Jelas Alif. Keduanya lekas memberikan dua argumen utama penekanan Selatan sebagai sebuah konsep.

Pertama, Alif menjelaskan adanya narasi sensivitas yang muncul terhadap ketimpangan pada tingkat global sehingga membentuk konsep Selatan. “Dampak negatif yang dirasakan oleh aktor-aktor terhadap ketimpangan global memberikan usaha kolektif untuk mempertemukan para aktor tesebut dalam sebuah solidaritas dan agenda memperjuangkan kesetaraan,” tutur Alif. Selanjutnya yang kedua, Ia menekankan dua variasi utama yang memenuhi tafsir Selatan, tafsir pertama berupa dominasi peletaan negara berkembang sebagai objeknya dan kedua Selatan sebagai sebuah gerakan kelompok lintas global. “Dalam penafisran Selatan sebagai sebuah konsep gerakan global, hal tersebut menandakan adanya kebaruan narasi bahwa pertama, konsep Selatan tidak selamanya mengaitkan negara berkembang sebagai aktor utama, kedua rekonstruksi Selatan yang tidak terbatas pada asumsi kartografis pada sebuah area geografi tertentu,” Jelas Hasna

Dalam diskusi yang berjalan, Prof. Mochtar Mas’oed menekankan pentingnya naming game dalam sebuah konsep. “Konsep muncul untuk menanggapi kebutuhan,” ujar Prof.Mochtar. Menurutnya perlu adanya metodologi yang jelas untuk menggunakan konsep sebagai sebuah pisau analisis. Dengan menggunakan perspektif sosiologis misalnya, klaim Selatan sebagai sebuah gerakan dapat diruntut dalam berbagai kejadian dan fenonema empirik yang terjadi untuk memahami kejadian-kejadian dinamika politik internasional. (/fdr)