Sharing Session C-Hub: Bantu Dan Amalan, Dua Platform Yang Jadi Perantara Kebaikan

Yogyakarta, 22 Mei 2019Sharing Session yang diselenggarakan Creative Hub (C-hub) Fisipol UGM kembali berlangsung dengan suasana berbeda. Bertempat di Blok 71 Co-working space, Amalan dan Bantu menjadi pembicara dalam Sharing Session pada Rabu sore.

Acara dibuka oleh Matahari Farransahat dengan mengenalkan 2 program C-Hub yaitu Talent Pitching dan Akademi Kewirausahaan Masyarakat (AKM). Program AKM C-hub merupakan program kloning yang bisa diakses melalui MOOC. C-Hub yang berdiri pada tahun 2018 silam hadir dengan tujuan meningkatkan awareness kewirausaahan sosial melalui praktik dan ilmu. Lewat program yang ada C-hub berusaha untuk memperkuat lingkungan wirausaha dalam civitas akademika dan masyarakat secara keseluruhan.

“Bantu” yang merupakan sociopreneur hasil dari inkubasi Fisipol C-Hub Batch 1, memulai sharing yang dibawakan oleh Ghilman Nafadza. Bantu memiliki konsep platform emergency services.  Dilatarbelakangi adanya masalah di Indonesia dalam aspek kedaruratan yang tidak responsif, Ghilman melihat peluang untuk membangun Bantu.

Bantu memiliki sistem hero dan superhero, nantinya hero akan menerima sinyal order dan disambungkan melalui dashboard atau superhero. Layanannya berupa emergency keamanan, medis, pemadam kebakaran, dan otomotif. Unsur sosial pun turut disertakan dalam layanan Bantu. “Nantinya dalam penggunaan layanan, Bantu juga ber-partner dengan pedagang jasa tambal ban, bengkel jalanan, dan cleaning service yang ikut diberdayakan. Melalui skema business 2 bussiness (B2B) bersama pemerintah, polisi, pemadam, dan rumah sakit, layanan yang diberikan juga akan bersifat real time,” ujar Ghilman.

Bantu akan mengintegrasikan nomer 112 ke platform dengan koneksi internet sehingga lokasi akan terdekteksi. Hal ini mirip dengan RapidSOS di Amerika yang juga diintegrasikan melalui internet, namun sayangnya layanan telepon nomer 911 belum mampu mendeteksi titik lokasi. Saat ini Bantu telah bekerjasama dengan UGM sebagai official apps emergency UGM. UGM yang saat ini menjadi ketua Safety and Health Environment (SHE) se-Indonesia, nantinya bisa turut mempromosikan dan merekomendasikan layanan Bantu ke universitas lain. UGM sendiri sudah memiliki  sistem yang sudah lengkap, petugas keamanan sudah memiliki skill emergency, kebakaran, dan medis.

Selain itu, revenue stream dari Bantu akan dihasilkan melalui penjualan device melalui teknologi IoT (Internet of Things) dan AI (Artificial Intellegence) berupa  smart helmet, drone emergency kit, dan dashboard car  camera. Sensor dalam perangkat akan menotifikasi hero dan superhero terdekat untuk mendeteksi kecelakaan.

Setelahnya, sharing session dilanjutkan oleh Amalan, platform mediator yang berusaha membantu menghubungkan antara bank dengan konsumen yang memiliki permasalahan hutang kredit maupun Kredit Tanpa Agunan (KTA). “Selama ini kasus yang ditemukan adalah meminjam kredit untuk usaha namun gagal dan akhirnya tidak mampu membayar hutang,  serta ditambah rumit dengan debt collector. Tugas Amalan adalah membantu konsultasi ke bank sehingga bisa para klien bisa melanjutkan usaha,”  ujar Genta Mahardhika selaku Manager of Quality and Training di Amalan.

Didirikan Arne Hartmann di Singapur sejak tahun 2014, Amalan memiliki tim konsultan, tim mediator dan supporting team lainnnya. Amalan menjadikan layanan mediator melalui sistem success fee “Kami menggunakan success fee diakhir, besaran bayarannya pun berbeda disesuaikan dengan permasalahan setiap klien, charge akan dibayar ketika mediasinya berjalan lancar,” ujar Genta.

“Harapannya, melalui layanan Amalan yang memudahkan mediasi peminjaman kredit, akan lebih banyak orang yang dapat meneruskan usahanya dan memiliki kemandirian finansial,” tutup Genta. (/Afn)