Tabligh Akbar RDF 2019: Menghidupkan Ramadan Dengan Semangat Ukhuwah

Yogyakarta, 20 Mei 2019—Rangkaian acara Ramadan di Fisipol (RDF) yang dilaksanakan selama dua minggu, resmi berakhir  melalui  Grand Closing dan Tabligh Akbar sebagai puncak acara dengan tajuk  ”Ramadhan, Perbaikan Diri, Perbaikan Sosial, Bersaudara Karena Setanah Air” yang dibawakan oleh Purwo Santoso, Guru Besar Departemen Politik Pemerintahan Fisipol UGM, di Selasar Barat Fisipol.

Rangkaian Ramadan di Fisipol (RDF) resmi ditutup oleh Wakil Dekan, Wawan Mas’udi. Penutupan  disimbolkan melalui tabuhan rebana setelah acara dibuka oleh penampilan hadroh Manunggaling Rebana dari KMNU. Wawan mengapresiasi semangat persatuan dan inklusifitas yang dibawa RDF melalui kolaborasi suluruh elemen di Fisipol. “Hal ini merupakan bukti peneladanan Rasulullah SAW yang senatiasa berdakwah ke semua kalangan, agama turun bukan hanya hubungan transendental semata, namun juga  menciptakan perubahan di masyarakat,” ujar Wawan.

Pada acara inti Tabligh akbar, Purwo Santoso mengajak seluruh audiens untuk menjadikan Ramadan sebagai bentuk pencapaian Ridho Allah yang sesungguhnya. “Kalau kita masih menganggap puasa adalah ibadah dengan sistem insentif dan disinsentif, masih menghitung pahala atau bukan, yang masih kita pakai adalah nalar dagang, kita belum menjalankan ridho beribadah sepenuhnya karena Allah,” ujar Purwo. Sebagai seorang guru besar, ia memiliki tanggung jawab untuk senatiasa mengajak pada ilmu sosial yang bertransformatif. “Fisipol sebagai lembaga keilmuan haruslah menekankan puasa dengan keilmuan, yakni puasa sebagai ibadah yang berlandaskan ilmu dan amal. Ilmu haruslah amaliyah, mengkonversi teori menjadi praktik, sehingga wataknya ilmunya adalah transformasi,“ ujar Purwo.

Bhram Kusuma, selaku ketua pelaksana RDF 2019 mengatakan tujuan diadakannya RDF di tahun 2019 adalah menghadirkan suasana semangat persatuan.  “Alhamdulillah Fisipol merespon positif dan mendukung RDF, karena tahun ini masihlah tahun pemilu dan sekarang polarisasi terlihat dengan jelas. Tagline “Yuk Sinergikan Ukhwah di Fisipol” menjadi semangat kami untuk menyinergikan, dan mengajak teman-teman yang ada di Fisipol untuk tetap menjaga ukhwah,” ujar Bhram.

Semangat untuk menghidupkan Ramadan dihadirkan RDF mulai dari diskusi sore hingga solat tarawih yang setiap harinya berkolaborasi dengan berbagai departemen. Rangkaian diskusi selama RDF 2019 dihadirkan dengan membawa konsep maqashid syari’ah. Maqashid syari’ah mengandung lima tujuan yaitu, melindungi agama, melindungi jiwa, melindungi pikiran, melindungi harta, dan melindungi keturunan. Lima tujuan ini kemudian disesuaikan dengan enam fokus studi departemen di Fisipol serta Unit Kegiatan Mahasiswa bahkan Unit Pendukung seperti CDC dan CfDS.

Diskusi yang dibawa diantaranya adalah, “Islam dan Perdamaian Dunia” bersama Departemen HI, “Zakat Dan Jaminan Sosial” bersama Departemen PSdK, ”Pemberdayaan Masyarakat Pasca Bencana” bersama Departemen MKP, “Memanusiakan Manusia Dalam Politik” bersama DPP, “Mikroselebriti Ustadz Medsos” bersama Departemen Komunikasi, “Diskusi Lintas Iman: Sekularitas dan Nasib Agama” bersama Departemen Sosiologi, dan “Diskusi Lintas Ormas: Membingkai Kebhinekaan Mencapai Perdamaian Indonesia” bersama Dewan Mahasiswa Fisipol.

“Diskusi dengan semangat perdamaian kami implementasikan langsung dengan mengajak kerjasama seluruh unsur yang ada di Fisipol.  Walaupun belum mencakup semua unsur, kami telah berusaha semaksimal mungkin dan saya kira ini adalah hal baik yang harus dilanjutkan,” tutup Bhram. (/Afn)