[MAP Corner – Klub MKP] Konflik Tambang di Lumajang & Kekejian Terhadap Salim Kancil

Waktu : Selasa, 06 Oktober 2015

Pada 26 September 2015, terjadi penganiayaan terhadap Tosan & Salim, dua orang aktivis penolak tambang pasir besi di Desa Selok Awar-awak, Kecamatan Pasirian – Lumajang oleh gerombolan preman. Perilaku keji dari gerombolan preman tersebut telah membuat Salim Kancil meninggal dan Tosan mengalami luka parah. Tindakan penganiayaan dilakukan secara keji dan tidak manusiawi yaitu dari menyeret, menggergaji, menyetrum, membacok, melindas motor dan menghantam batu besar dilakukan (Laporan KONTRAS).

Aksi premanisme yang dilakukan terkait dengan bisnis tambang pasir besi illegal yang dilakukan di desa Selok Awar-awar yang melibatkan pemerintah desa dan pemkab Lumajang. Otak dibalik aksi kekerasan tersebut berdasarkan hasil investigasi KONTRAS adalah kades Selok Awar-awar yang mengerahkan sekitar 40 preman dari Tim 12 yang merupakan tim pemenangannya saat pilkades. Dengan Bisnis tambang illegal Kades Selok Awar-awar mampu meraup 2 Miliar setiap bulannya (Tempo, 02/10/2015). Apa yang melatarbelakangi aksi premanisme yang sangat keji hingga terbunuhnya aktivis anti-tambang? Mengapa mekanisme aksi kekerasan ini dipilih oleh kekuatan modal? Dimana peran negara? Bagaimana masa depan kasus konflik agraria diberbagai tempat di Indonesia?

Mari mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada Selasa 6 Oktober 2015 jam 15.00 wib di Ruang Seminar MAP UGM bersama pemantik diskusi Fatkhul Khoir (KONTRAS Surabaya dan Aak Abdullah Al Kudus(Laskar Hijau).

INDONESIA dalam Darurat Agraria! Mari Berdiskusi, Bergerak dan Melawan!

 

Lokasi: Ruang Seminar MAP UGM

Registrasi: 

Kontak: 

Waktu: 2015-10-06 08:00:00 – 2015-10-06 10:00:00

Informasi: 

Notes: