Nama: Melkior Mirari Manusakrti
NIM: 15/386833/SP/27049
Mungkin banyak yang tidak mengenal saya, saya biasa dipanggil Dimel. Saya seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada, yang masih mengejar gelar S.IP dari jurusan Hubungan Internasional, dan saat ini berada di semester akhir. Pada semester kelima dan keenam, saya cukup beruntung untuk menjalani program gelar ganda (double degree) di Flinders University (Flinders) di Adelaide, Australia. Saya ingin sedikit berbagi pengalaman serta beberapa kiat bagi Anda yang tertarik untuk mendapatkan double degree, atau program International Exposure secara umum.
Sebagai mahasiswa yang terdaftar di International Undergraduate Program (IUP), saya berkewajiban untuk menjalani program International Exposure. Saya memenuhi kewajiban ini melalui program double degree dan memilih Flinders University di Adelaide. Untungnya, beberapa teman satu jurusan saya menjalani program yang sama, dan kami memutuskan untuk tinggal bersama di pinggiran kota Pasadena, Australia Selatan.
Anda mungkin berpikir bahwa menjalani program International Exposure merupakan kesempatan untuk keluar dari zona nyaman diri kita sendiri. Sejujurnya, saya tidak merasa keluar dari zona nyaman karena disana saya dikelilingi teman-teman terdekat. Cara lain untuk memikirkannya adalah bahwa masing-masing dari kami keluar dari zona nyaman dan bersama kita berbagi kenangan yang tak terlupakan, berharga, dan tak ternilai.
Sebelum menjalani program tersebut, ada banyak persiapan mental yang harus dilakukan. Kami harus selalu ingat bahwa kami akan berada di lingkungan baru, menghadapi otoritas baru, dan yang paling penting adalah bahwa kami merupakan representasi dari budaya dan almamater. Untungnya, orang-orang di Adelaide sangat ramah dan mendukung akan kehadiran kami, ditambah, kami pun sudah siap dengan tempat tinggal, barang-barang, serta dokumen-dokumen penting.
Kami tiba di Adelaide mendekati akhir musim dingin, disambut oleh angin sejuk yang meniup kencang di atas kami, enam mahasiswa yang masih tak percaya dimana kami berada. Walaupun kami merasa sangat bahagia, di depan kami merupakan sebuah tantangan yang besar. Kami harus beradaptasi dengan lingkungan baru sambil mengingat bahwa kami berada di sana untuk meraih sebuah gelar, yang tentunya adalah tugas yang berat dan membutuhkan banyak tanggung jawab. Satu esai yang tidak lolos standar Flinders dan kami pun akan gagal untuk mendapatkan gelar Bachelor in International Relations (BIR).
Adelaide adalah ibu kota Negara Bagian Australia Selatan, sebuah kota kecil yang kalah popularitasnya dengan kota-kota seperti Melbourne dan Sydney. Kota Adelaide sendiri tidak memiliki banyak tempat wisata, namun wisata alam di Australia Selatan merupakan salah satu yang paling indah di seluruh Australia. Tempat-tempat wisata alam itu berjarak hanya satu jam mengendarai mobil ke Utara atau ke Selatan Adelaide, dan Anda akan terkejut betapa mudahnya menyewa mobil di sana! Transportasi umum juga tidak menjadi masalah di pusat kota dan pinggiran sekitarnya, dan Flinders berjarak 45 menit ke Selatan dengan bus dari Central Business District (CBD) kota Adelaide.
Flinders terletak di atas bukit, ketika Anda tiba di sana Anda disambut oleh pemandangan seluruh CBD hingga pantai Selatan Australia! Adelaide adalah tempat yang tepat untuk belajar, tidak banyak peristiwa yang terjadi, kotanya aman, udara dan lingkungan yang sangat bersih, dan karena Adelaide adalah kota yang kecil, festival tahunan seperti Fringe Festival dan Adelaide 500 selalu ramai! Ada lelucon di antara warga Adelaide bahwa setiap kota lain yang mereka kunjungi menjadi liburan, dan menurut saya ini benar, ketika tidak ada festival yang berlangsung, kota menjadi sangat sepi, namun ini menjadi alasan bagi kami untuk fokus pada studi kami.
Ada banyak hal yang hanya terdapat di negara maju, seperti infrastruktur, jasa dan kualitas hidup yang lebih baik daripada yang pernah saya alami sebelumnya. Saya kagum atas upaya Australia dalam inklusi dan kesetaraan gender, ras, agama, preferensi seksual, pandangan politik, dan pertimbangan mereka terhadap disabilitas. Hal ini merupakan pelajaran hidup yang mengingatkan saya untuk selalu perhatian dan menerima orang lain terlepas dari perbedaan!
Setelah satu tahun program yang saya jalankan, akhirnya daya meraih double degree saya. Saya harus disiplin dalam hal waktu, tentang kapan saya dapat liburan, bergaul dengan teman-teman, menghadiri kuliah, tutor, dan seminar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk menghasilkan karya berkualitas yang mencukupi standar tinggi Flinders. Saya selalu berpikir bahwa meraih double degree adalah sebuah tantangan, ini membuat semangat untuk memberikan upaya yang lebih dalam setiap tugas saya. Saya menjalin pertemanan baru, membuat koneksi di luar negeri, yang terus memberikan peluang bagi saya hingga kini. Saya sangat terinspirasi oleh rekan-rekan dan dosen-dosen saya tentang budaya, seni, dan politik Australia, oleh karena itu saya menulis skripsi saya tentang Kebijakan Luar Negeri Australia, sebuah tantangan yang saya lakukan dengan penuh kebangaan.
Saya berharap artikel ini dapat menjadi sumber motivasi bagi Anda untuk selalu belajar dengan baik, dan selalu berusaha untuk menjadi versi terbaik diri Anda! Atasi tantangan dengan senang hati karena Anda sebenarnya sudah siap!