Kemampuan untuk dapat berpikir kritis terhadap suatu keadaan atau masalah adalah sesuatu yang tentunya diperlukan dalam dunia akademik. Selain kemampuan berpikir kritis, kemampuan untuk mempersuasi orang lain juga diperlukan. Salah satu cara untuk mengasah kedua kemampuan tersebut adalah melalui lomba Simulasi Sidang PBB atau Model United Nations (MUN). Aldyth Nelwan, seorang mahasiswa departemen Hubungan Internasional angkatan 2019, adalah salah seorang yang sukses mempraktikkan kemampuan-kemampuan tersebut.
Aldyth dulu merupakan seorang mahasiswa HI UNAIR. Saat itu, ia diajak oleh temannya untuk mengikuti konferensi MUN. Saat kesempatan tiba, Aldyth mendaftar atas dasar rasa penasaran dan kepercayaan terhadap temannya yang dapat membimbingnya dalam MUN.
Aldyth pun memberanikan diri mencoba MUN pertamanya di UPH Model United Nations. Co-delegate Aldyth adalah salah satu orang yang mengenalkan dan mengajak Aldyth untuk berpartisipasi dalam lomba MUN. Faktor lain yang membuat Aldyth berkecimpung dalam lomba MUN karena UPHMUN yang ia nilai cukup beginner friendly. Kali ini Aldyth berlomba dalam almamater barunya yaitu FISIPOL UGM.
Dalam perlombaan ini, Aldyth merasa kurang persiapan. Hal ini karena masalah jarak, mengingat co-delegate Aldyth berada di Surabaya dan Aldyth di Jogja. Mereka hanya bisa mempelajari kasus konferensi lewat telepon, itu pun dengan kesulitan mencocokan jadwal masing-masing.
Aldyth merasa bahwa temannya sangat membantu dalam tahap persiapan yang mereka lewati. Terlebih karena ia seorang first timer dalam MUN sedangkan temannya sudah berpengalaman, ia merasa bahwa temannya selama berproses cukup lihai membimbing Aldyth agar terbiasa dengan prosedur MUN. Walaupun sudah membahas study guide melalui telepon, banyak bagian dari persiapan mereka kejar dalam waktu yang ada selagi bersama di hari perlombaan.
Usaha keras, segala persiapan dan adaptasi Aldyth terhadap MUN ternyata membuahkan hasil, ia berhasil meraih posisi Honorable Mention di komite Dewan Keamanan atau United Nations Security Council (UNSC). Posisi ini dapat dibilang setara dengan juara 3 dalam perlombaan pada umumnya.
Selain mendapat perolehan juara, Aldyth merasakan banyak sekali manfaat dan melewati banyak sekali pengalaman. Berkat perlombaan ini, Aldyth mulai mengenal penggiat MUN mulai dari pemula sampai mereka yang sudah mahir dalam cabang perlombaan ini. Aldyth jadi bisa memahami secara langsung apa itu MUN dan seperti apa tingkat kerumitannya. Di sini, Aldyth juga mendapatkan ruang lebih untuk mengasah kemampuan berbahasa inggris dan kemampuan berbicara di depan umum.
Aldyth yang baru saja diterima di UGM MUN Community berpendapat bahwa berlomba di kompetisi MUN membawa banyak manfaat. Hal ini akan dapat sangat dirasakan apabila pesertanya memang antusias dalam membahas isu-isu internasional.
Aldyth berharap untuk dapat bisa melanjutkan partisipasinya dalam MUN. Walaupun sudah mendapat banyak manfaat, Aldyth mengaku masih perlu mengasah beberapa hal, salah satunya adalah stamina agar lebih kuat dalam melewati satu sesi perlombaan MUN. (/Lak)