Pada Kamis, 31 Oktober lalu, kabar baik datang bertubi-tubi dari belasan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa Fisipol UGM. Pada hari itu, mereka banyak memboyong juara dari Kompetisi Epicentrum yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran, Bandung. Malam penghargaan diselenggarakan di area Gedung Sate yang dapat ditempuh dua jam perjalanan darat dari Unpad. Alunan lagu Kunto Aji mengiringi kegembiraan para finalis yang datang pada kesempatan itu.
Epicentrum adalah kompetisi tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad (selanjutnya disebut Fikom Unpad). Ia adalah kompetisi bergengsi tingkat nasional di bidang komunikasi. Setiap departemen di Fikom Unpad (Ilmu Komunikasi, Ilmu Perpustakaan, Hubungan Masyarakat, Jurnalistik, Manajemen Komunikasi, Televisi dan Film, Manajemen Produksi Media) memiliki cabang lomba masing-masing sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi fokus utama.
Pada Kamis siang, 14 November lalu, kami berkesempatan mengobrol dengan Fahira, salah satu pemenang Epicentrum. Pada perhelatan Epicentrum kemarin, Fahira dan kedua temannya—masing-masing dari Fakultas Psikologi dan Sekolah Vokasi Kearsipan—berhasil meraih juara dua di Cabang Lomba Liblicious. Liblicuous adalah cabang lomba di Epicentrum yang mewakili Departemen Ilmu Perpustakaan. Ia mendorong para peserta untuk melakukan inovasi di bidang literasi lewat tema “Against Mental Illness Through Literacy”.
Kepada kami, Fahira bercerita bahwa keputusannya untuk mengikuti Liblicuous dilatarbelakangi oleh ajakan temannya dari Fakultas Psikologi. Pada awalnya, ia berkeinginan mengikuti kompetisi di bidang public relation lewat Cabang Lomba OlymPRday mengingat public relation adalah konsentrasi yang diambil Fahira di kampus.
Namun, pada akhirnya, ia justru kelewat bersemangat untuk lebih banyak belajar dengan mencoba hal baru. Lewat tim yang ia buat dengan kedua temannya bernama jenaka “LDR”, Fahira melakukan riset dan proposal di bidang kepustakaan. Ia meramu strategi dan rencana tentang bagaimana masyarakat bisa menghindarkan diri penyakit mental lewat penyuburan literasi.
“Hal yang menarik bagi tim kami adalah karena kami punya latar belakang yang multidisipliner,” kata Fahira. Fahira bercerita bahwa persiapannya dan tim dalam mengikuti kompetisi tersebut adalah dua minggu. “Seminggu kami pakai untuk membikin paper, seminggu lainnya kami gunakan untuk membuat powerpoint,” tambahnya.
Meskipun mendapat keuntungan karena memiliki perspektif keilmuan yang berbeda, bagi Fahira, hal itu juga sedikit memberikan kesulitan. Anggota tim yang terdiri dari latar belakang keilmuan yang berbeda membuat proposal mereka terlalu melebar. “Hasilnya, tim kami jadi sasaran debat dan revisi dari para juri saat presentasi,” tambah Fahira sambil sedikit terkekeh.
Pengalaman baru memang bakal memberi kegembiraan yang baru pula. Meskipun tak menggeluti bidang kepustakaan, karena tetap mau berusaha, Fahira berhasil meraih juara dua di salah satu kompetisi paling bergengsi bidang komunikasi tingkat nasional itu.
Selain Fahira, terdapat beberapa mahasiswa lain dari Fisipol UGM yang berhasil meraih kejuaraan di Epicentrum. Hanya saja, kami tak sempat mewawancari mereka. Adapun nama-nama mahasiswa tersebut berikut cabang lomba yang mereka ikuti kami lampirkan di bagian akhir dari tulisan ini.
Daftar Mahasiswa Fisipol UGM peraih kejuaraan di Epicentrum 2019:
- Anandhio Weiza P. (Dep. Ilmu Komunikasi 2016), Abra Arimagupita Sekarsoca (Dep. Ilmu Komunikasi 2017), Yunica Murti N. (Dep. Ilmu Komunikasi 2016) meraih juara 1 Cabang Lomba OlymPRday (bidang public relation).
- Maria Aleisadya Bentya, Ahmad Ilyasa, Dhias Dipa Dipangga, Vino Alviano, Khairi M. Zuhdi, M. Aufar Requezo T. dari Departemen Ilmu Komunikasi 2018 meraih juara 1 Cabang Lomba Echo (bidang media hiburan).
- A. Gede Ananda Murti, Bonifasius Canggih Benagung K., Dimas Bagasgara, Windy Elprida, Gabriel Possenti Bisma B. dari Departemen Ilmu Komunikasi 2018 meraih juara 3 Cabang Lomba Echo. (/Snr)