Yogyakarta, 12 Mei 2021━Dua tim mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi UGM meraih juara di Kompetisi Epicentrum oleh Universitas Padjajaran (06/05). Tim Restu Ibu dari angkatan 2019 berhasil meraih juara pertama dalam mata lomba Media in Action (Mediation), sementara Tim Manjjap dari angkatan 2018 berhasil meraih juara kedua dalam mata lomba Parade Jurnalistik.
Epicentrum merupakan kompetisi tahunan bidang Ilmu Komunikasi yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Mata lomba Mediation diadakan oleh Jurusan Manajemen Produksi Media yang tahun ini mengambil tema akselerasi media digital dalam bidang startup. Peserta ditantang untuk membuat konten video, poster, dan audio ads dari sebuah startup dengan tujuan membantu mengembangkan serta menstabilkan bisnis startup pada masa pandemi.
Tim Restu Ibu terdiri atas Agam Syah Fadila, Anugerah Dewa Ale, Felicia Vaniadiva, Luthfiana Nur, dan Naranathadewi. Startup yang mereka pilih adalah Rebricks, yaitu startup ecopreneur yang memanfaatkan sampah plastik tertolak di bank sampah, pengepul, dan pemulung untuk dijadikan bahan bangunan.
“Poin penting karya kami adalah kita sebagai generasi muda bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan mengurangi penggunaan sampah plastik, salah satunya dengan mengirimkan sampah plastik yang mereka miliki ke Rebricks,” kata Agam selaku ketua tim.
Agam mengaku meskipun mereka tidak bisa mengerjakan di satu tempat bersama-sama, mereka saling berbagi tugas untuk menyelesaikan tiga output karya kreatif tersebut. Dalam proses penyusunan karyanya, mereka juga melakukan wawancara daring dengan Founder dan CEO Rebricks untuk menggali insight mendalam secara langsung.
Sementara itu, Tim Manjjap mengikuti mata lomba Parade Jurnalistik. Mereka merancang inovasi bagi media-media di Indonesia yang terdampak dari segi pendapatan maupun ketenagakerjaan akibat Covid-19. Tim Manjjap, yang terdiri atas Lanny Rahma, Rizky Adinda, dan Renatta Karuna, membuat inovasi berupa platform komik jurnalistik berbasis aplikasi dengan nama NewToon. Harapannya, inovasi ini bisa menjadi alternatif membaca berita dengan format visual yang sesuai dengan tren media digital serta memberikan solusi atas isu ketenagakerjaan jurnalis.
“Meski komik jurnalistik tidak 100% inovasi baru, tetapi NewToon menawarkan beberapa keunggulan konten lewat kolaborasi dan menyorot target khusus bagi para visual thinker. Tidak ada batasan jenis konten berita yang dimuat karena NewToon memang menjunjung nilai inklusivitas sehingga komik hasil liputan indepth yang disajikan tidak terbatas pada jenis informasi tertentu,” kata Lanny selaku ketua tim.
Tantangan dalam merancang NewToon adalah riset dan bagaimana memahami ekosistem jurnalisme di Indonesia. Setiap aspek yang ditawarkan harus berdasarkan pertimbangan kondisi yang terjadi di lapangan, mulai dari produk, publikasi, target audiens, hingga profit. Selain itu, Tim Manjjap juga harus memperkirakan tampilan aplikasi yang mendukung kenyamanan pengguna.
Meskipun berhasil meraih peringkat kedua, Tim Manjjap mengaku mendapat banyak masukan dari Dewan Juri terkait tren komik jurnalistik serta alur penerbitan media yang sistematis. Bagi Tim Manjjap, berpartisipasi dalam Epicentrum kali ini sangat bermaanfaat, tidak hanya karena menjadi juara, tetapi juga karena ilmu dan wawasan baru yang mereka dapatkan.
Selamat kepada para pemenang! (/Raf)