Yogyakarta, 19 Februari 2023─Tiga mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM yang tergabung dalam Tim Ndadax Production berhasil mendapatkan Juara 2 dan Best Digital Activity dalam Kompetisi Video Lingkungan yang diselenggarakan oleh The Conversation Indonesia sejak Oktober 2022 hingga Februari 2023 ini. Mahasiswa tersebut adalah Mahardhika Ageng Kartiko (DPP 2019), Nicolas Kriswinara A. (DPP 2020), dan Faris Rubiansyah (DPP 2019).
Karya mereka yang berjudul “Nyala Api Kotoran Sapi” mengangkat cerita tentang penggunaan energi alternatif dan berkelanjutan. Video dokumenter tersebut diadaptasi dari warga Balong Wetan, di dusun Plosorejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang telah menerapkan teknologi biogas sebagai upaya kemandirian dan melepas ketergantungan terhadap gas LPG. Video trailer “Nyala Api Kotoran Sapi” dapat ditonton di kanal Youtube The Conversation Indonesia.
Faris Rubiansyah mengatakan, penggunaan bahan bakar fosil yang terus menerus akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, termasuk perubahan iklim yang merugikan. Maka, energi terbarukan seperti matahari, angin, air, dan biomassa, dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, di sisi lain, implementasi energi terbarukan juga perlu memperhitungkan dampak ekonomi dengan memastikan bahwa masyarakat yang kurang mampu tetap dapat mengakses sumber daya energi tersebut. Hal ini lah yang kemudian dilakukan oleh sekelompok masyarakat pedesaan di Balong Wetan.
“Dengan mendokumentasikan kisah ini, kami ingin masyarakat luas mengetahui bahwa terdapat sebuah energi alternatif yaitu biogas yang mampu memberikan berbagai macam manfaat baik secara lingkungan maupun ekonomi,” ungkap Faris.
Tahapan kompetisi selama empat bulan terakhir meninggalkan kesan yang menarik bagi mereka. Perjalanan mengitari Jogja hingga menemukan sebuah desa yang memasang reaktor biogas di belakang rumah beberapa warganya, menjadi keputusan tim Ndadax Production untuk mengangkat topik energi terbarukan secara khusus teknologi biogas untuk kehidupan sehari-hari. Nicolas Kriswinara, tidak menduga akan memenangkan kompetisi ini, pasalnya tidak ada dari mereka yang memiliki latar belakang disiplin ilmu yang bersinggungan dengan lingkungan.
“Dari situ kemudian kami sangat excited untuk mencari tahu dan belajar, yang tadinya kami masih belum begitu banyak paham terkait dengan energi terbarukan ini, langsung di tempat kami belajar dengan warganya,” ucap Nicolas.
Sementara itu, Mahardhika Ageng mengikuti kompetisi tersebut karena memiliki ketertarikan dengan isu lingkungan dan kebetulan topik yang diangkat sama dengan skripsinya. Ia pun berharap jika suatu saat nanti Fisipol juga akan memberikan wadah yang lebih luas bagi mahasiswanya untuk belajar tentang lingkungan, salah satunya dengan mengadakan kompetisi dengan isu yang sama.
“Nah sebenarnya ini juga menarik karena di tahun ini Fisipol juga ada beberapa program tentang isu lingkungan seperti hibah skripsi kemarin itu tentang green society, kebetulan juga saya mendapat hibahnya,” ucap Mahardhika. (/WP)