Muhammad Hasan dan Soni Triantoro adalah dua dari sekian banyak pemuda kreatif yang berhasil memanfaatkan platform online menjadi wadah karya mereka. Keduanya adalah content creator yang berhasil menjadi entrepreneur. Hasan dengan akun Instagram dan YouTube-nya (hasanjr11), sedangkan Soni dengan media online Warning Magazine dan Hipwee. Keduanya sepakat bahwa menyediakan konten yang sesuai dengan tren dan minat konsumen adalah kunci keberhasilan memenangkan perhatian 132 juta pengguna internet di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam talkshow “Platform Online: Antara Ide Kreatif dan Monetisasi”, Rabu (15/11) yang menjadi rangkaian acara Kampung Sospol untuk memperingati Dies Natalis ke-62 Fisipol.
PUB
Menjadi benua dengan total populasi tertinggi di dunia, Asia menjadi rumah bagi masyarakat miskin terbanyak di dunia. Hal ini lantas berdampak pada kualitas kesejahteraan sosial penduduk Asia, utamanya dilihat dari variabel kesenjangan sosial yang terjadi.
Keprihatinan terhadap isu tersebut kemudian disuarakan dalam International Conference yang bertajuk ”Social Development in Asia”. Konferensi internasional yang diprakarsai oleh Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fisipol UGM bekerja sama dengan KAPSTRA ini merupakan bagian dari rangkaian acara Dies Natalis PSdK ke-60. Kegiatan ini utamanya menyoroti peran dari berbagai aktor seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil dalam menciptakan pembangunan sosial di Asia dalam berbagai sektor seperti kesehatan, perumahan, dan jaminan sosial.
Pengajar dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) UGM Samsul Maarif mengajak mahasiswa dan semua perangkat kampus untuk memerangi stigma negatif terhadap penghayat kepercayaan. Hal ini dinyatakan dalam acara Diskusi MAP Corner-Klub bertema “Agama Lokal, Negara, dan Politik Kewargaan,” Selasa (14/11) di Lobby MAP, Sekip. “Yang melegitimasi stigma bagi para penganut kepercayaan adalah kampus. Melalui pendidikan, semua kepercayaan termasuk adat disamakan menjadi animisme. Animisme digunakan untuk mengacu pada kelompok-kelompok terbelakang, orang-orang yang primitif. Lalu kita berpikir mereka berhak kita didik,” terang Samsul.
Dalam rangka merayakan hari lahirnya yang ke-62, Fisipol UGM akan mengadakan Internasional Seminar on Social and Political Sciences (ISSOCP). Tema besar yang akan diangkat adalah “Trust-building in Digital Revolution” (Membangun Kepercayaan dalam Revolusi Digital). Ketua Dies Natalis Fisipol tahun ini I Gusti Ngurah Putra mengatakan bahwa seminar ini adalah tradisi tahunan untuk mempertemukan para ilmuwan. “Yang akan ditonjolkan dari Dies (Natalis) tahun ini adalah seminar. Oleh karena itu, panitia tahun ini, dari Departemen Komunikasi, berusaha untuk merintis suatu tradisi baru, yaitu seminar internasional,” ujar Ngurah. Acara ini memang merupakan suatu terobosan baru setelah pada tahun-tahun sebelumnya seminar selalu dilaksanakan pada tingkat nasional.
Dari 10.268 orang yang menyandang disabilitas di Kabupaten Sleman, perempuan selalu berada pada kondisi yang lebih buruk baik dari segi pendidikan, pekerjaan, serta akses publik. Hal ini disampaikan oleh Nuning dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) di acara “Academic Roundtable Discussion: Ekspose Profil dan Pemetaan Kebutuhan Perempuan Disabilitas Kabupaten Sleman Tahun 2017”.
Bekerja sama dengan Resarch Centre for Politics and Government (PolGov) dan Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP), acara ini membahas isi draf profil perempuan penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman yang dibuat oleh HWDI. “Isi dari profil ini sangat dibutuhkan karena keterbatasan data perempuan penyandang disabilitas. Harapannya, kesadaran masyarakat dan pemerintah semakin meningkat sehingga perempuan penyandang disabilitas bisa menjadi subyek pembangunan, bukan hanya obyek,” ujar Nuning. Ia percaya bahwa pembuatan profil ini akan meningkatkan aksesibilitas fisik bagi penyandang disabilitas di masa depan, disertai penguatan prinsip-prinsip inklusi dari masyarakat sehingga partisipasi penyandang disabilitas dapat meningkat. Kesetaraan gender juga menjadi tujuan dari proyek ini.
“Saya nggak tertarik kerja di politik,” ujar Abdul Latif Algaff, alumni Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) Fisipol yang hadir pada acara One Week One Alumni, Jumat (10/11) di Gedung BA Ruang 207.
Latif biasa ia dipanggil merupakan seorang Direktur Dana Pensiun di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Dulunya, ia adalah seorang mahasiswa yang aktif berkecimpung di beberapa organisasi atau biasa disebut sebagai aktivis. Baik organisasi tingkat jurusan, universitas, hingga yang lebih tinggi lagi tingkatannya pernah Latif jajaki.
Selasar Barat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Kamis (9/11) mendadak bernuansa Asia Timur. Dengan berbagai tulisan berkasara Mandarin, Hangeul, serta Kanji ataupun hiasan gantung berbentuk pernak-pernik oriental dilengkapi dengan alunan musik dari Asia Timur, Center for East Asian Research and Studies (CEARS) Fisipol UGM membawa atmosfir Cina, Jepang, dan Korea ke Fisipol melalui East Asian Festival (EAF) 2017.
Memiliki tema besar bertajuk “Journey to the Past”, EAF kali ini mengambil bahasan terkait kerajaan-kerajaan besar yang ada di Asia Timur. Hal ini terepresentasi dari stan-stan khusus yang disediakan oleh EAF yang membahas secara detail tiap-tiap negara di Asia Timur. Misalnya saja, stan Jepang yang menggambarkan Kerajaan Jepang dalam pembabakan waktu era Restorasi Meiji. Dalam stan ini, selain pengunjung dapat menuliskan pengharapannya, juga terdapat berbagai permainan tradisional seperti Kendama (cup-and-ball game) hingga buku-buku keluaran penulis kenamaan Jepang seperti Norwegian Woods milik Haruki Murakami dan Naomi oleh Junichiro Tanizaki.
Semakin berkembangnya lembaga amal seperti Lazismu (Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah), Lazisnu (Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama), Dompet Dhuafa, ataupun Rumah Zakat adalah satu satu indikator bagaimana agama berperan dalam kesejahteraan masyarakat. Dompet Dhuafa misalnya, memberikan kontribusinya dalam menyalurkan beasiswa pendidikan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. Melalui diskusi yang bertajuk “Faith and Welfare in The Changing Global Context”, Dr. M. Falikul Isbah akan menjelaskan realitas ini secara detail. Diskusi yang diselenggarakan oleh Departemen Sosiologi pada Rabu (08/11) ini juga menghadirkan Prof. John Murphy sebagai pembicara.
Divisi Advokasi Dewan Mahasiswa (Dema) Fisipol kembali mengadakan diskusi yang bertajuk “Menjadi Mahasiswa Zaman Now”, Selasa (7/11) di Selasar Barat Fisipol. Diskusi dimulai pada pukul 11.00 WIB dengan menghadirkan Badrul Arifin, Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik 2013 yang menjabat Pimpinan Advokasi dan Propaganda Dema Fisipol, serta Arman Dhani sebagai kontributor tetap media daring tirto.id. Acara dipandu oleh Dimas Hatta dari Departemen Politik dan Pemerintahan 2016 sebagai moderator. Diskusi ini merupakan bagian dari acara Pameran Beasiswa dan Komunitas yang digelar di Fisipol sejak Senin (6/11).
Guna mempersiapkan mahasiswa dalam pengaplikasian skripsi karya sebagai prasyarat kelulusan, Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Korps Mahasiswa Komunikasi (KOMAKO) UGM menggelar rangkaian diskusi bulanan dalam tajuk “Bentuk dan Esensi Makna Karya di Bidang Komunikasi”. Pada seri terakhir diskusi bulanan ini, topik yang diangkat adalah “Blogger: Produksi, Variasi, dan Evaluasi Kampanye Digital” yang diisi oleh Arif Lukman Hakim, seorang blogger kenamaan Yogyakarta. Diadakan pada Senin (6/11) di Ruang Sidang Departemen Ilmu Komunikasi, diskusi ini diikuti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi dari berbagai jenjang.