Selasar Barat Fisipol lagi-lagi menjadi saksi kemeriahan dari acara Dies Natalis ke-60 Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK). Setelah banyak rangkaian kegiatan dilaksanakan, malam minggu kemarin menjadi ajang bagi alumni departemen PSdK atau yang dulunya bernama Sosiatri untuk kembali bernostalgia. Tema besar Dies Natalis PSdK kali ini ialah Harmonisasi untuk Pembangunan yang berkeadilan. Sedangkan untuk tema dari Temu Alumni yang diselenggarakan pada Sabtu, 28 Oktober 2017 ialah “Dari Kita Untuk Kita”.
PUB
Workshop Candradimuka sebagai salah satu rangkaian dari kegiatan Ajisaka digelar pada Sabtu, (28/10) di Gedung BA 101, Fisipol. Workshop ini disponsori oleh Dentsu Aegis Network, dengan tema “Hybrid Marketing Communication”, yang dihadiri oleh Janoe Arijanto (CEO Dentsu One), Wisnu Satya Putra (Head of Isobar Indonesia), dan Raymond (Creative Director Dentsu Digital Division) sebagai pembicara dengan materi yang berbeda-beda. Peserta acara tersebut ialah finalis Ajisaka, dan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Salah satu materi yang dibahas dalam workshop ini adalah “Digital Transformation and Social Campaign” oleh Wisnu Satya Putra. Dalam kesempatan tersebut Wisnu menjelaskan bagaimana teknologi digital menjadi basis dan mengubah kehidupan saat ini. “Ngomongin digital nggak akan ada habisnya, meskipun dalam waktu satu minggu. Dunia digital sama halnya dengan welcoming new changes yang ada di seluruh dunia.” Tuturnya.
Institute of International Studies (IIS) kembali mengadakan diskusi bulanan yang bertajuk “Religious Populism in the United States and Indonesia” (27/10). Diskusi kali ini mengundang Robert W. Hefner (Direktur Institute on Culture, Religion, and World affairs, Boston University) sebagai pembicara utama.
Penyebaran gerakan populis menjadi isu yang ramai diperbincangkan. Kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat merupakan pertanda meningkatnya gerakan populisme di negara Barat yang berpijak pada kebencian terhadap kaum imigran dan komunitas islam. Di Indonesia, populisme ini ditandai dengan adanya gerakan Aksi Bela Islam yang menuntut pemenjaraan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok, atas tuduhan penistaan agama.
Ajisaka sebagai ajang kompetisi komunikasi mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa Komunikasi (KOMAKO), berakhir pada Sabtu (28/10). Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Bulan Agustus, ditutup dengan malam penghargaan. Bertempat di The Heritage Place-Eastparc Hotel, Malam Penghargaan Ajisaka digelar dengan mengangkat tema “The Warmth of Jogja”. Sebagai acara puncak, awarding ditujukan untuk mengumumkan dan memberi penghargaan kepada para finalis yang berhasil menjadi juara dalam 4 jenis kompetisi (Arjuna, Kresna, Prahasta, dan Sadewa). Jika ditotal, terdapat 17 penghargaan diberikan kepada para juara baik tim/individu.
Mendengar kata skripsi, apa yang ada di benakmu? Setumpuk kertas berisikan penelitian ilmiah? Atau terlalu takut untuk memikirkannya? Tenang, skripsi tidak semenakutkan itu, kok! Bahkan mahasiswa sekarang bisa lulus dengan skripsi karya magang, lho!
Menurut buku panduan Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang menjadi tugas akhir dari mahasiswa. Dimana dalam karya tulis ini diawali dengan adanya penelitian ilmiah yang hasilnya menjadi bahan untuk skripsi. Namun, selain skripsi karya tulis, juga terdapat skripsi karya yang menerapkan dimensi praktis yang lebih kuat. Adapun bentuk-benutk skripsi karya adalah artikel jurnal, kertas kebijakan (policy paper), naskah akademik, film/video dokumenter, dan laporan magang.
Ruang BA 202 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) mendadak bernuansa Prancis. Bagaimana tidak, semua orang di dalamnya mencoba menuturkan diri mereka dalam Bahasa Prancis. Kegiatan ini terangkum dalam Kelas Bahasa Prancis yang diadakan oleh Fisipol untuk para civitas akademikanya. Kelas ini berdurasi 90 menit dengan dua kali pertemuan tiap minggunya. Begitu aktif saat kelas berlangsung, dua puluh peserta kelas sendiri berasal dari beragam latar belakang dan usia.
Sejak ditetapkannya Undang-Undang (UU) Nomor 19 tahun 1950, pemerintah pusat telah mengesahkan Yogyakarta sebagai daerah istimewa. Dengan keistimewaannya ini tentu Yogyakarta mendapat beberapa keuntungan, salah satunya adalah dana istimewa yang didapatkan setiap tahun. Namun, dengan keistimewaanya ini tidak lantas membawa Yogyakarta pada kondisi yang makmur. Seperti yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 bahwa ketimpangan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada pada angka 0,43 melebihi angka ketimpangan nasional. Padahal di tahun yang sama, DIY mendapat kucuran dana istimewa sebesar Rp 853,90 miliar, lebih besar dari tahun 2016 yang hanya 547,45 miliar.
Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke 60, Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) mengadakan serangkaian acara. Salah satunya adalah pameran yang beratujuk “Community Development (ComDev) Expo”. Dengan mengusung tema besar Harmonisasi Untuk Pembangunan Sosial yang Berkeadilan, pameran ini menghadirkan kurang lebih 40 sampai 42 kelompok dampingan, mulai dari berbasis komunitas hingga Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
Pembukaan pameran pada Selasa, 24 Oktober ini ditandai dengan pemotongan pita oleh Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Erwan.Agus Purwanto, M.Si. Selain itu juga sambutan dari Dr. Krisdyatmiko, M.Si., selaku ketua Departemen PSdK dan Didik Susilo selaku Asset 4 General Manager PT. Pertamina sebagai mitra utama acara ini.
Korps Mahasiswa Politik Pemerintahan (KOMAP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), menggelar talkshow bertajuk “Digitalizing Nationality: Dinamika Digitalisasi Indonesia” sebagai bagian dari rangkaian gelaran tahunan, Polgov Days 2017. Kegiatan ini mengundang Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) Agus Susanto, bersama Prof. Dr. Henri Subiakto, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Direktur PT Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, Ph.D menjadi pembicara.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memperkirakan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 ini mencapai 132,7 juta orang. Angka tersebut terhitung cukup tinggi jika disandingkan dengan jumlah populasi Indonesia yang mencapai 262 juta jiwa. Artinya, dapat disimpulkan bahwa separuh dari populasi penduduk Indonesia sudah melek teknologi. Kedepannya, tidak bisa dipungkiri, setiap penduduk Indonesia bahkan dunia akan terhubung dengan jaringan internet. Hal ini didasari atas revolusi teknologi yang begitu cepat merambah hampir seluruh kehidupan manusia. Keadaan ini tentu akan membawa perubahan yang besar di dalam tatanan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan mitigasi resiko dan tata kelola yang tepat guna mencegah perubahan ke arah negatif.