Dari Ekonomi Kreatif ke Reformasi Politik: Kelas Global di FISIPOL

Yogyakarta, 10 Juni 2025 — Program SMU x UGM Summer Course 2025 resmi memasuki sesi perkuliahan akademik pada Selasa, 10 Juni 2025, yang dilangsungkan di kampus FISIPOL UGM dan diikuti oleh 34 peserta, terdiri dari 19 mahasiswa dari Singapore Management University (SMU) dan 15 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Perkuliahan hari itu menghadirkan tiga topik penting yang mencerminkan kompleksitas dinamika sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia, serta disampaikan langsung oleh para dosen dan peneliti terkemuka FISIPOL UGM.

Kelas pertama bertajuk “Creative Economy Industry Development in Indonesia” disampaikan oleh Gregorius Ragil Wibawanto, S.Sos., MAPS., membahas perkembangan industri ekonomi kreatif sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional berbasis inovasi dan budaya. Dilanjutkan dengan sesi kedua “Circular Economic in Indonesia” oleh Suci Lestari Yuana, S.IP., M.I.A., yang menyoroti potensi dan tantangan implementasi ekonomi sirkular dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan sistem produksi. Sesi ketiga ditutup dengan kuliah reflektif berjudul “The Rise and Fall of Indonesian Political Reform” oleh Dr. Joash Elisha Stephen Tapiheru, M.A., yang mengulas dinamika transisi demokrasi di Indonesia pascareformasi.

Ketiga materi tersebut tidak hanya memperkaya perspektif peserta mengenai realitas Indonesia, tetapi juga menumbuhkan pemahaman lintas disiplin terhadap isu-isu kontemporer di kawasan Asia Tenggara. Dalam konteks pembangunan global, sesi ini mendukung pencapaian SDG 4: Quality Education, karena mendorong pembelajaran kritis berbasis pengalaman lokal yang dibagikan secara transnasional. Materi tentang ekonomi kreatif dan sirkular juga selaras dengan SDG 8: Decent Work and Economic Growth dan SDG 12: Responsible Consumption and Production, karena menekankan pentingnya model ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan. Sementara itu, kuliah tentang reformasi politik memberikan ruang reflektif atas kualitas demokrasi dan kelembagaan politik, yang turut mendukung SDG 16: Peace, Justice, and Strong Institutions. Kegiatan ini menunjukkan peran strategis pendidikan tinggi dalam membangun dialog global, memperkuat jejaring mahasiswa antarnegara, serta menanamkan nilai-nilai kolaborasi, inklusivitas, dan transformasi berkelanjutan dalam menjawab tantangan dunia yang terus berubah.