Sabtu, 18 April 2020, tim Bangan dan tim Caprisa yang masing-masing terdiri dari tiga mahasiswa dari Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom), Fisipol, UGM diumumkan sebagai juara dua dan tiga pada mata lomba yang sama, Issues Management, di ADUIN Fest. Kompetisi tahunan mahasiswa bidang studi Ilmu Komunikasi yang digelar oleh Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Suka) kali ini berbeda daripada sebelumnya. Tahun ini ADUIN Fest digelar dalam skala nasional.
ADUIN Fest tahun ini mengangkat tema pelecehan seksual. Khusus untuk mata lomba Issues Management, peserta lomba ditantang untuk menyusun rencana strategis sebagai humas Garuda Indonesia dalam skenario menghadapi isu pelecehan seksual internal perusahaan tersebut. Masing-masing tim membuat proposal kampanye dan majalah elektronik (e-magazine) mengenai penanganan isu tersebut.
Bintang Felfian, mahasiswa Dikom 2017 dari tim Caprisa, mengaku sempat mendapat kesulitan dalam melakukan kerja tim selama masa pandemi. Kesulitan mencari dan menyatukan ide, komunikasi jarak jauh, dan mengerjakan tantangan lomba bersama, pernah dirasakan oleh timnya. Namun, semua itu berhasil ditaklukan karena motivasi untuk menyelesaikan lomba dengan usaha yang maksimal lebih besar dari kesulitan yang dirasakan. “Kami sempat buntu (kehabisan ide), tapi setelah mengingat tujuan awal mengikuti lomba ini, kami semangat lagi,” tutur Bintang.
Bintang juga mengaku sedikit gugup ketika menjadi finalis lomba. Alasannya, tim saingannya berasal dari universitas favorit di Jawa Barat. Meski begitu, Bintang dan timnya yang terdiri dari Debora Putri Sekaringtyas dan Indah Ramadhani tetap optimis dalam mengikuti rangkaian lomba. Perjuangan mereka membuahkan hasil manis. Mereka menyabet juara tiga dalam lomba ini. “Kami membuat program kampanye internal #BersamaKitaLawan bagi pegawai Garuda Indonesia sebagai komitmen perusahaan dalam meyakinkan karyawannya untuk berani melawan pelecehan seksual secara kolektif,” jelas Bintang.
“Adanya pandemi bukan berarti kita harus berhenti,” ungkap Fahira Meutia, anggota tim Bangan. Fahira mengatakan kondisi pandemi tidak menyulitkan timnya dalam mengerjakan tantangan lomba. Menurutnya, ikatan antaranggota di dalam timnya yang sudah terbentuk kuat membuat mereka saling memahami. Mereka mengetahui performa kerja setiap orang. Meski begitu, Fahira mengaku harus menyesuaikan waktu setiap kali akan mengerjakan tugas lomba, karena salah satu anggota timnya berada di Bali.
Tim Bangan yang terdiri dari Fahira, Tia Noor Larasati, dan I Dewa Ayu Diah Purwa itu berhasil memperoleh juara kedua dengan menawarkan kampanye #GarudaBangkit. Tim Bangan merekomendasikan pemecahan masalah isu pelecehan seksual di Garuda Indonesia dengan recalling atau mengajak masyarakat untuk mengingat kembali kiprah positif dari perusahaan maskapai penerbangan Indonesia itu. “Kami menggunakan pendekatan stakeholder dan media untuk mengurus krisis yang terjadi,” tutur Fahira.
Fahira dan Bintang mengatakan ada beberapa perubahan dari pelaksanaan rangkaian acara ADUIN Fest. Beberapa kegiatan ditiadakan dan sistem penjuriannya dilakukan secara daring. Pengumuman pemenang juga dilaksanakan secara daring melalui akun Youtube ADUIN Fest. Fahira menceritakan tentang perubahan sistematika lomba. “Rundown-nya berubah, jadi maju-mundur, ada yang mendadak juga,” kata mahasiswi asal Yogyakarta ini.
Sejak 16 Maret 2020, UGM telah menerapkan pembelajaran daring bagi para mahasiswa. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini mengharuskan semua kegiatan dilakukan dari tempat tinggal masing-masing. Tak jarang, mahasiwa merasa jenuh dan kurang termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Tim Caprisa dan tim Bangan berhasil menunjukkan bahwa pandemi tidak menjadi halangan untuk tetap berprestasi. Mereka sukses mengharumkan nama almamater meski di dalam kondisi yang sedang tidak pasti. Salut untuk Fahira, Bintang, dan timnya! (/nif).