Fisipol Run 2017:
Lari bareng Dekanat Fisipol UGM
2.jpg)
Yuk ikuti lari sore bersama dekanat Fisipol UGM. Terbuka bagi seluruh civitas akademika.
Tiada kata terlambat untuk hidup yang lebih sehat. Salam olahraga!
One Run Can Change Your Day,
Many Runs Can Change Your Life
Setiap Jumat Pukul 15.30 WIB
Titik temu: Selasar Barat Fisipol UGM
Mahasiswa, Karyawan, dan Dosen Fisipol UGM
Lokasi: Selasar Barat Fisipol UGM
Registrasi:
Kontak:
Waktu: 2017-10-13 08:30:00 – 2017-10-13 10:00:00
Informasi:
Notes:






Imam Muhammad Ashafa dan Pastor James Wuye adalah dua pemuka agama yang bekerjasama mengatasi konflik-konflik bernuansa agama dan etnis di Nigeria.
Melalui Pusat Mediasi Antar-Iman (Interfaith Mediation Center), lembaga yang mereka dirikan, keduanya berjasa mengembangkan bina-damai dan tata kelola pemerintah yang inklusif, tidak saja di Nigeria atau Afrika, tapi juga dunia.
Jumat, 6 Oktober 2017
15.00 – 18.00 WIB
Institut Français Indonesia / Lembaga Indonesia Prancis
Jalan Sagan 3, Yogyakarta
Pembahas:
Elga Sarapung dan Diah Kusumaningrum
Moderator:
Zainal Abidin Bagir
Registrasi:
bit.ly/ImamPastorScreening
TEMPAT TERBATAS
Info Lebih Lanjut :
publication.iis@ugm.ac.id
facebook.com/IISUGM
0838-7255-1551 (Pandu)
Sejak pertengahan bulan September 2017, film yang disutradarai oleh Arifin C. Noer tentang peristiwa 30 September kembali menjadi perbincangan hangat. Anjuran Jenderal TNI AD Gatot Nurmantyo menjadi pemicunya. Bagai gayung bersambut, berbagai organisasi dan stasiun TV turut memutar film tersebut. Namun tidak sedikit yang menentang pemutaran film itu kembali. Di tengah polemik, Presiden Joko Widodo mengusulkan untuk membuat film sejarah 65 itu dalam versi “milenial”.
Industri film sekarang telah meningkat pesat dan menjadi salah satu ladang untuk meraup pundi-pundi uang. Di sisi yang lain film sebagai karya seni memang bisa menjadi bagian dari tujuan politis pembuatnya. Film seringkali digunakan oleh penguasa untuk menguatkan hegemoni mereka. Namun ruang demokrasi yang cukup terbuka memungkinkan para pembuat film alternatif untuk menawarkan wacana baru. Walaupun dalam beberapa kasus, pemutaran film alternatif tersebut mendapatkan resistensi.
Apa yang membuat pemutaran film G30/S sekarang menjadi polemik? Bagaimana film digunakan untuk tujuan politik? Apakah dalam sejarah Indonesia, film kerap digunakan sebagai alat ideologis negara? Kondisi seperti apa yang memungkinkan film dijadikan komoditas politik? Bagaimana kontestasi ideologis dalam perfilman Indonesia saat ini? Apa implikasinya? Dan bagaimana perkembangan film-film alternatif di Indonesia sekarang?
Mari mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan di atas dalam diskusi MAP Corner-Klub MKP 03 Oktober 2017 pukul 15.00 wib dengan tema “Film dan Ideologi Politik”. Diskusi tersebut akan dipantik oleh: Tri Guntur (Penulis buku Kuasa, Stigma, dan Represi Ingatan ) dan Suluh Pamuji (Kurator & Koordinator Progam “Klub DIY Menonton).
Mari Merapat! Gratis untuk umum dan Nikmati jajanan sore!
MAP Corner-Klub MKP UGM
Website: 
.jpg)