Yogyakarta, 26 Desember 2022–Mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM, Ubaidillah Hanif dan Faelsa Savana Adiba Saelendra, berhasil meraih Juara 1 Business Plan Competition dalam kegiatan Unsika National Innovation Challenge 2022 pada Oktober lalu. Keduanya juga dibersamai oleh rekan satu tim dari prodi lain, yaitu Achmaludin Taufan Azmi dari Kehutanan dan Aldi Hendrawan dari Akuntansi.
Kompetisi tersebut diadakan oleh Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sejak awal bulan September hingga final pada akhir September. Rencana bisnis yang dilombakan adalah rancangan produk herbal untuk menunjang kesehatan keluarga Indonesia. Ide ini didasari oleh dua hal, yang pertama terkait kesadaran masyarakat yang meningkat akan kesehatan setelah pandemi, dan yang kedua adalah geliat ketertarikan masyarakat terhadap budidaya tanaman dari rumah pasca pandemi seperti hidroponik.
“Kita melihat belum banyak praktik atau paket budidaya yang menyediakan komoditas tanaman herbal, jadi kita ingin menjawab dua ide dasar tersebut sekaligus sehingga kita membuat rancangan satu paket budidaya tanaman herbal,” kata Ubaidillah.
Ubaidillah atau dipanggil Ubed, menceritakan proses yang dilalui untuk mengikuti kompetisi tersebut, mulai dari ideasi hingga menyusun proposal. Penyusunan proposal juga cukup kompleks, selain memuat model bisnis dan rancangan keuangan serta rancangan pemasarannya, juga sampai ke detail desain produknya.
Kemudian setelah lolos final, Ubed juga menyampaikan sempat menemui kendala dana saat akan pemberangkatan ke Karawang. Pasalnya, fakultas hanya memfasilitasi mekanisme pengajuan insentif juara, belum memberikan akomodasi keikutsertaan lomba.
“Saat itu, kita masih berangkat pakai uang sendiri waktu pengumuman finalnya, kita belum tahu apakah mendapat juara atau tidak, tapi kita nekat karena kita yakin akan juara 1, kita berangkat sendiri dan Alhamdulillah juara 1,” tuturnya.
Savana merespon dengan sangat bangga atas perjuangan diri sendiri dan tim dalam bekerja sama mendapatkan juara. Namun demikian, menurutnya, lomba yang baik adalah lomba yang selesai. Ia bersemangat mengikuti kegiatan di luar kampus untuk mengembangkan skills dan mencoba menantang diri sendiri.
“Harapannya bisa lebih berani mengambil kesempatan mengikuti lomba/kegiatan lain di luar dunia perkuliahan yang bisa mengasah skills diri sendiri,” ungkapnya.
Begitu pula Ubed, ia berpesan untuk teman-teman mahasiswa bahwa kesempatan pengembangan diri sudah terbuka lebar dan salah satu sarananya adalah dengan berkompetisi.
“Berkompetisilah, berlombalah, raih sebanyak mungkin prestasi semasa kita di kampus, karena itu adalah salah satu sarana pengembangan diri yang menurutku cukup optimal,” ucap Ubed. (/WP)