Meluasnya Pandemi Covid-19 di Indonesia, memicu berbagai masalah dalam berbagai sektor. Dalam hal ini, berbagai kegiatan yang biasa dilakukan secara luring, kini harus beradaptasi dengan sistem daring. Bidang riset dan penelitian juga turut terganggu dengan merebaknya pandemi ini, berbagai riset lapangan yang sebelumnya dilakukan secara langsung, kini perlu meminimalisasi interaksi fisik antara peneliti dengan responden.
Situasi pandemi dan metode penelitian alternatif
Aspek kesehatan dan keselamatan saat pandemi menjadi prioritas setiap individu, tidak terkecuali mahasiswa. Terbatasnya ruang gerak, kesulitan keluar rumah, dan ketatnya berbagai aturan kesehatan menjadi pemicu kegalauan para mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Secara umum, situasi pandemi telah menyebabkan kesulitan nagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian lapangan atau riset kualitatif secara fisik seperti wawancara dan observasi. Padahal, jika melihat situasi saat ini rata-rata metode penlitian mahasiswa S1 khusunya departemen politik-pemerintahan adalah penelitian kualitatif lapangan dengan sumber data primer (Savirani, 2020).
Meskipun situasi pandemi seolah mengancam kemandekan skripsi, nyatanya terdapat beberapa opsi metode penelitian alternatif bagi mahasiswa. Dalam hal ini, Amalinda Savirani menjelaskan tiga metode riset yaitu metode penelitian analisa wacana, big data sederhana, dan kajian pemikiran. Poin penting dalam ketiga metode tersebut adalah penggunaan basis data sekunder dan metode desk study untuk menggantikan kegiatan field work.
Metode analisa wacana berfokus pada kajian kebahasaan (ekspresi kata, ekspresi argumen, dan alur pikir di dalamnya). Dalam menggunakan metode ini, seorang peneliti juga harus berfokus pada suatu ide/gagasan utama suatu wacana. Metode kedua yaitu penelitian big data. Metode ini memiliki beberapa tipe dimana mayoritas mahasiswa S1 menggunakan tipe descriptive analytics. Tipe ini merupakan bentuk analisa deskriptif yang menjawab pertanyaan “what happened?”. Selanjutnya metode yang ketiga adalah penelitian kajian pemikiran. Penelitian ini dilakukan dengan memilih seorang tokoh dan menentukan pokok pemikiran yang dianalisa dengan berbagai pendekatan terkait kajian pemikiran, contohnya sosiologi pemikiran.
Penelitian berbasis desk study memang menjadi tawaran solusi bagi mahasiswa pejuang skripsi. Berbagai metode yang dijelaskan sebelumnya juga memanfaatkan kemudahan digital untuk mendukung riset mahasiswa, seperti memanfaatkan internet sebagai media untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini, metode big data memanfaatkan google trends dan eventregistry sebagai tools untuk pengumpulan sumber data. Sedangkan untuk metode analisa wacana dan kajian pemikiran juga dapat memanfaatkan berbagai sumber pustaka yang ada di internet seperti artikel dan berita. Hal ini juga selaras dengan pendapat yang disampaikan Ma’mun Murod (2020), menurutnya bagi mahasiswa yang suka penelitian kualitatif, dapat menggunakan metode studi pustaka salam situasi pandemi ini (Amar, 2020).
Tips konsisten dalam mengerjakan skripsi
Tidak dipungkiri mengerjakan skripsi menjadi momen perjuangan mahasiswa yang cukup panjang dan melelahkan. Seringkali, mahasiswa mengalami kebingungan atau tergoda dengan topik-topik lain ketika di tengah jalan. Meskipun sulit, mahasiswa yang ingin lulus mau tidak mau harus menyusun skripsi sebagai syarat utama keinginan tersebut. Mengingat pentingnya skripsi bagi mahasiswa, tidak sedikit orang yang justru menganggapnya sebagai beban. Bahkan, dalam riset Muhammad Solih Nasution, dkk mengenai “pengaruh penulisan skripsi terhadap simtom depresi dan simtom kecemasan pada Universitas Muhammadiyah Sumatra Angkatan 2014” menunjukkan bahwa dari 84 subjek penelitian, terdapat 76 orang yang mengalami simtom kecemasan dengan level sedang dan ringan (Khalika, 2019).
Kendati demikian, terdapat beberapa tips yang diberikan Amalinda untuk menjaga kosistensi kita dalam mengerjakan skripsi. Pertama, pilih topik yang disukai, dengan memilih topik yang kita suka, setidaknya ada pemicu semangat untuk mengerjakan skripsi. Kedua, perjelas instrumen, bab, dan metode, langkah kedua ini dapat membantu fokus mahasiswa agar tidak bergeser ke topik lain saat mengerjakan skripsi. Jika masih bingung, mahasiswa dalat melakukan langkah ketiga, yaitu pilih topik yang sedang hangat atau trending. Dengan langkah ini, sumber data yang dibutuhkan biasanya lebih mudah diperoleh.
Mengingat situasi pandemi yang sulit ditambah beban skripsi yang berat memang menjadi tatangan tersendiri. Namun, seperti kata pepatah “dimana ada kemauan, disitu ada jalan” mengingatkan kita bahwa satu-satunya yang harus dilakukan adalah berusaha. Oleh sebab itu, buang jauh-jauh alasan pandemi dalam mengerjakan skripsi. Semangat dan sukses para pejuang pandemi! (/mdn)
Referensi:
Amar, F. (2020, April 19). Republika.co.id. Retrieved from Republika.co.id: https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q9168w385
Khalika, N. N. (2019, Januari 05). Tirtoid. Retrieved from Tirtoid: https://tirto.id/depresi-karena-skripsi-kampus-dosen-wajib-menolong-mahasiswa-ddqy
Savirani, A. (2020, September 09). Menulis Skripsi di Era Pandemi. sleman , Yogyakarta, Indonesia.