Dalam merespons krisis global dan perkembangan politik keamanan di wilayahnya, pemerintah Indonesia perlu melihat dua rekomendasi kebijakan berikut ini. Pertama, ASEAN perlu lebih berani dalam merumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang memiliki keberpihakan yang jelas. Keberpihakan yang jelas dapat merujuk pada prioritas strategis bersama, hukum internasional, mekanisme, atau permasalahan fundamental bagi ASEAN. Sebagai konsekuensi dari hal ini, ASEAN harus menghadapi dan menanggapi isu-isu yang sensitif seperti berkembangnya mini-lateralisme AUKUS (pakta keamanan trilateral antara Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat) dan QUAD (Quadrilateral Security Dialog, forum keamanan strategis antara Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat).
Kedua, mengingat posisi kawasan ASEAN yang strategis, ASEAN perlu menguatkan pendekatan trust-building dalam hubungan-hubungan diplomatiknya. Ini membutuhkan semua pihak untuk membangun kedekatan dengan sesama negara ASEAN, mitra dialog, tidak terkecuali Cina dan Amerika Serikat. Para pemimpin perlu menciptakan kondisi di mana kepercayaan dapat tumbuh sehingga dialog yang berjalan dapat bertransformasi menjadi kebijakan yang responsif dan tepat guna. Kedua rekomendasi ini bertujuan merespons kesulitan ASEAN untuk menunjukkan legitimasinya.
Policy Brief Edisi Kedua dengan tajuk “Hadirnya Rivalitas Kekuatan Besar: Masih Relevankah ASEAN?” dapat diakses melalui tautan berikut: Policy Brief #2 – Hadirnya Rivalitas Kekuatan Besar-Masih Relevankah ASEAN