Dengan mengusung tema ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ pada periode keketuaannya di ASEAN tahun 2023, Indonesia berupaya meneguhkan kembali peran dan relevansi ASEAN di tengah dinamika geopolitik dunia. Indonesia juga berambisi mendorong ASEAN sebagai sebuah kawasan yang dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi untuk mewujudkan kemakmuran dan meningkatkan ketahanan ekonomi kawasan, dari segala potensi dinamika geopolitik dampak persaingan major powers di Asia Tenggara dan Indo-Pasik secara umum.
Seri Policy Brief FISIPOL UGM ini memeriksa isu-isu sentral dalam mewujudkan ASEAN sebagai ‘epicentrum of growth’, khususnya meliputi tiga isu utama: pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pascapandemi, pengembangan ekonomi digital, dan ekonomi berkelanjutan. Di tengah upaya untuk mencapai target-target dalam tiga isu tersebut, ASEAN menghadapi sejumlah tantangan baik kondisi internal maupun eksternal yang saling berkelindan. Tantangan internal yang dihadapi ASEAN bermuara pada disparitas kesiapan dan capaian pembangunan ekonomi antarnegara anggotanya. Sementara, tantangan eksternal berkaitan dengan perkembangan geopolitik mutakhir. Kapasitas kolektif untuk mengelola dinamika geopolitik demi stabilitas kawasan mutlak diperlukan. Di samping itu, negara-negara ASEAN—seperti halnya negara-negara lainnya di belahan bumi lain—masih menghadapi sejumlah tantangan karena perlambatan perkembangan ekonomi global pascapandemi COVID-19.
Policy Brief Edisi Tiga dengan tajuk “Epicentrum of Growth: Percepatan Ekonomi Pascapandemi dan Membangun Resiliensi Ekonomi Kawasan” dapat diakses melalui tautan berikut: Policy Brief #3 – Epicentrum of Growth-Percepatan Ekonomi Pascapandemi dan Membangun Resiliensi Ekonomi Kawasan