“Setiap orang punya waktu 24 jam sehari dan itu tergantung diri kita sendiri mau dihabiskan buat apa” tutur Satria. Satria merupakan mahasiswa Departemen Politik Pemerintahan Fisipol UGM angkatan 2018 yang belum lama ini menjuarai kompetisi podcast nasional sebagai juara ketiga. Kompetisi ini diadakan oleh sekolah vokasi IPB yang mengangkat tema mengenai lingkungan. Dalam podcastnya satria memilih tema mengenai sampah, dan ternyata berhasil membawanya menjadi juara dalam perlombaan tersebut.
Satria mengungkapkan bahwa ketertarikannya dalam dunia podcast diawali dari sekedar hobi yang ia tekuni sejak kelas 11 SMA. Menurutnya, bentuk podcast yang portable, aksesnya mudah dan personal memiliki daya tarik sendiri baginya. Selain itu, satria juga mengikuti perkembangan podcast sudah sejak lama “Dulu podcast itu personal, orang membawa keresahannya sendiri lalu diceritakan dalam podcast itu. Kalau sekarang agak beda ya, misal seperti podcast Raditya Dika yang sekarang terkenal itu kan mengundang orang, jadi lebih soal argumen orang lain gitu” tuturnya. Dari hobi mendengarkan tersebut satria mulai berani mencoba membuat podcasntnya sendiri. Sekedar dengan belajar otodidak bagaimana membuka perbincangan, lalu soal closing dan soal bagaimana membuat pembicaraan tidak membosankan, menjadi perkembangan sedikit demi sedikit seiring perjalanan waktu.
Selain menjalani aktivitas akademik sebagai mahasiswa, Satria juga cukup aktif dalam organisasi. Saat ini ia menjadi ketua organisasi mahasiswa daerah dari kota Surakarta yaitu Gamakarta. Dalam organisasi ini, Satria juga turut mengkoordinir terbentuknya Podcast Gamakarta yang membahas berbagai topik yang menarik. Dalam kesibukan antara organisasi dan akademik, menurut Satria, pembagian waktu tidak perlu dilakukan dalam konsep yang rigid misalkan senin-jumat untuk belajar dan sabtu-minggu untuk refreshing. Menurutnya, kegiatan membagi waktu bisa dilakukan dengan menjalaninya secara santai, dalam artian sambil belajar mana yang harus dilakukan terlebih dulu, dan mana yang harus diprioritaskan.
Seringkali dalam memulai sesuatu, banyak orang merasa ragu-ragu dan takut gagal. Mengatasi hal tersebut, Satria mengungkapkan bahwa insecurities atau ketakutan hanyalah sesuatu yang sebenarnya kita buat sendiri dan itu tidak perlu terlalu dipikirkan. “Seringkali sebelum memulai sesuatu kita terlalu memikirkan kemungkinan terburuknya dulu, dan itu membuat kita ngga akan berkembang, menurutku penting untuk tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain. Dalam artian ini kita menganggapnya sebagai masukan tidak apa-apa, tapi jangan sampai hal itu menjadikan kita takut, karena kebahagiaan kita adalah nomor satu” tutur satria. Selain itu, satria juga mengungkapkan bahwa dalam berkarya pasti ada yang suka maupun yang tidak suka. Dalam hal ini, ketika berkarya yang penting adalah bagaimana membuat orang-orang yang menyukai kita tetap suka, dan untuk orang-orang yang tidak suka kita buat menjadi suka, dengan cara-cara dan pendekatan yang baik juga menarik. (/Mdn)