Tumbangnya rezim Orde Baru (Orba), menjadi titik awal lahirnya sistem demokrasi di Indonesia. Cerita tentang rezim otoriter seolah hilang bersamaan dengan lahirnya kekuasaan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Sistem demokrasi ini diharapkan mampu membawa kesejahteraan bukan hanya bertumpu pada kelompok elit pemerintahan, tetapi juga menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mengacu pada prinsip yang ditawarkan oleh sistem demokrasi itu sendiri dimana rakyatlah yang memegang penuh atas kontrol publik.
fisipol
Karl Marx muda digambarkan sebagai sosok yang bersemangat dan penuh gairah dalam perlawanan kaum buruh. Bersama sahabatnya Friedrich Engels, Marx muda terus berkarya dan mengkritik para Hegelian muda di Jerman. Kritik tersebut merupakan bentuk usaha menumbangkan penindasan kaum borjuis di Jerman, Perancis, dan London sampai akhirnya menerbitkan Manifesto Partai Komunis pada 1948.
Belajar dari sosok Marx, Rudiyanto (Dosen Universitas Kristen Satya Wacana), yang juga seorang Marxis, mengingatkan pentingnya minat ilmiah kaum muda. “Judul diskusi kita hari ini Kaum Muda, Perlawanan, dan Perubahan Sosial. Saya mau mengingatkan bahwa Marx dan Engels sampai tua tetap radikal, berbeda dengan para Hegelian muda yang penuh keprihatinan dan emosi. Mereka mendasarkan tulisan mereka pada penemuan ilmiah. Jadi, kalau mau memulai perlawanan untuk perubahan sosial, kita perlu mengembangkan pendekatan yang ilmiah sebagai pejuang,” katanya.
Jika mendengar nama Semar dan Petruk pasti pikiran kita langsung tertuju pada cerita pewayangan ribuan tahun silam. Sehingga dua sosok ini sudah tidak begitu populer di kalangan generasi milenial. Namun, bagaimana jadinya kalau dua sosok ini berwujud teknologi Artificial Intelligence (AI)? Menggabungkan dua hal yang mempunyai perbedaan waktu cukup lama, zaman terdahulu dan sekarang.
Keunikan ini ditemukan oleh Lamia Putri Damayanti, S.IP dalam penelitiannya yang berjudul “Praktik Jurnalisme pada Situs Kurasi Berita (Studi Kasus Praktik Jurnalisme BerbasisTeknologi Artificial Intelligence pada Situs Beritagar.id)”. Penelitian ini merupakan satu diantara 65 hasil penelitian yang dipaparkan dalam Fisipol’s Research Days 2017.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii menegaskan tahun 2018 adalah kesempatan emas bagi Indonesia dan Jepang untuk meningkatkan kerja sama. “Untuk merayakan hubungan bilateral Indonesia-Jepang yang ke-60, kita perlu meningkatkan kerjasama di berbagai area. Tugas kami saat ini, bersama dengan pemerintah Indonesia, adalah menciptakan kondisi yang bersahabat,” ujar Dubes Ishii. Komitmen ini diungkapkan dalam Ambassadorial Lecture bertajuk “Kerja Bersama, Maju Bersama: Japan-Indonesia Strategic Partnership” Senin (20/11) yang diadakan Global Engagement Office (GEO) Fisipol bersama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM.
Apa anda adalah salah satu orang yang suka curhat atau marah-marah di sosial media? Mulai sekarang berhenti lakukan itu. Sekarang banyak perusahaan yang menggunakan media sosial sebagai rujukan untuk mengenali calon karyawannya. Jadi mulailah perbaiki konten media sosialmu dengan hal-hal yang berguna.
Melalui Career Preparation Class yang diadakan oleh Career Development Center (CDC) Fisipol UGM, Yudith Dwi Anggraeni membenarkan hal tersebut. Perempuan yang berprofesi sebagai Konsultan Human Resource Development Perseroan Terbatas (PT) Telkom Indonesia ini mengatakan bahwa media sosial menyimpan lebih banyak informasi dibandingkan Curriculum Vitae (CV). Hal ini dikarenakan media sosial lebih konsisten dalam merekam jejak informasi kita. Mulai dari informasi aktifitas, hobi, minat, bahkan sifat dan pola pikir kita bisa tergambar dalam media sosial. “Jadi mulai lihat media sosial anda seperti apa, kalau punya waktu luang hapus postingan yang tidak penting,” jelas alumnus Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM ini.
Bertempat di Selasar Barat Gedung Fisipol UGM (20/11), Dr. Erwan Agus Purwanto selaku Dekan Fisipol telah resmi membuka Fisipol’s Research Days 2017. Dengan mengusung tema “Knowledge for Better Society”, Fisipol’s Research Days 2017 tahun ini menyajikan kurang lebih 60 presentasi hasil penelitian dari dosen, mahasiswa, hingga lembaga atau pusat kajian.
Dalam sambutannya, Erwan menekankan bahwa Fisipol’s Research Day merupakan bagian dari tradisi Fisipol yang harus terus dilestarikan. Erwan juga mengakui, dari tahun ke tahun kualitas penelitian di Fisipol semakin meningkat bahkan mendunia. “Dulu memang kualitasnya masih kurang, tapi sekarang semakin meningkat. Semakin banyak penelitian yang dipost di jurnal internasional,” paparnya. Terakhir, Erwan menegaskan bahwa hasil penelitian-penelitian ini akan digunakan sebagai policy brief dalam menjawab berbagai permasalahan sosial di masyarakat.
Jika berkunjung ke Kampus Bulaksumur Fisipol UGM, ada yang berbeda. Untuk memfasilitasi mahasiswa akan ruang pertemuan yang bisa dipakai atau disewa secara bersama (coworking space), Fisipol UGM membuka sebuah ruang bersama yang kini akrab disebut Digilib Cafe. Digilib Cafe berlokasi di Lantai 2 Gedung Perpustakaan Digital. Hari ini (17/11), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM mengadakan syukuran dalam rangka pembukaan “Digilib Cafe and Student Lounge”.
Digilib Cafe diharapkan dapat menjadi co-working space yang nyaman, sehingga mahasiswa dapat belajar sekaligus bersosialisasi. “Kita akan memberikan sarana untuk belajar, misalnya kewirausahaan. Jadi, kita tarik kegiatan-kegiatan yang ada di Fisipol untuk diadakan disini agar mahasiswa dapat belajar dengan lebih nyaman,” ujar Erwan Agus Purwanto dalam pre soft launching.
Gelaran diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh Social Development (SODET) kembali dilaksanakan Jum’at (17/11). Pada diskusi kali ini, tema yang diangkat adalah Pelayanan Sosial dalam Kondisi Darurat. Bertempat di BA 303, diskusi ini menghadirkan 2 pembicara yang berasal dari Yayasan Society for Health, Education, Environment, and Peace (SHEEP) Indonesia. Kedua Pembicara tersebut bernama Yulia Rina Wijaya selaku Wakil Direktur SHEEP, dan Suparlan selaku Kordinator Bidang Kebencanaan. Dengan dimoderatori oleh Sais selaku dosen muda Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, diskusi tersebut berjalan dengan lancar dan interaktif.
Acara Youth Journalisme Movement sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis 62 Fisipol 2017, telah dimulai sejak Jum’at 18/11. Talkshow Jurnalisme di Era Digital: Peluang dan Tantangan, menjadi pembuka rangkaian acara yang akan berlangsung hingga hingga Minggu (19/11). Talkshow ini menghadirkan Lisa Lindawati (Staff Pengajar Kajian Jurnalisme Departemen Ilmu Komunikasi) sebagai pembicara, dan M. Ramdayanu (Ketua KOMAKO 2017) sebagai moderator. Bertempat di Gedung Yong Ma lantai 3 Fisipol, acara ini dihadiri oleh siswa-siswi SMA di Yogyakarta yang telah mendaftar sebelumnya.
Analisis bibliometric merupakan sebuah metode kuantitatif untuk menganalisis data bibliografi yang ada di artikel/jurnal. Analisis ini biasanya digunakan untuk menyelidiki referensi artikel ilmiah yang dikutip dalam sebuah jurnal, pemetaan bidang ilmiah sebuah jurnal, dan untuk mengelompokkan artikel ilmiah yang sesuai dengan suatu bidang penelitian. Metode ini bisa digunakan di bidang sosiologi, humanities, komunikasi, marketing, dan rumpun sosial lain. Pendekatan yang digunakan dalam analisis bibliometric adalah pendekatan citation analysis untuk melihat 1 artikel yang dikutip oleh 1 artikel lain, dan pendekatan co-citation analysis untuk menemukan 2 artikel atau lebih yang dikutip oleh 1 artikel.