Yogyakarta, 24 Juli 2024─Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (DIHI FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM; Pusat Studi Asia Tenggara, National Chengchi University; Department of Educational and Futures Design, Tamkang University; menyelenggarakan diskusi mendalam berjudul “Strategi KASI (Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN) & Hubungan Indonesia-Korea Selatan.” Acara yang berlangsung secara hybrid ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta, termasuk dosen, staf, dan mahasiswa. Adapun, kuliah umum disampaikan oleh Prof. Gu Bo Kyung dari Busan University of Foreign Studies, bersama dengan Muhammad Rum, dosen dari Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM sebagai moderator.
SDGs 14: Life Below Water
Sabet Juara 1 PR Campaign, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Usung Kampanye Produk Kosmetik Ramah Lingkungan
Yogyakarta, 19 Juli 2024─Indra Maulida Rosyid, Ririent Wijaya, dan Balanca Qolta merupakan tiga mahasiswa dari Departemen Ilmu Komunikasi yang berhasil meraih Juara 1 Lomba Party of Public Relations oleh UIN Sunan Kalijaga. Dengan persiapan selama 2 sampai 3 bulan, Ririent bersama tim mempersiapkan ide kampanye produk kosmetik ramah lingkungan yang bertajuk “Rawat Diri Rawat Bumi”. Kampanye tersebut berusaha menekankan komitmen Oasea Laboratories dalam menjaga ekosistem laut dan menangani limbah kosmetik.
Yogyakarta, 12 Juli 2024─Di zaman sekarang ini, dunia menghadapi disrupsi sebagai konsekuensi dari transformasi digital, pandemi Covid-19, dan perubahan iklim. Berbagai disrupsi tersebut mengubah cara dan pola masyarakat global dalam berinteraksi, berpolitik, dan mempertahankan kehidupan yang berkelanjutan.
Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D., Dekan Fisipol UGM menilai bahwa perguruan tinggi perlu mengambil peran dalam menghadapi disrupsi ini. “Perguruan tinggi perlu memainkan peran yang lebih agresif untuk lebih bisa memahami perubahan yang sedang terjadi dan menawarkan sesuatu untuk menjadi bagian dari perubahan yang terjadi,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berkutat pada konteks substansi saja, tetapi juga perlu mengambil aksi.