Yogyakarta, 7 Februari 2025 – Transformasi digital telah mengubah media digital menjadi ruang untuk berekspresi dan meningkatkan kesadaran sosial-politik, termasuk bagi masyarakat Indonesia. Baru-baru ini, muncul adanya fenomena Swiftiesasi melalui celotehan seorang netizen Maulani (2017) di Twitter yang melontarkan tweet “Lagu Taylor Swift manakah yang paling cocok untuk menggambarkan situasi politik saat ini?”. Swiftiesasi adalah sebuah aktivisme yang dilakukan oleh penggemar Taylor Swift dalam mengekspresikan diri, menyuarakan pendapat tentang berbagai kegelisahan, dan melibatkan diri dalam percakapan publik tentang isu-isu penting melalui platform yang dimilikinya dengan menggunakan analogi karya musik Taylor Swift. Fenomena ini dikaji oleh Brigitta Novia Lumakso seorang peneliti Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Sekolah Pascasarjana UGM dalam tulisannya yang berjudul “Fenomena Swiftiesasi dalam Wacana Peningkatan Kesadaran Isu Sosial-Politik di Indonesia”.
SDGs 9: Innovation and Infrastructure
Hilirisasi terbukti efektif, seperti yang terlihat dari peningkatan ekspor bijih nikel setelah pemerintah melarang ekspor bahan baku mentah pada 2020. Namun, kebijakan hilirisasi juga menghadapi tantangan, seperti perbenturan dengan negara maju yang menganggapnya sebagai proteksionisme. Meskipun demikian, hilirisasi berperan penting dalam mendorong kemandirian ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan pekerjaan, serta membangun ekonomi yang lebih seimbang dan adil.
Artikel ini sejalan dengan capaian pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin ke-9 yang mengedepankan pembangunan industri yang inklusif, berkelanjutan, dan meningkatkan inovasi. Selengkapnya pembahasan tentang agenda hilirisasi dalam menciptakan kemandirian ekonomi negara dapat dibaca dan diakses melalui tautan berikut: https://megashift.fisipol.ugm.ac.id/2024/01/22/agenda-hilirisasi-indonesia-kunci-negara-keluar-dari-kutukan-sumber-daya/
Yogyakarta, 24 Januari 2025─CfDS Fisipol UGM kembali menggelar sesi diskusi dalam acara DigiTalk yang bertajuk “Menelaah Keamanan Siber Sosial : Ancaman Digital Baru Indonesia?”. Diskursus tersebut menelaah permasalahan yang tengah berkembang di tengah transformasi digital yang semakin masif, beriringan dengan maraknya misinformasi secara daring. Oleh karena itu, keamanan siber menjadi hal yang krusial untuk mengintegrasikan antara perlindungan teknologi dengan kesadaran sosial budaya melalui regulasi yang efektif.
Yogyakarta, 23 Januari 2025─Dalam upaya memajukan industri pariwisata Kabupaten Bintan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Bintan tanda tangani perjanjian kerjasama pada Jumat (23/1). Perjanjian kerjasama ini dilakukan dengan tujuan membantu pemerintah Kabupaten Bintan untuk menciptakan model perencanaan pembangunan, secara khusus pembangunan dengan karakteristik wilayah kepulauan.
Dalam sambutannya, Wawan Mas’udi selaku Dekan FISIPOL UGM menyatakan, “Saya kira penting untuk menggabungkan aspek maritim dan nuansa sosiologis lainnya. Semoga dengan ini, kami bisa membantu secara langsung pemerintah Kabupaten Bintan, sekaligus bisa kami akurasikan ke karakteristik spesifik kepulauan dan bisa dikomunikasikan ke pemerintahan pusat. Sebentar lagi akan keluar UU Daerah Kepulauan, siapa tahu Bintan kita jadikan referensi nasional.”
Yogyakarta, 23 Januari 2025─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) tandatangani perjanjian kerja sama dengan Dinas Pariwisata Kalimantan Timur pada Jumat (23/1). Mendasari perjanjian kerjasama ini, FISIPOL UGM dan Dinas Pariwisata Kalimantan Timur membawa misi untuk mengintegrasikan program-program pemberdayaan sosial, pendidikan, penguatan kapasitas sumber daya, dan perencanaan kebijakan dalam penguatan pariwisata, khususnya di wilayah IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Yogyakarta, 12 Desember 2024─Transformasi digital mendorong berbagai sektor, baik pemerintahan, swasta, maupun publik, untuk memanfaatkan data secara optimal. Data yang dikelola dengan baik menjadi aset berharga dalam mendasari pengambilan keputusan, mendorong inovasi, dan mewujudkan pelayanan publik yang efisien. Turut berpartisipasi memimpin diskusi mengenai tren tersebut, pada Kamis (12/12), Center for Digital Society (CfDS) FISIPOL UGM mengadakan diskusi DigiTalk #62 bertajuk “Melihat Potensi Kolaborasi dari Pemanfaatan Data”.
Yogyakarta, 27 November 2024─Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (DMKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kelas tamu bertema Paradiplomasi dan Tata Kelola SDG di Indonesia. Acara yang berlangsung secara daring ini menghadirkan Dr. Ario Bimo Utomo, dosen Hubungan Internasional dari UPN Veteran Jawa Timur, sebagai narasumber utama.
Dalam pemaparannya, Dr. Bimo menyoroti pentingnya pendekatan paradiplomasi oleh pemerintah daerah dalam mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG). Ia menjelaskan bahwa globalisasi kini mendorong aktor lokal, seperti pemerintah kota, untuk mengambil peran aktif dalam isu global. “Globalisasi tidak lagi hanya menjadi domain negara, tetapi juga membuka peluang bagi unit-unit subnasional untuk berkontribusi dalam diplomasi global,” ungkap Dr. Bimo.
Yogyakarta, 18 November 2024—Peneliti sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Amalinda Savirani kali ini menggandeng pakar politik Australian National University, Edward Aspinall dalam karya barunya. Buku berjudul “Governing Urban Indonesia” resmi diluncurkan pada Jumat (15/11) di BRI WORK Fisipol UGM. Buku ini secara khusus menyorot isu penting dalam perkembangan tata kelola perkotaan dan daerah rural dari masa ke masa.
Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi memberikan apresiasi terhadap terbitan buku terbaru karya peneliti Fisipol UGM yang juga hasil dari kolaborasi antar pakar internasional. “Saya ucapkan selamat dan terima kasih atas karya-karyanya, sekaligus mendukung kontribusi Fisipol UGM dalam menyelesaikan isu-isu nasional,” ungkapnya. Ia berharap melalui karya tersebut, nantinya dapat menginspirasi dosen atau peneliti lainnya agar tidak segan-segan membuat karya kolaboratif dengan universita lain.