Yogyakarta, 25 September 2025─Masih dalam rangkaian Visiting Professor bersama Prof. Vedi Hadiz dari University of Melbourne, pada kesempatan kedua ini, Prof. Vedi membawakan topik “Oligarki Setelah Reformasi Berakhir” di Auditorium FISIPOL UGM pada Kamis (25/9). Kuliah umum ini dilaksanakan dalam format hybrid, memungkinkan partisipasi secara langsung maupun daring, yang mencerminkan pentingnya akses terhadap pendidikan di era digital saat ini. Acara ini dimoderatori oleh Dr. Luqman Nul Hakim, dosen dari Departemen Hubungan Internasional FISIPOL UGM.
SDGs
Yogyakarta, 24 September 2025—Prof. Vedi Hadiz, Professor Melbourne University asal Indonesia hadir sebagai tamu kehormatan dalam kuliah umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada. Kunjungannya pada Rabu (25/9) tersebut membahas bagaimana dunia telah memasuki era Popular Discontent, di mana ketidakpuasan masyarakat terhadap pemenuhan hak dan pelayanan menyebabkan kepercayaan terhadap institusi pemerintah dan sistem demokrasi semakin menurun.
Popular Discontent secara harfiah dimaknai sebagai “ketidakpuasan populer”, diterapkan untuk merepresentasikan perasaan tidak puas masyarakat yang banyak dipicu oleh masalah sosial, ekonomi, hingga politik. Vedi memulai kuliah umum dengan menyatakan bahwa demokrasi yang hadir saat ini jauh dari ekspektasi yang dimimpikan. Jika seharusnya demokrasi mampu mengakomodasi kepentingan publik, namun sekarang justru menimbulkan kesenjangan dan ketimpangan.
Yogyakarta, 19 September 2025 — Talent Pitching Batch #9 sukses menghadirkan Ghilman Nafadza Hakim sebagai pembicara utama dalam webinar bertema “From Idea to Real Business”. Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran dan kolaborasi bagi peserta untuk menajamkan ide bisnis sekaligus memahami strategi membangun usaha yang berkelanjutan.
Dalam pemaparannya, Ghilman menekankan pentingnya tujuan akhir (exit goal) dalam menentukan arah sebuah bisnis. “Without a clear end goal, a business will only run without direction,” ungkapnya. Sejak awal, seorang wirausahawan harus memahami apakah bisnis yang dibangun ditujukan untuk IPO, akuisisi, diwariskan sebagai bisnis keluarga, atau sekadar lifestyle business.
Yogyakarta, 24 September 2025─Pada tanggal 24 September 2025, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Masa Depan Demokrasi di Era Popular Discontent” di Auditorium Fisipol UGM. Acara ini menghadirkan Prof. Vedi Hadiz dari University of Melbourne sebagai narasumber utama, dengan Dr. Fina Itriyati sebagai moderator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Visiting Professor 2025, yang bertujuan untuk menghadirkan diskusi akademik berkualitas sekaligus memperkaya perspektif kritis mengenai dinamika demokrasi di tengah fenomena popular discontent yang berkembang di berbagai negara. Popular discontent itu sendiri menandakan sebuah fenomena ketidakpuasan yang meluas terhadap kondisi politik, ekonomi, atau sosial. Acara ini menarik perhatian beragam audiens, termasuk mahasiswa, dosen, dan pemimpin komunitas lokal, yang semua ingin terlibat dalam dialog bermakna tentang keadaan demokrasi saat ini.
Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) FISIPOL UGM, Kafa Abdallah Kafaa, kembali menorehkan prestasi akademik dengan publikasi internasional terbarunya berjudul “Geo-philosophising the Anthropocene Curriculum: Towards a New Environmental Education in Indonesia” di jurnal bereputasi Educational Philosophy and Theory (Taylor & Francis). Artikel ini ditulis bersama Rangga Kala Mahaswa dan Siti Murtiningsih dan resmi terbit pada 19 September 2025.
Melalui penelitian konseptual dan studi lapangan di 13 provinsi, Kafa dan tim mengangkat tantangan pendidikan lingkungan di Indonesia yang dinilai masih “antropocentris”—terlalu menempatkan manusia sebagai pusat dan mengabaikan keterhubungan dengan alam. Artikel ini menawarkan kerangka kurikulum Antroposen berbasis geofilosofi, yaitu cara berpikir yang menempatkan Bumi sebagai subjek aktif dan mengajak manusia merasakan keterikatan nyata dengan lingkungan.
Yogyakarta, 22 September 2025 — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada resmi membuka Pekan Kesenian FISIPOL UGM (PKFU) 2025 yang berlangsung pada 22–26 September di Taman Sansiro. Agenda tahunan ini menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-70 FISIPOL UGM sekaligus tahun kedua penyelenggaraan, diinisiasi oleh himpunan organisasi dan unit kegiatan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Seni FISIPOL.
Mengusung tema “Muara Ingatan pada Rupa dan Cara,” PKFU 2025 menghadirkan seni sebagai ruang kolektif untuk mengingat kembali berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di bulan September. Tema ini menegaskan bahwa seni—baik melalui rupa maupun aksi—dapat menjadi medium penting untuk menyuarakan kebenaran yang kerap terabaikan.
Yogyakarta, 19 September 2025 — Sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-70, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada mengumumkan pemenang kompetisi FISIPOL Three Minute Thesis (3MT) Program Sarjana 2025 serta penghargaan Tugas Akhir Terbaik dari tiap departemen.
🏆Penghargaan Tugas Akhir Terbaik per Departemen:
1. Belinda Zabrina Lailani – Departemen Hubungan Internasional (konfirmasi ulang)
2. Tasya Melyana Kusuma Dewi – Departemen Ilmu Komunikasi (konfirmasi ulang)
3. Ratna Kusumawati – Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (konfirmasi ulang)
4. Salsabila Laily Maulina – Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (konfirmasi hadir)
5. Ghea Anissah Trinanda – Departemen Politik dan Pemerintahan (tidak hadir offline)
6. Meliana Sari – Departemen Sosiologi (konfirmasi hadir)
Yogyakarta, 19 September 2025─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi merayakan Dies Natalis ke-70 pada hari ini, Jumat (19/9). Perayaan tahun ini mengusung tema “From Uncertainty to Opportunity: Communities Shaping a Shared Future”, yang menyoroti bagaimana komunitas masyarakat berperan dalam merespons dinamika sosial, politik, ekonomi, lingkungan, dan budaya di tengah ketidakpastian.
Dalam sambutannya, Milda Longgeita Br. Pinem., S.Sos., M.A., Ph.D, Ketua Dies Natalis ke-70, menegaskan bahwa perjalanan panjang FISIPOL hingga tujuh dekade tidak lepas dari spirit utama untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan perubahan sosial. “Tema Dies Natalis kali ini sejalan dengan semangat FISIPOL sejak awal: memperkuat strategi, kapasitas, dan agensi komunitas dalam menghadapi berbagai bentuk ketidakpastian,” ujarnya.
Pidato Dies Natalis ke-70 FISIPOL UGM yang berjudul “Merefleksikan Ulang Masyarakat dalam Pusaran Ketidakpastian Sosial” menyoroti tantangan besar yang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia. Pembicara membuka dengan potret keresahan sosial: dari petani yang gagal panen, masyarakat pesisir yang terancam bencana, hingga gejolak politik global. Semua itu menjadi bukti bahwa kita hidup di era VUCA—penuh ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.
Pidato kemudian memetakan krisis yang saling terkait. Krisis iklim mempercepat bencana alam dan menekan ekosistem. Ekonomi diguncang PHK massal dan rentannya kelas menengah, sementara bonus demografi belum terkelola optimal. Di bidang politik, populisme, regresi demokrasi, dan ketegangan geopolitik menggerus kepercayaan publik. Arus digital yang deras memicu banjir informasi, hoaks, dan krisis pengetahuan, sedangkan kohesi sosial melemah akibat ketimpangan dan menurunnya praktik gotong royong. Semua ini diperparah oleh kebijakan populis dan meritokrasi yang tergerus.