ugm
Klinik Politik merupakan program kerjasama antara Research Centre for Politics and Government (PolGov) UGM dan Radio Republik Indoensia (RRI). Klinik Politik sudah diadakan rutin setiap bulan sejak tahun 2014. Dalam Klinik Politik yang mengudara pada tanggal 11 Juli 2017 pukul 08:00-09:00 WIB, PolGov dan RRI mengangkat tema Dana Partai Politik (Parpol): Perlukah Negara Membiayai Partai Politik? Dalam obrolan tersebut hadir Arya Budi selaku Peneliti PolGov sebagai narasumber.
“Isu ini sudah berhembus sejak beberapa minggu terakhir jadi ada ide untuk menaikkan anggaran partai. Partai sekarang itu masih menggunakan anggaran yang dirilis sejak 2009 sudah agak lama, sekitar 5 tahun lebih. Isu yang sekarang ada di publik di media itu adalah menaikkan dari Rp 108,00 menjadi Rp 1000,00 artinya hampir sepuluh kali lipat. Ada yang pro dan kontra,” jelas Arya Budi saat diwawancarai seusai on air.
Sambutan Ketua Departemen PSdK, Dekan Fisipol UGM serta pemotongan tumpeng oleh Drs. Praktikto Prawirodiwarno menandai pembukaan Dies Natalis ke-60 Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM. Sejumlah agenda digelar dalam rangka Dies ke-60 Departemen PSdK Fisipol UGM, diantaranya lomba essay dan karya ilmiah, seminar nasional, roundtable discussion, national summit mahasiswa pembangunan sosial se-Indonesia, temu alumni dan international conference.
Lomba essay dan karya tulis akan digelar pada bulan Mei hingga Oktober 2017 dengan tema Pembangunan Sosial untuk Siapa?. Untuk kegiatan lomba essay akan diikuti oleh siswa SMA/SMK se-Indonesia sedangkan lomba karya ilmiah menyasar mahasiswa S1 se-Indonesia.
Negosiasi disepakati di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa, traktat akan dibuka untuk penandatanganan pada bulan September
Setelah melalui usaha selama satu dekade oleh International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), dan 72 tahun setelah ditemukannya senjata nuklir, hari ini negara-negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa akan secara formal mengadopsi sebuah traktat yang secara total melarang senjata nuklir.
Hingga saat ini, senjata nuklir merupakan satu-satunya senjata pemusnah massal yang belum dilarang melalui sebuah traktat internasional, meskipun konsekuensi kemanusiaan yang diakibatkan oleh ledakan senjata ini, baik yang disengaja maupun tidak, sangat besar dan meluas. Senjata Biologi dilarang pada tahun 1972, sementara senjata kimia dilarang pada tahun 1992.
Dua mahasiswa FISIPOL UGM, Ellyaty Priyanka (Ilmu Hubungan Internasional ’15) dan Arumdriya Murwani Putri (Ilmu Hubungan Internasional ’15) berhasil meraih prestasi di Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC) 2017, kompetisi simulasi sidang PBB paling prestisius di Asia Pasifik. Mereka menunjukkan kebolehannya dalam berdebat dan bernegosiasi di Hong Kong University, Hong Kong pada 19-24 Juni 2017 dan harus beradu kebolehan bernegosiasi dan berdebat dengan delegasi-delegasi dari negara lain seperti Australia, Korea, Singapura, India, dan negara Asia Pasifik lainnya.
Jumat, 26 Mei 2017 bertempat di BA 502 Institute of International Studies mengadakan diskusi bulanan. Diskusi bulanan kali ini menhadirkan Hendrini Renola F., mahasiswi pascasarjana jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM. Renola menjadi pemateri yang membahas mengenai industri jual beli organ yang terjadi di Cina yang juga menjadi tema dalam tesisnya. Sebelum diskusi berlangsung, peserta diskusi diajak menonton sebuah film dokumenter dengan durasi 72 menit dengan judul Human Harvest.
Human Harvest sendiri bercerita mengenai praktik industri jual beli organ illegal di Cina yang secara sistematis diatur oleh negara. Film yang mengulas hasil investigasi David Mates dan David Kilgour ini berangkat dari keganjilan jumlah transplantasi organ dan jumlah wisatawan medis yang datang ke Cina untuk melakukan transplantasi organ. Tidak sinkronnya data transplantasi organ dan jumlah ideal ketersediaan organ yang cocok untuk digunakan ini menjadi pertanyaan besar. Secara ideal, transplantasi organ harus melalui proses medis yang ketat dan tidak semua donor organ yang bersedia memiliki kecocokan dengan pasien yang menginginkan tranplantasi organ. Sedang dengan jumlah tranplantasi organ terbesar di dunia, pertanyaan utama dari film ini membahas mengenai sumber utama dari ketersedian organ ini. Poin lain dari praktik ilegal ini adalah bagaimana secara terbuka rumah sakit memberikan penawaran organ terbaik yang diklaim datang dari Falun Gong, kelompok masyarakat yang secara politik dianggap mengganggu kestabilan negara dan dijadikan tahanan politik.
Senin, 29 Mei 2017 dalam rangka Pekan Pancasila, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada mengadakan Talkshow Kebangsaan yang mendatangkan Asa Firda Inayah atau Afi Nihaya Faradisa sebagai pembicara. Bertempat di Auditorium Digital Library Gedung Mandiri lantai 4 yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Asa atau yang memiliki nama pena Afi ini diundang setelah tulisannya yang berjudul Warisan viral di media sosial.
Nama Afi Inayah Faradisa sendiri merupakan nama pena Asa hasil dari pengacakan anagram. Afi adalah nama yang tersusun dari huruf awal setiap kata dari namanya, Nihaya adalah acakan dari Inayah dan Faradisa merupakan gabungan dari Asa Firda.
Jumat, 19 Mei 2017 pukul 14.00 bertempat di ruang diskusi ASEAN Studies Center diadakan Bincang ASEAN membahas mengenai Europe Union (EU) atau Uni Eropa sebagai salah satu organisasi supranasional sebagai contoh bagi intergrasi ASEAN. Diskusi ini menghadirkan Shah Suraj, kandidat MSc Political Economy of Emerging Markets, School of Global Affairs, King’s College London dan Prof. Janos Vandor (Profesor Hubungan Internasional di Budapest Business School). Diskusi ini melihat hubungan EU dan ASEAN melalui perspektif Eropa memandang keadaan ASEAN menggunakan pendekatan kapitalisme dan insitusional.
Forum Fair Trade Indonesia bekerjasama dengan Institute of International Studies (IIS) dan Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM mengadakan acara World Fair Trade Day 2017: Be an Agent For Change dalam rangka hari lahir gerakan fair trade dunia. Kegiatan yang bertempat di Seminar Timur, Fisipol UGM ini dilaksanakan pada Jumat, 19 Mei 2017 pukul 08.00-15.00.
Fair Trade sendiri bukanlah konsep bisnis yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat luas, baik para penggiat bisnis atau pun konsumen. Berangkat dari keadan ini, seminar yang mengundang mahasiswa dan pengusaha baik pengusaha UMKM atau makro, ingin meningkatkan kesadaran dan mengenalkan konsep fair trade. “Dari konsep Fair Trade ini kami ingin mengenalkan konsep bisnis yang meningkatkan kualitas setiap pelaku bisnis, baik produsen, pemasok barang baku, penyalur bahkan tengkulak sekalipun,” ujar Th. Netty Febriana W, yang bertanggung jawab atas hubungan antarlembaga pemiliki usaha fair trade di Forum Fair Trade Indonesia.