Yogyakarta, 31 Mei 2023—Tim mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM berhasil membawa pulang penghargaan Juara 1 cabang lomba Tirta: Integrated Campaign pada Bharatika 2023. Ajang yang diselenggarakan oleh Universitas Petra Surabaya tersebut telah berlangsung sejak April dan puncaknya berlangsung meriah pada Minggu (28/5).
Bharatika Creative Design Festival merupakan ajang tahunan Universitas Petra yang telah dimulai sejak tahun 2016. Tahun ini, Bharatika mengangkat tema “Melaju” yang memiliki makna percepatan karya mahasiswa. Terdapat empat cabang lomba, yaitu Tirta (Desain Komunikasi Visual), Agni (Desain Interior), Bayu (Desain Produk), dan Buana untuk tingkat SMA. Tim Furreverfriends yang beranggotakan Semeion Bintang Ridho Aunillah, Aunur Ikmal, dan Carina Aditya Wijaya membawa isu animal abuse dalam karya kampanyenya.
“Kita awalnya cuma iseng aja, sih. Lagi pengen ikut lomba, dan kebetulan ada cabang lomba yang di bidang komunikasi visual, jadi daftar aja,” ucap Carina. Mereka juga mengaku telah beberapa kali ikut lomba di bidang yang sama sebelumnya, sehingga cukup familiar dengan strategi dan taktik kampanye. Melalui karyanya, Tim Furreverfriends menjawab isu terkait penelantaran kucing yang banyak dinomalisasikan.
Jumlah kucing jalanan yang membeludak tidak serta merta membuat banyak orang tertarik untuk mengadopsi. Kebanyakan orang lebih tertarik memelihara kucing ras daripada kucing domestik. Pun dengan beberapa kejadian di mana kucing melahirkan dalam jumlah banyak karena tidak disterilisasi juga berakibat pada tingginya tingkat penelantaran kucing. Isu ini pun disoroti oleh Tim Furreverfriends sebagai bentuk animal abuse yang dinormalisasikan. “Waktu memilih topik, kami nggak memilih topik yang secara gamblang menunjukkan itu animal abuse. Tapi kami pilih isu yang banyak orang tahu, tapi nggak banyak yang paham kalau itu bentuk kekerasan pada hewan,” tutur Ikmal.
Karya menarik ini berhasil merebut perhatian dewan juri hingga mengantarkan mereka menjadi juara 1. Meskipun begitu, Ikmal juga mengaku kesulitan dalam mengemas kampanye yang unik dan bisa menarik atensi masyarakat. Pasalnya, kebanyakan orang sudah menganggap hal ini sebagai dampak akibat membeludaknya jumlah kucing domestik. Selain itu, proses pengerjaan juga memakan waktu yang panjang di tengah kesibukan kuliah menjelang UAS.
“Keseluruhan kami cukup puas dengan hasilnya. Kami senang bisa membawakan isu yang banyak orang kurang awarre, padahal itu masalah penting. Semoga karya kami nggak hanya jadi bahan untuk lomba, namun juga bisa mengangkat isu ini di masyarakat,” kata Bintang. (/tsy)