Melihat Peranan Identitas dalam Studi Internasional Melalui Suryakanta: Clash of Civilizations and the Remaking of World Order

Yogyakarta, 13 Maret 2020—Institute of International Studies (IIS) milik Departemen Hubungan Internasional kembali mengadakan Suryakanta di tahun 2020 ini. Suryakanta adalah sebuah klub membaca yang diusung oleh IIS yang berupaya untuk memahami isu-isu hubungan internasional melalui buku-buku. Pertemuan pertama Suryakanta di tahun 2020 ini bekerja sama dengan Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) dan membahas mengenai tesis “Clash of Civilizations and the Remaking of World Order” milik Samuel P. Huntington. Pertemuan ini dilaksanakan di ruangan BA-503, lebih tepatnya di ruang rapat IIS, dan dimulai pada pukul 13.15 WIB.

Pertemuan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah pengulasan buku Clash of Civilizations and the Remaking of World Order dan sesi kedua adalah diskusi mengenai praktik dari hal-hal yang dibahas dalam buku tersebut, terutama mengenai peranan identitas terhadap hubungan internasional. Pada sesi pertama, proses pengulasan buku dipandu oleh Mbak Siti Kurniati Rasad atau Mbak Nia sebagai moderator yang merupakan Alumni Kajian Amerika Fakultas Ilmu Budaya UGM. Pada sesi kedua, diskusi diisi oleh M. Irsyad Abrar atau Mas Abrar, perwakilan dari Departemen Intrakurikuler dan Akademik (INKA) KOMAHI.

Sesi pertama diawali dengan Mbak Nia menjelaskan isi buku Clash of Civilizations and the Remaking of World Order secara garis besar; bahwa buku ini berisi tentang politik global dan apa yang disebut dengan civilization approach dalam politik global. Sesi ini kemudian dilanjut dengan para peserta mengulas satu per satu bab dalam buku Clash of Civilizations and the Remaking of World Order. Sebelumnya, melalui grup Whatsapp, para peserta mendapatkan tugas untuk membaca satu bab tertentu untuk diulas dan hasilnya disampaikan pada pertemuan Suryakanta ini. Sesuai dengan ketentuan, para peserta pun menyampaikan pembahasan dan ulasannya mengenai bab yang mereka baca satu per satu. Penyampaian ini dilakukan secara berurutan, mulai dari peserta yang mendapatkan tugas untuk membaca bab 1 sampai yang mendapatkan tugas untuk membaca bab terakhir atau bab 12.

Pengulasan dimulai oleh Mbak Arin, peserta yang mendapatkan tugas untuk membaca bab 1. Mbak Arin menyampaikan bahwa bab yang berjudul The New Era in World Politics ini masih membahas hal-hal yang dasar, mencakup bagaimana politik di era yang baru serta penjelasan mengenai terminologi “era yang baru” itu sendiri. Pengulasan berlanjut pada peserta yang bertugas membaca bab 2, dan seterusnya hingga bab akhir. Namun, ada beberapa bab yang tidak diulas, atau diulas oleh moderator karena peserta yang bertugas untuk membaca bab tersebut tidak hadir pada pertemuan Suryakanta ini. Meski begitu, sesi pengulasan buku tetap berlangsung lancar dan semua peserta yang hadir mendengarkan tiap pembahasan dengan seksama.

Berlanjut pada sesi kedua yang merupakan sesi diskusi bersama Mas Abrar. Sebelum memulai pembahasan berdasarkan buku milik Huntington, Mas Abrar menjelaskan konsep identitas secara lebih umum dan luas. Identitas secara sederhana dijelaskan oleh Mas Abrar sebagai ide dari entitas, baik dari internal, dari diri sang entitas sendiri, maupun dari eksternal. Ide ini dapat bersifat sangat konstruktif dan dapat pula bersifat relatif “given”. Kemudian, Mas Abrar masuk ke pembahasan utama, yaitu peranan identitas dalam studi internasional. Di sini, Mas Abrar melihat topik tersebut dari tiga perspektif, yaitu Katzenstein (1996), Holsti (1970), dan Huntington (1993). Masing-masing perspektif dibahas dari segi teori dan dilanjut dengan studi kasus.

Sesi kedua diakhiri dengan tanya-jawab yang dibuka dua termin. Para peserta secara antusias bertanya dan memberikan tanggapan mengenai materi yang disampaikan oleh Mas Abrar. Pada termin kedua tanya-jawab, ada peserta yang menanggapi jawaban dari Mas Abrar sebelumnya. Mbak Nia, moderator pada sesi pertama, pun ikut memberikan tanggapan untuk pertanyaan dari peserta pada termin kedua.

Akan ada tujuh pertemuan Suryakanta berikutnya yang diadakan tiap dua minggu sekali. Pada setiap pertemuannya akan dilakukan diskusi buku dan mengundang pembicara, seperti pada pertemuan Suryakanta pertama ini. Bagi yang tertarik untuk hadir di pertemuan-pertemuan berikutnya dan ingin bergabung di grup Whatsapp untuk pemberian materi dan bahan diskusi, dapat mengisi formulir di bit.ly/suryakanta2020.