UGM dan Fisipol Rilis Kebijakan Cegah Penularan COVID-19

Yogyakarta, 15 Maret 2020 – Sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penularan COVID-19 di DIY dan lingkungan kampus, UGM  merilis surat edaran terkait penyelenggaraan perkuliahan dan ujian. Mulai tanggal 16 Maret 2020, kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring (online) melalui sistem yang sudah disediakan oleh UGM. Mahasiswa dapat memanfaatkan Elisa, eLOK, Webex, atau media sosial untuk pembelajaran setelah berkoordinasi dengan pengampu masing-masing.

Selain itu, UGM juga membatasi mobilitas sivitas akademika dari dan ke luar negeri. UGM mengeluarkan prosedur terkait izin, pemeriksaan kesehatan, dan karantina mandiri bagi tamu atau mahasiswa yang datang dari luar negeri. Informasi-informasi tersebut dimuat di Surat Edaran Rektor tentang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan UGM.

Beberapa fakultas sudah menerapkan kebijakan khusus untuk mewaspadai penularan COVID-19, salah satunya Fisipol. Semua kegiatan perkuliahan dan penugasan di Fisipol UGM resmi beralih menggunakan platform daring mulai tanggal 16 Maret 2020. Untuk mendukung hal tersebut, Fakultas menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut:

  1. Helpdesk bagi dosen yang membutuhkan penyelenggaraan kuliah berbasis daring di Unit Inovasi Akademik Ruang BA 214, Fisipol UGM atau menghubungi Marwa (082139392789).
  2. Bantuan berupa penyusunan materi kuliah dalam bentuk video maupun audio oleh tim media fakultas dengan menghubungi Alfian (082220742201).
  3. Bantuan untuk teleconference seminar/ujian proposal, skripsi, thesis, dan desertasi oleh Tim Akademik dan Unit Inovasi Akademik dengan menghubungi Ika (08112900750).

Meskipun begitu, masih ada beberapa ruangan yang dapat diakses, yaitu Project Room Digilib, Smart Room (BC 201), dan DIL Lab (BC 203). Penggunaan ruangan-ruangan tersebut dapat dikoordinasikan bersama Kasie Akademik. Kebijakan ini berlaku sampai dengan adanya perkembangan lebih lanjut.

Selain kebijakan kelas daring, Fisipol UGM juga menyediakan layanan pencegahan penularan COVID-19. Beberapa di antaranya adalah sarapan dan multivitamin gratis bagi sivitas akademika Fisipol, presensi secara manual untuk mengganti presensi fingerprint, serta penyediaan fasilitas hand sanitizier, sabun, dan tisu. Bagi sivitas akademika Fisipol yang merasa tidak sehat bisa mengecek suhu tubuh di Wellness Center. Apabila suhu tubuh terukur di atas 38 derajat, tindakan selanjutnya adalah menghubungi driver Fisipol untuk dirujuk ke instalasi kesehatan terdekat.

Selain itu, mahasiswa dan sivitas akademika lainnya diharap tidak mudah panik serta selalu siaga melakukan pencegahan penularan. Salah satu upaya yang paling efektif adalah dengan rutin mencuci tangan serta menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk menggunakan tisu atau lengan atas bagian dalam.

Menghindari kerumunan dan orang yang sedang sakit juga perlu dilakukan. Bagi mahasiswa atau sivitas akademika yang sakit dihimbau segera periksa ke dokter dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Tidak hanya di lingkungan UGM, diharapkan upaya-upaya ini diterapkan di mana saja untuk mencegah penularan.

Dilansir dari situs who.int, COVID-19 sendiri merupakan salah satu jenis virus baru dari keluarga Coronaviruses (CoV). Gejala COVID-19 ini muncul 2-14 hari setelah paparan dengan tanda-tanda seperti demam, batuk dan sesak napas. Menurut data yang diunggah oleh Humas Jogja, saat ini (15/03) terdapat satu pasien dalam pengawasan yang positif COVID-19 di DIY. Untuk itu, masyarakat dihimbau lebih waspada dan siap siaga apabila ada orang sakit dengan gejala yang serupa.

Pemerintah Provinsi DIY juga menyediakan layanan yang bisa dihubungi terkait penanganan COVID-19. Menurut unggahan resmi @humasjogja di Instagram, masyarakat dapat menghubungi Posko Terpadu Pencegahan dan Penanganan Pandemi COVID-19 melalui (0274) 555585 atau 08112764800. Beberapa rumah sakit rujukan di DIY adalah Rumah Sakit Wirosaban, RSUP Dr. Sardjito, RSA UGM, RSUD Panembahan Senopati Bantul, dan RSUD Wates. Harapannya, tingkat kewaspadaan masyarakat bisa meningkat serta mampu berkontribusi untuk pencegahan penularan COVID-19.