Ekonomi digital memiliki cakupan bahasan yang luas, mulai dari layanan jasa online yang sedang marak sampai dengan automatisasi tenaga kerja yang masih menjadi perdebatan. Berbagai tren tersebut, menjadi topik yang menjadi pembahasan utama di DIFUSSION (Digital Future Disucussion) ke-lima oleh Center for Digital Society (CfDS), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada Rabu (9/4).
Bertempat di Digital Library ( Digilib) Café, Fisipol UGM, seri diskusi yang secara rutin diselenggarakan setiap bulannya oleh CfDS ini mengundang tiga pembicara dengan tiga topik yang berbeda. Ketiga pembicara tersebut adalah Brigitta Purnama Putri (Researcher CfDs), Darasti Zahira (Researcher CfDS), dan Gehan Ghofari (Research Associate).
Diskusi diawali melalui pembahasan oleh Brigitta mengenai update akuisisi Grab atas Uber di Asia Tenggara. Brigitta melihat bahwa hal tersebut merupakan salah satu startegi pasar Uber untuk meraih peluang market yang lebih besar terkait ambisinya untuk go public di tahun 2019. “Dengan Uber yang menyerahkan sahamnya kepada Grab di Asia Tenggara bukan berarti Grab sebagai winner dan Uber sebagai loser. Itu bisa menjadi motif bisnis yang digunakan oleh Uber sebagai salah satu cara untuk melakukan ekspansi dan melihat peluang bisnis lebih besar, khususnya di Asia Tenggara,” jelas Brigitta. Menurutnya, selain konsekuensi -konsekuensi bisnis secara teknis, terkait saham dan pekerja yang akan bersatu dengan Grab, adalah meluasnya cakupan user yang dimiliki Grab sebagai hasil gabungan user Uber di Asia Tenggara. “Model ekspansi bisnis ini akan saling memenangkan dalam lininya masing-masing, baik terhadap Uber sendiri mapupun Grab yang mengakuisisi atasnya,” terang Brigitta
Selanjutnya, pembahasan topik ekonomi digital dilanjutkan oleh Darasti yang membahas mengenai keamanan data di Uni Eropa. Berbagai kasus mengenai keamanan data seperti yang baru-baru terjadi yaitu kasus penggunaan data user oleh Facebook dan Cambridge Analytica untuk kepentingan tertentu, menjadikan data sebagai senjata ekonomi baru di industri 4.0. “Pada saat ini segala aktivitas, preferensi, pilihan pribadi, dan segala gerak gerik kita di sosial media terekam, dan menjadi bagian dari big data yang sangat mungkin di komersialisasi oleh para perusahaan besar yang memonopolinya seperti google dan facebook,” jelas Darasti. Untuk merespon hal tersebut, Darasti memandang bahwa EU telah memiliki respon yang cepat dan tanggap dalam mengakomodasi isu tersebut. “Saat ini EU tengah menggarap GDPR ( General Data Protection Regulation ) untuk meletakan urgensi keamanan dan perlindungan data khususnya kepada warga Eropa, berlaku termasuk ditujukan kepada Facebook,” ungkap Darasti.
Pembahasan terakhir yang dipandu oleh Ghifari membahas mengenai pekerjaan di era robotic, salah satunya mengenai automatisasi pekerja. Melalui diskusi interaktif yang dilakukan Ghifari, Ia mencoba memetakan sudut pandang peserta diskusi Difusion mengenai perspektif para peserta dalam memandang fenomena automatisasi pekerja. Banyak dari kalangan peserta diskusi melihat sebagai hal positif, tidak sedikit pula yang melihat fenomena tersebut sebagai negatif. Namun, menurut Ghifari automisasi pekerja banyak memberikan konsekuensi yang cukup positif, kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi, produktivitas dan efektifitas pekerja. “Walaupun automisasi menghilangkan pekerjaan di beberapa sektor, namun ia ikut menciptakan sektor yang lebih beragam yang lebih luas dalam sektor lain,” Ungkap Ghifari. (/fdr)