Sharing Session Fisipol Creative Hub, “Pendidikan Untuk Siapa?”

Yogyakarta, 21 November 2019—“Mengisi Ruang-Ruang Kosong Pendidikan” menjadi tema Sharing Session mingguan yang diadakan oleh Fisipol Creative Hub kali ini, pada Kamis lalu. Mengundang tamu dari Kelas Inspirasi Yogyakarta, Daniel Kairupan dan tiga changemakers Fisipol Creative Hub yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu Pandawa UGM, Corelab, dan Indieschool, sharing session ini banyak membahas lika liku pendidikan dan best practice yang dilakukan dalam memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan tersebut.

“Pandawa UGM berusaha untuk menjadi hub atau penghubung antara donatur, yaitu alumni dengan para mahasiswa yang membutuhkan uang untuk membayar UKT dan gagal diadvokasikan,” jelas Titus, sebagai salah satu co-founder dari Pandawa UGM yang mengawali pembicaraan sharing session kali ini.

Pandawa UGM sendiri merupakan sebuah platform portal bantuan dana UGM sebagai ekspansi dari Badan Advokasi DEMA UGM untuk membantu mahasiwa yang mengalami kendala dalam masalah pembayaran UKT dan gagal diadvokasikan. “Portal ini masih dalam tahap ideation, kami harap dapat mendapatkan dukungan dari fakultas maupun UGM,” tambah Titus.

Selanjutnya, sharing dilakukan oleh IndieSchool. IndieSchool merupakan layanan pendidikan bagi anak putus sekolah di daerah terpencil. Selain itu, IndieSchool juga bergerak dalam pengembangan potensi ekonomi lokal dengan menarik volunteer dan pendekatan pembelajaran berbasis lokal dalam operasi kegiatanya. “Tingkat pendidikan Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Filipina, dan Brunei Darussalam,” jelas Ramali. Ia juga menambahkan bahwa tantangan pendidikan di Indonesia masih mengalami banyak kendala berbagai permasalahan domestik, seperti pernikahan dini, kemiskinan, dan juga konteks pendidikan yang tidak relevan.

“Lebih baik ke ladang daripada ke sekolah, karena ujung-ujungnya setelah sekolah juga ke ladang,” tutur Ramali. Banyak kesalahan mindset yang tertanam mengenai pendidikan karena pendidikan yang kurang kontekstual.

Bambang, yang menjelaskan mengenai startup Corelab, menjelaskan dengan gamblang melalui pertanyaan-pertanyaan kritisnya. “Pendidikan untuk siapa? Apabila fungsi pendidikan untuk memberikan kebermanfaatan, seharusnya berbagai produk pendidikan seperti riset, harus diberikan kepada masyarakat, jangan hanya tersimpan dalam jurnal-jurnal internasional dengan bahasa yang menjulang tinggi,” ungkap Bambang.

Corelab, merupakan sebuah crowdfunding yang menghubungkan antara peneliti dengan berbagai stakeholders yang membutuhkan atau tertarik dalam penelitian tersebut. Corelab juga memberikan jasa untuk mentransformasi berbagai hasil penelitian menjadi poster research, atau bentuk lainya. Hal ini merupakan usaha Corelab untuk mengemas informasi penelitian menjadi bentuk yang lebih mudah dikonsumsi dan dipahami oleh masyarakat luas.

Kelas Inspirasi itu sendiri merupakan bisnis unit Indonesia Mengajar, mengundang profesional muda dengan pengalaman selama kurang lebih dua tahun untuk menyebarkan “inspirasi” kepada anak-anak sekolah dasar tersebar di Indonesia. “Dengan menggunakan semangat kerelawanan, kami berharap para profesional muda ini dapat menyebarkan semangat untuk bermimpi tinggi meraih masa depanya,” ungkap Daniel. Melalui semangat untuk menyebarkan inspirasi itulah, kelas Inspirasi berjalan sampai dengan sekarang dibantu dengan para panitia lokal di daerah. (/fdr)