Dikom Berikan Pelatihan Penulisan Jurnal untuk Mahasiswa Magister

Yogyakarta, 22 November 2019—Menjawab kebutuhan akan keterampilan membuat artikel jurnal yang mumpuni, Program Studi Magister Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM mengadakan Lokakarya Penulisan Artikel Jurnal dengan tajuk “Kiat Menembus Jurnal Nasional” yang berlangsung di Grand Inna Malioboro, Yogyakarta pada Jumat silam.

Mengundang tiga pembicara yang telah berkecimpung di dunia penulisan jurnal, lokakarya diawali dengan pemaparan oleh Nyarwi Ahmad, Staf Pengajar Program Studi Magister Departemen Ilmu Komunikasi yang menjabarkan langkah membuat jurnal. Baginya, menyusun manuskrip jurnal yang terstruktur merupakan awal pembuatan jurnal yang baik. Manuskrip harus menjelaskan literature review dimana literatur, konsep atau objek riset akan bersinggungan. Hal-hal ini lah yang juga disebut dengan research governance.

“Dalam menentukan pendekatan dan metode, semua tergantung kebutuhan riset. Realitas ada banyak tapi perlu diolah, objek riset pun ada dimana-dimana namun kembali pada bagaimana kita mem-frame dan memformulasikan temuan. Nantinya, inti dari riset akan dipertimbangkan di abstrak, reviewer akan membaca dengan cepat dan cermat. Judul pun harus menarik dan apabila dirasa terlalu kompleks, bisa memakai sub judul diikuti kata kunci,” ujar Nyarwi.

Selain itu, dalam menulis latar belakang, penulis perlu menemukan knowledge gap yang berfokus pada rumusan masalah dan merumuskan tujuan penelitian secara jelas, seringkali penulis hanya mereplikasi namun tidak berinovasi sehingga tidak ada kebaruan dari penelitian yang dihasilkan.

Selanjutnya, Ardian Indro Yuwono, Program Studi Magister Departemen Ilmu Komunikasi Program Studi Magister Departemen Ilmu Komunikasi yang akrab dipanggil Mas Dadok, berbagi mengenai pengalamannnya ketika membuat jurnal. “Ketika bingung menentukan topik, buatlah mindmapping untuk mengatur rimba raya riset yang begitu luas. Jangan takut untuk mencari topik yang berbeda karena sangat jarang ada fenomena yang belum dibahas, yang ada hanya beda dimensi, pun tidak ada argumen yang sempurna karena tiap argumen memiliki celah. Selain itu, kita perlu paham kelebihan dan kekurangan argumen yang kita punya sehingga bisa diformulasi dan dikoreksi.” ujar Mas Dadok.

Keuntungan dari ilmu komunikasi sendiri memiliki peluang untuk bisa masuk ke berbagai topik mulai dari politik hingga parwisata sehingga artikel tidak selalu berada di jurnal yang khusus untuk ilmu komunikasi. Selain itu, dalam men-submit jurnal hendaknya menentukan tingkat kesulitan dan peringkat jurnal berdasarkan peringkat atau quartile Q1, Q2, Q3 dan Q4.

Terakhir, materi lokakarya dibawakan oleh Hardini selaku Sekretaris Redaksi Jurnal Sosial dan Politik (JSP). JSP sendiri merupakan Jurnal terbitan Fisipol UGM yang telah berhasil terindeks internasional di Scopus pada 4 Oktober 2019 silam.

Dalam sistematika JSP, gaya selingkung atau format umum yang digunakan sebagai bagian utama untuk menyusun makalah ilmiah terdiri dari Introduction, Methods, Results, dan Discussion (IMRAD) maupun  non IMRAD dengan format sitasi memakai APA (American Psychological Association). Nantinya, untuk mengirim jurnal ke JSP, penulis perlu mengikuti submission checklist yang telah tersedia di situs web JSP di https://jurnal.ugm.ac.id/jsp.

Lokakarya yang diikuti mahasiwa pasca sarjana Ilmu Komunikasi yang berada di semester 1, 2 dan 3 pun berlangsung hingga sore hari. Selain mendengarkan pengalaman maupun langkah teknis membuat jurnal, para mahasiswa pasca sarjana pun mempraktikkan pembuatan jurnal melalui coaching clinic yang dibagi menjadi sebelas kelompok dan dibimbing oleh beberapa dosen ilmu komunikasi. (/Afn)