Kewirausahaan Sosial Seri 8 : How To Build a Business Model

Yogyakarta, 11 April 2020 – Kelas Kewirausahaan Sosial seri ke delapan menghadirkan pengisi materi dari CEO dan Co-Founder Qiscus, Delta Purna Widyangga. Kelas online yang diselenggarakan oleh Departemen Politik Pemerintahan Fisipol UGM dan Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM kali ini mengusung materi “How To Build Business Model”. Acara ini diselenggarakan mulai pukul 10.00-11.30 WIB dan dapat disimak masyarakat umum melalui kanal Youtube Kewirausahaan Sosial.

Kuliah seri ini berlangsung dalam dua sesi, yang pertama yaitu Introduction to Business Model and Business Model Canvas dan yang kedua yaitu Sharpen Your Business Model Drive Growth. Pada seri ini, materi yang disampaikan bertujuan untuk mengajari bagaimana membuat Business Model, dan bagaimana mengembangkannya hingga menjadi startup yang memiliki dampak sosial di masyarakat, namun di sisi lain juga memiliki nilai profit yang cukup menguntungkan.

Pada bagian pertama, Delta memulai penjelasan dengan mengenalkan Qiscus. Dalam hal ini, Qiscus merupakan platform komunikasi yang membantu suatu bisnis untuk meningkatkan kekuatan komunikasi. Qiscus telah berdiri sejak tahun 2013 dan telah melayani sekitar 500 klien. Materi penjelasan juga dibuka Delta dengan mengutip definisi Startup yang disampaikan oleh Dave McClure yang menjelaskan bahwa Startup memiliki tiga ciri utama yaitu, suatu perusahaan yang tidak jelas apa produknya, siapa pelanggannya, dan bagaimana caa menghasilkan uang. Ketika ketiga ciri tersebut mulai teridentifikasi dengan jelas, maka suatu perusahaan telah menjelma menjadi bisnis nyata dan bukan lagi startup.

“Suatu Business Model menggambarkan dasar pemikiran bagaimana suatu organisasi create value, deliver value, and capture value”. Definisi tersebut mengawali penjelasan Delta untuk mendeskripsikan Business Model dalam definisi formal. Selanjutnya, Delta juga menjelaskan suatu Business Model Canvas (BMC) dimana di dalamnya terdapat Sembilan Building Blocks, yaitu Customer Segment (CS), Channels (CH), Customer Relationships (CR), Revenue Streams (RS), Key Resources (KR), Key Activities (KA), dan Key Partnership (KP). Pada penjelasan ini, Delta mengatakan bahwa suatu fundamental bisnis harus dimulai dari mengidentifikasi suatu masalah, dan baru berlanjut pada upaya mencari solusinya.

Masuk pada bagian selanjutnya, Delta menjelaskan materi mengenai Sharpen Business Model to Drive Growth. Beberapa hal yang dibahas di dalam bagian ini diantaranya mengenai beberapa business model, apa yang perlu diukur supaya bisnis model dapat teridentifikasi, dan bagaimana mengembangkan suatu startup. Mengawali penjelasannya, Delta Kembali mengutip definisi Startup dari seorang tokoh terkenal, yaitu Paul Graham YC. Dalam definisi Paul, Startup merupakan perusahaan yang didesain untuk tumbuh dengan cepat. Jadi, suatu hal yang esensial dari startup adalah growth. Selanjutnya, Delta menyebutkan beberapa bentuk Business model di dunia Startup diantaranya subscription, marketplace, commerce, transaction, dan advertising. Dalam hal ini, suatu perusahaan tidak hanya terbatas pada satu bentuk business model. Namun, suatu perusahaan dapat memiliki lebih dari satu business model.

Merangkum berbagai penjelasannya, Delta memberikan catatan penting mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat business model. Beberapa hal tersebut diantaranya, perlunya memulai dari problem, ingin mencari solusi problem apa, dan sesulit apa problem itu. Hal tersebut berkaitan dengan value proposition dan customer segment. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu memformulasikan langkah pertama ke dalam Business Model Canvas (BMC). Pada tahap ini, BMC perlu dijadikan sebagai tools yang sifatnya draft atau dokumen yang terus hidup. Selain itu, perlu pula memperhatikan beberapa hal di luar Canvas, seperti customers dan team works ketika melakukan eksekusi. (/Mdn)