Terkait dengan aspek yang diharapkan ketika seseorang mencari pekerja, Tiara menjelaskan ada empat poin yang dilihat, yaitu perfomance, potential, readiness, dan fit. Empat poin tersebut pun sebenarnya kombinasi dari hal-hal yang intinya ada dua, “who you are?” dan “what you do?” yang terdiri dari competencies, experience, traits, dan driver. “Experience-nya pernah ngapain aja, traits dan driver itu ‘who you are?’, traits itu bawaan lahir/orok, driver itu apa yang memotivasi kita,” tutur Tiara.
Sedangkan untuk competencies, merupakan peran penting yang paling terukur daripada tiga aspek lainnya. Competencies terbagi menjadi tiga, yaitu core competencies, leadership competencies, dan technical competencies. Core, kompetensi utama yang wajib dimiliki oleh semua orang dalam organisasi, contoh problem solving. Leadership, kompetensi yang mengikuti level (kompetensi yang harus dimiliki supervisor tentu beda dengan manager), contoh strategic orientation, developing others. Technical, kompetensi yang sudah teknis sesuai bidang kerja, misal bussiness development, market review.
Tiara juga menjelaskan mengenai kompetensi penting yang harus dimiliki ketika sudah bekerja, diantaranya planning & executing, communication, basic analysis, dan presentation skill. Pada akhir pemaparan, Tiara menyampaikan dua key takeaways dari apa yang sudah disampaikan. Pertama, skills pay the bills. “Jadi, percayalah bahwa skill-skill yang kita pelajari ketika kita kuliah atau kita dapat dari berorganisasi itu in the end akan bermanfaat ketika kita kerja, tinggal kita kejar apa yang kurang,” ucapnya. Kedua, adaptability & agility are the keys. “Karena sekarang modelnya itu organisasi udah transforming serba digital, penting buat kita ikutin arusnya, punya pace yang sama cepatnya dengan organisasi,” imbuh Tiara.
Berdasarkan statistik yang banyak ditemui di media sosial dan website, Abie menerangkan bahwa 80% pekerjaan ditemukan melalui networking bukan dari postingan. Kemudian, 35% kandidat memenuhi syarat untuk pekerjaan yang mereka lamar, dan bahkan 40% manajer hiring menghabiskan kurang dari semenit untuk meninjau CV. Terkait hal tersebut, Abie menjelaskan hal yang paling penting dalam CV/Resume adalah Effective (memuat informasi-informasi penting), Well-Structured (harus logic dan chronologic), Well-Designed (bisa dibaca dan dinavigasi dengan mudah), dan Stand-Out. “Taruh yang penting-penting aja soalnya kalo kita anggep semuanya penting itu maka ga ada yang penting jadinya,” imbuh Abie.
Kemudian yang perlu diperhatikan mengenai design dan layouts adalah: pakai profesional font, maksimal dua font hanya untuk headings dan body; jangan lebih dari 3-4 baris tiap poin, match tema warna dengan brand korporat, dan pastikan font mudah dibaca secara digital atau format print. Abie juga memaparkan beberapa common mistakes terkait CV, yaitu mengirimkan CV yang sama di semua perusahaan; banyak memasukkan informasi-informasi yang tidak relevan dan tidak penting, ejaan dan tata bahasa yang buruk dalam bahasa Inggris; adanya informasi yang tidak benar/bohong; dan CV yang terlalu panjang. Pada akhir diskusi, Abie menyarankan untuk tidak mendefinisikan jurusan kuliah dengan jalan karir. “Kalau kita mau membanting stir, cari mentor. Siapapun orang yang mau diajak sharing, orang yang lebih senior,” ungkapnya. (/Wfr)