Yuk, Intip Skema 3RE’s Brand Strategy Ala Jesaya Christian!

Yogyakarta, 28 Agustus 2020—Menuju pelaksanaan kelas kewirausahaan sosial batch 2, Fisipol Creative Hub dan PIKA UGM (Pusat Inovasi dan Kajian Akademik) berkolaborasi dengan brand Lokalate bersama-sama menggelar serial kelas virtual dengan tagline #SobatMelekGue. Kelas virtual ini diadakan dalam empat rangkaian kelas yang telah dimulai sejak 24 Agustus 2020 lalu. Pada gelaran kedua ini, Brand Strategy in New Normal menjadi topik kelas yang dibahas secara menarik oleh Jesaya Christian selaku Brand Manager L-Men Lokalate Nutrifood.

Sebagai experts yang sudah banyak berpengalaman dalam melakukan membuat brand strategy, Jesaya menyatakan bahwa pada dasarnya adanya pandemi bukan merupakan satu hal yang menciptakan banyak perubahan di berbagai bidang. Baginya, pandemi juga tidak sepenuhnya memberikan dampak yang buruk, tetapi jikalau kita mau mengambil sisi positifnya, pandemi bisa menjadi salah satu kesempatan untuk melakukan evaluasi sekaligus memaksimalkan strategi dalam menyesuaikan branding sebuah produk di masa krisis seperti sekarang.

Jesaya memberikan tips and trick terkait tiga strategi jitu yang perlu dikenali dan diterapkan dalam memaksimalkan brand strategy di era kenormalan baru. Adapun ketiga strategi ini disiasati oleh Jesaya sebagai langkah-langkah konkret yang kiranya dapat dijadikan landasan untuk beradaptasi sekaligus menyiapkan kebutuhan pasar di masa mendatang. Tiga strategi ini terangkum dalam skema 3RE’s Strategy yang diantaranya sebagai berikut:

Strategi I: Reflect (Maksimalkan Power)

Bagi Jesaya, perubahan yang ditimbulkan di masa pandemi bukan merupakan suatu hal yang baru. Khususnya bagi dunia bisnis, dimana para stakeholder yang berkecimpung dalam dunia ini memang diharapkan untuk dapat memiliki pemikiran yang adaptable dalam melihat kondisi pasar yang dinamis. Strategi pertama yang diusung oleh Jesaya ini menggambarkan bahwasanya makna reflect berarti stay awake dan pay attention. Perubahan-perubahan yang terjadi di pasar hendaknya dijadikan sebagai bentuk penguatan fondasi awal bagi para stakeholder untuk menyesuaikan kondisi yang terjadi. Stakeholder juga diharapkan dapat melihat kesempatan yang ada sehingga dapat memaksimalkan peluang.

Di masa pandemi ini, Jesaya mengungkapkan bahwa brand company hendaknya dapat menjadi solusi atas kebutuhan konsumen. Kiranya terdapat dua brand insight yang perlu diketahui. Pertama, para konsumen mencari brand terpercaya yang dapat menyediakan keamanan dalam waktu percobaan. Dalam hal ini, konsumen ingin diyakinkan bahwa produk yang dipilih berada dalam kontrol rantai pasokan, transparan, dan terpercaya. Kedua, konsumen juga mengharapkan bahwa brand company dapat menyampaikan nilai yang sebenarnya terkait produk serta dapat bertanggungjawab. Pada intinya, strategi pertama ini dapat dimaknai sebagai langkah untuk mengecek ulang dan mengevaluasi kekuatan kita dalam menjawab tantangan perubahan yang ada di pasar.

Strategi II: Rebound (Jatuh? Bangkit Kembali!)

Dalam melakukan usaha, persoalan menurunnya pemasokan dan tingginya pesaing merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Tetapi, apa yang ditekankan disini adalah kondisi tersebut harus dihadapi dengan energi untuk dapat bangkit kembali. Makna rebound berarti meskipun jatuh, seorang pebisnis diharapkan dapat memiliki sikap untuk tidak menyerah dan bangkit kembali. Jesaya menyebutkan bahwasanya rebound ini dapat dilakukan dengan memiliki pemikiran yang cepat (be salient), memiliki sisi menarik dan penuhi kebutuhan pasar (be meaningful), serta menjadi berbeda (be different) dengan cara berinovasi menghasilkan produk-produk yang unik dari produk lainnya.

Strategi III: Reborn (Be Prepared)

Makna strategi yang terakhir, yakni reborn merupakan strategi dimana para stakeholder diharapkan dapat memiliki pemikiran untuk menentukan kondisi produk dapat dikategorikan dalam jangka pendek (short term) atau jangka panjang (long term). Strategi ini menekankan bahwasanya kunci utamanya terletak pada kesiapan dalam menghadapi situasi apapun. Jesaya juga menegaskan bahwa perubahan menjadi tantangan bahwa suatu produk harus bisa diidentifikasi, utamanya terkait perubahan kondisi konsumen dan keadaan pasarnya.

Ketiga strategi yang terangkum dalam konsep atau skema 3RE’s Strategy yang ditawarkan oleh Jesaya kiranya dapat menjadi referensi bagi para stakeholder untuk kembali mengevaluasi langkah-langkah apa saja yang perlu diterapkan ulang atau justru dapat menjadi starting method yang dapat membantu calon pebisnis yang hendak membuka usaha di masa pandemi saat ini. (/Adn).