Centangbiru Edisi Kuliah Perdana Kewirausahaan Sosial UGM

Yogyakarta, 18 September 2020—Kewirausahaan Sosial UGM kembali hadir dengan program Centangbiru, Cerita tentang Bisnis dan Insight Terbaru. Program Centangbiru kali ini diadakan khusus edisi kuliah perdana kelas Kewirausahaan Sosial Semester Gasal 2020/2021. Kali ini, Centangbiru menghadirkan sebelas CEO dari perusahaan dan lembaga terkemuka di Indonesia secara langsung melalui siaran Youtube.

Kelas Kewirausahaan Sosial sendiri merupakan mata kuliah lintas disiplin yang ditujukan kepada para mahasiswa UGM, kampus lain, dan masyarakat umum yang ingin mencari solusi atas masalah sosial yang ada. Setelah berhasil dengan gelombang pertamanya pada semester genap lalu, pada semester gasal kali ini kelas Kewirausahaan Sosial kembali diadakan. Gelombang kedua kelas Kewirausahaan Sosial ini menyediakan sebelas program kuliah dan satu program bulanan yang bekerja sama dengan sebelas mitra penyelenggara—yang perwakilannya menjadi pembicara pada program Centangbiru kali ini.

Acara dimulai dengan video pembuka yang berisi pengenalan mata kuliah Centangbiru. Video sambutan dari Bayu Dardias Kurniadi, M.A., M.Pub.Pol, Ph.D, Dosen Pengampu Kelas Kewirausahaan Sosial UGM, kemudian menjadi pengantar untuk memasuki sesi siaran langsung sambutan. Siaran langsung sambutan pertama datang dari Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.SC, Menteri Sekretaris Negara sekaligus Inisiator Perkuliahan Kewirausahaan Sosial UGM, yang banyak memaparkan sejarah pencetusan dan urgensi dari mata kuliah ini. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si., Dekan FISIPOL UGM, yang juga secara resmi membuka perkuliahan Kewirausahaan Sosial di semester gasal.

Video pengenalan mitra penyelenggara pun ditampilkan sebagai transisi dari sesi sambutan ke sesi inti. Satu per satu perwakilan dari mitra penyelenggara berdiskusi dengan metode tanya jawab melalui konferensi video dengan para moderator. Dalam gilirannya, tiap pembicara ditanyai beberapa hal terkait perusahaan dan lembaga naungannya. Namun, secara garis besar, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan peluang dan peran mahasiswa, tips dan trik, penyesuaian di tengah pandemi, dan prospek ke depan, yang disesuaikan dengan bidang masing-masing perusahaan dan lembaga. Secara berurutan, diskusi dilakukan dengan mulai dari Dr. Hargo Utomo, M.B.A., M.Com., Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM; Dyan Shinto E. Nugroho, Chief Public Policy and Government Relations at Gojek; Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak; Mardi Wu, CEO Nutrifood; Stephanie Arifin, Director PLUS (Platform Usaha Sosial); Alissa Wahid, Founder GUSDURian Network Indonesia; Hokkop Situngkir, Executive Director, dan Ferro Ferizka Aryananda, President Director dari ID Next Leader; Azis Armand, CEO Indika Foundation; Umesh Phadke, President Director L’Oreal Indonesia; Taufan Teguh Akbari, Founder Rumah Millenial; dan Ayu Kartika Dewi, Co-Founder SabangMerauke.

Selain memiliki pembicara dengan jumlah yang banyak, acara ini juga memiliki beberapa moderator: Bayu Dardias, Matahari Farransahat, dan Hatma Suryatmojo. Para moderator ini gilir berganti memandu diskusi dengan tiap pembicara. Bahkan, moderator khusus pun dihadirkan—Lia Zakiyyah—untuk memandu sesi diskusi dengan Umesh Phadke dalam bahasa Inggris.

Uniknya lagi dari program Centangbiru kali ini, meski para pembicara dan moderator melakukan konferensi video dari lokasi masing-masing, tetapi tampilan dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seperti keduanya berada dalam satu lokasi yang sama. Juga, pada akhir tiap sesi diskusi, diadakan permainan singkat yang bernama Fast Ponse—yang merupakan singkatan dari Fast Response—dengan para pembicara. Dalam permainan ini, para pembicara diberikan beberapa pertanyaan “iseng” oleh moderator yang harus dijawab secara singkat dan cepat. Dengan selesainya permainan Fast Ponse dengan pembicara terakhir—Ayu Kartika Dewi, Co-Founder SabangMerauke—maka program Centangbiru edisi kuliah perdana kelas Kewirausahaan Sosial pun resmi ditutup pukul 16.02 WIB. (/hfz)