Merayakan Dies Natalis Fisipol Ke-65 Lewat Diskusi Reflektif “Ilmu Sosial Dalam Masa Pandemi”

Yogyakarta, 15 Oktober 2020—Dies Natalis Fisipol yang selalu diadakan secara meriah, tahun ini terasa berbeda. Pasalnya di usianya yang ke-65, perayaan Dies Natalis Fisipol diperingati di tengah masa pandemi yang sarat akan tantangan. Melalui hal ini, Fisipol merefleksikan tantangan yang dihadapi lewat diskusi refektif bertajuk “Ilmu Sosial dan Pendidikan Tinggi Dalam Masa Pandemi” pada Kamis silam melalui Youtube Live.

Diskusi reflektif dibuka oleh penyampaian pidato berjudul “Ilmu Sosial dan Pandemi Covid-19: Peluang dan Tantangan Keilmuan dalam Masyarakat Berjejaring”, yang dibawakan oleh Haryanto selaku Profesor Departemen Politik Pemerintahan.

Haryanto menyampaikan bahwa kemajuan teknologi telah membantu kita berinteraksi dalam ruang yang berbeda. Maka dari itu, ilmu sosial yang meneliti dan menganalisis fenomena sosial, perlu menata ulang pemikirannya agar ilmu sosial dapat lebih dinamis mendorong transformasi sosial. Ilmu sosial mengnalisis relasi manusia yang mengalami perubahan karena adanya mediasi dari teknologi sebagaimana dijelaskan oleh Manuel Castells mengenai masyarakat jaringan.

“Penting untuk memahami jejaring dalam tradisi keilmuan kita, dinamika jejaring dipengaruh oleh banyak  faktor. Di dalam jejaring, manusia tidak hanya terhubung dengan antar manusia, namun juga virus, teknologi, dan lainnya. Dinamika jejaring membutuhkan respon ilmu sosial, dimana ilmu sosial perlu mempertimbangkan ulang analisisnya yang terlalu berfokus pada dimensi aktor dan institusi- institusi yang cenderung  statis. Ilmu sosial perlu lebih dalam memahami karakter dan cara kerja jejaring dengan kata kunci; interkoneksi, network, dan kolaborasi agar bisa mengelola perubahan sosial secara lebih baik,” ujar Haryanto.

“Pandemi merupakan momentum untuk berupaya memahami ilmu sosial secara lebih holistik dan interdisipiliner. Dunia yang makin terkoneksi adalah sejarah yang sedang kita tulis bersama,” tambah Haryanto.

Setelah pembacaan pidato usai, acara dilanjutkan dengan diskusi reflektif yang diisi oleh civitas akademika Fisipol mulai dari dosen, tenaga kependidikan, alumni hingga mahasiswa. Wawan Mas’udi dan Poppy Sulistyaning Winanti selaku Dosen Fisipol, membahas mengenai perubahan-perubahan di masa pandemi yang sebagian besar telah dituangkan dalam buku berjudul  “New Normal: Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik Pasca COVID-19” yang diluncurkan pada Agustus silam.

Selanjutnya, Ade Siti Barokah selaku alumni Fisipol yang bergerak pada aktivisme filantropi, membagikan pengalamannya mendampingi kelompok marginal dan rentan yang mengalami banyak kesulitan selama pandemi. Seperti kelompok difabel yang belum memiliki privilese dalam mengakses pekerjaan yang selama pandemi semakin sulit.

Uling Subogo selaku staf tenaga kependidikan Fisipol juga menceritakan mengenai perubahan mekanisme kerja selama 2,5 bulan di rumah. Banyak inovasi yang diciptakan selama pandemi, salah satunya presensi berbasis GPS melalui ponsel. Selain Ulin, Anggie Marthin selaku mahasiswa Fisipol juga menceritakan pengalamannya dari sudut pandang mahasiswa. Mulai dari KKN daring dan perubahan metode belajar yang semuanya memerlukan manajemen perubahan.

Di penghujung acara, Fisipol juga meresmikan layanan baru bernama Gerakan Pinjamkan Laptop (GPL), yaitu layanan peminjaman laptop kepada teman-teman yang sedang mengerjakan tugas akhir dan mengalami keterbatasan perangkat. Melalui layanan ini, Fisipol berharap mahasiswa dapat terbantu dalam mengerjakan tugas akhir.(/Afn)