Prodi Magister Ilmu Komunikasi Dorong Antusiasme Mahasiswa Menulis Jurnal Ilmiah

Yogyakarta, 13 November 2020Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom), Fisipol, UGM, menggelar acara “Workshop Strategi Penulisan Artikel Jurnal & Peresmian Program Pendampingan Penulisan Jurnal”. Menurut Sekretaris Prodi Magister Dikom, Fisipol, UGM, Adam Wijoyo Sukarno, acara ini bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan antusiasme mahasiswa S2 Dikom dalam menulis jurnal ilmiah. Acara yang diikuti lebih dari 80 mahasiswa Prodi Magister Ilmu Komunikasi melalui ruang pertemuan virtual Zoom ini dipandu oleh Jusuf Ariz Wahyuono sebagai moderator dan diisi oleh tiga staf pengajar Dikom, Fisipol, UGM, yakni Rajiyem, Gilang Desti Parahita, dan Wisnu Prasetya Utomo sebagai pemateri.

Rajiyem menjelaskan tentang strategi menulis artikel jurnal dalam bidang kajian Ilmu Komunikasi. Menurut Ketua Editor atau Editor in Chief Jurnal Media dan Komunikasi Indonesia (JMKI) ini, sebelum menulis artikel jurnal, penulis harus memahami jenis, karakter, dan peta jurnal di bidang Ilmu Komunikasi. Ia menambahkan, penulis harus memahami jurnal yang menjadi tujuannya dengan membaca beberapa edisi jurnal tersebut. Selain itu, kata Rajiyem, penulis juga perlu memahami fokus ruang lingkup jurnal serta author guideline atau pedoman penulisan artikel jurnal. Menurut Rajiyem, penulis juga harus mempersiapkan mental dalam menulis artikel jurnal karena proses yang panjang. “Kita harus mengelola waktu untuk menjaga konsistensi dalam menulis artikel jurnal,” tutur Rajiyem.

Selanjutnya, Gilang menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis artikel jurnal ilmiah. Dia menjelaskan, ada tiga hal pokok dalam menulis artikel jurnal, yakni merumuskan topik dan masalah, menyusun argumen, serta memahami sistematika artikel jurnal. Gilang mengatakan, inspirasi topik bagi penulis bisa berasal dari pemetaan bidang kajian komunikasi, artikel-artikel jurnal komunikasi, fenomena empiris media dan komunikasi, serta praktik komunikasi secara profesional.

Editor di Jurnal Komunikasi UII ini menekankan pentingnya argumen sebagai kunci originalitas atau novelty penulis dalam menulis artikel jurnal. “Argumen merupakan serangkaian proposisi yang terdiri dari konklusi dan kumpulan premis untuk melihat novelty dalam karya ilmiah apapun,” jelas Gilang.

Berikutnya, Wisnu menjelaskan materi tentang sistem jurnal online kepada peserta. Menurut Wisnu, penulis juga perlu memahami mekanisme jurnal online agar naskah jurnalnya dapat diterima dengan baik. Dia menjelaskan, saat ini hampir semua jurnal menggunakan platform pengelolaan jurnal ilmiah yang disebut Open Journal System (OJS). Menurut Wisnu, kemudahan dalam mengumpulkan naskah jurnal tersebut dapat menimbulkan masalah etik bagi penulis. Dia menjelaskan, banyak kasus penulis jurnal pemula yang mengumpulkan satu naskah artikel jurnal ke beberapa platform jurnal karena tidak sabar dalam menunggu proses pembuatan jurnal. Padahal dalam konteks penulisan jurnal, dari pengumpulan sampai penerbitan, membutuhkan proses yang panjang, bisa berbulan-bulan bahkan tahunan. “Kecerobohan mengumpulkan satu naskah ke beberapa jurnal ini dapat menyebabkan pelanggaran etika yang akan merugikan nama penulis itu sendiri,” tutur Sekretaris Editor JMKI ini.

Di sesi tanya jawab, beberapa peserta antusias bertanya kepada para pemateri. Salah satu peserta, Indra Saputra bertanya tentang pedoman menuliskan sitasi buku atau jurnal dari sumber kedua. Menurut Rajiyem, penulis harus membaca buku atau jurnal sumber pertama yang menjadi referensi tulisan ilmiah yang ingin dikutip oleh calon penulis artikel jurnal. Senada, Gilang juga menyarankan agar penulis membaca referensi dari sumber pertama, kecuali jika tulisan sumber pertama tersebut sudah sulit ditemukan karena tidak banyak beredar lagi. “Sebab, peluang plagiarisme dari situ sangat besar,” kata Gilang. Menurut Gilang, penulis perlu membaca sumber pertama untuk menghindari perbedaan persepsi dari penulis sumber kedua.

Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran program pendampingan penulisan artikel jurnal bagi 12 mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi oleh Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi, Novi Kurnia. Novi menjelaskan, rata-rata artikel jurnal mahasiswa Prodi Magister Ilmu Komunikasi berasal dari tesis mereka. Dia menambahkan, Prodi Magister Ilmu Komunikasi berharap agar mahasiswa semester satu, dua, dan tiga melakukan pengumpulan artikel jurnal dari paper kelas melalui email Prodi Magister Ilmu Komunikasi. Artikel-artikel tersebut nantinya akan diseleksi hingga berjumlah 12 penulis yang dinilai paling siap untuk mendapatkan pendampingan penulisan jurnal. Novi mengingatkan agar mahasiswa tidak patah arang dalam menulis artikel jurnal. “Menulis jurnal memang membutuhkan kesabaran dan keberanian terus-menerus agar berhasil diterbitkan,” tutur Novi.(/NIF)