Yogyakarta, 5 Desember 2020—Kelas kewirausahaan Sosial UGM yang diinisiasi oleh Departemen Politik Pemerintahan kembali menyelenggarakan acara talkshow, book launch, dan workshop dengan tema “Kolaborasi Bangkitkan Talenta Negeri”. Acara ini dihadiri oleh Mensesneg RI, Pratikno dan Mendikbud RI Nadiem Makarim sebagai opening dan keynote speaker. Sedangkan untuk sesi talkshow, acara ini mengundang Edi Witjara, Lanny Wijaya, dan Bayu Dardias sebagai narasumber diskusi. Acara yang disiarkan melalui channel youtube kewirausahaan sosial ini dipandu oleh Olga Lydia dan turut dimeriahkan oleh Grup Band Letto.
Sebagai Opening Session, Mensesneg RI menyampaikan bahwa sudah saatnya Indonesia memanfaatkan bonus demografi yang berlimpah dengan meningkatkan talenta secepat mungkin, semasif mungkin, dan seefektif mungkin, secara kolaboratif. Dalam hal ini, pemerintah melalui, Mendikbud Nadiem Makarim dengan program merdeka belajar juga memberikan kemerdekaan kepada anak didik untuk belajar secara mandiri dan dengan siapa saja. Oleh karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah saling berbagi dan saling berkolaborasi.
Menyambung sesi sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim sebagai keynote speaker menyampaikan beberapa hal penting terkait ide dasar dalam program merdeka belajar. “saya belajar esensi merdeka belajar di dalam kampus dari pengalaman yang pak pratikno ajarkan atau sharing dengan saya. Jadi, dari apa yang saya dengar yang dilakukan di UGM seperti program KKN, saya melihat banyak inovasi dan menjadi inspirasi bagi kebijakan-kebijakan kita. Selain itu, Saya cukup senang mendengar program kuliah kewirausahaan sosial ini. Kelas ini merupakan contoh dari praktik kebijakan kampus merdeka” Tutur Nadiem Makarim.
Memasuki sesi inti, yaitu prosesi peluncuran buku kolaborasi bangkitkan talenta negeri, diwakili oleh Mensesneg Pratikno. Buku ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan penggugah semangat lembaga Pendidikan dan pelaku industri lain untuk berinovasi dalam meningkatkan potensi generasi muda. Kelas kewirausahaan sosial juga mendapat penghargaan rekor MURI sebaga kelas kuliah daring ber-SKS di Indonesia. Kelas ini cukup inovatif karena berusaha menemukan peserta kuliah dengan pelaku industri. Selain itu, imajinasi solutif yang diajarkan juga menjadi poin penting yang memberikan mindset solutif dan bukan hanya berfokus pada masalah. (/Mdn)