
Yogyakarta, 10 Desember 2020—Dalam rangka memperingati 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender dan Hari HAM Sedunia, Youth Studies Center ikut berpartisipasi dalam rangkaian acar bertajuk “Dialog Seni dan HAM” yang diselenggarakan oleh Institut Ungu. YouSure FISIPOL UGM terlibat langsung dalam dua kegiatan dalam rangkaian acara tersebut, yaitu perilisan podcast “Antar Generasi Bicara HAM” yang sekaligus menjadi pembuka rangkaian acara, dan peluncuran video “Orang Muda Bicara HAM” pada akhir November. Namun, tidak hanya itu, YouSure FISIPOL UGM juga turut menjadi mitra pendukung untuk keseluruhan rangkaian acara.
Rangkaian acara ini dimulai sejak tanggal 23 November dengan perilisan podcast “Antar Generasi Bicara HAM” yang dapat didengarkan di YouSure Podcast. Sesuai tajuknya, podcast ini mengundang representasi dari berbagai generasi: Svetlana Dayani, seorang penyintas pelanggaran HAM ‘65, yang mewakili Baby Boomer; generasi X yang diwakili oleh Agnes Christina, perempuan seniman teater; seorang dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM, Ayu Diasti Rahmawati, MA., yang mewakili generasi Y atau Milenial; hingga generasi Z yang diwakili oleh M. Hikari Ersada, mahasiswa UGM. Dipandu oleh Dana Fahadi dari YouSure selaku moderator, diskusi berbentuk podcast ini berupaya untuk melihat pandangan mengenai HAM di Indonesia serta berbagai permasalahannya dari kacamata tiap-tiap generasi. Sehingga, diskusi dalam podcast ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran serta menguatkan perspektif keadilan dalam pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia melalui pengetahuan dan pengalaman antar generasi.
Dilanjutkan pada dua hari setelahnya, 25 November, rangkaian acara ini mengadakan dua acara sekaligus secara berurutan. Pertama adalah peluncuran buku “Waktu Tanpa Buku”, diskusi, sekaligus temu sutradara Teater Film yang dihadiri oleh perwakilan dari Kedutaan Norwegia, Seniman (Produser, Penulis Naskah, Konsultan Pertunjukan), Dramawan, serta kelima sutradara dari lima kelompok teater film. Acara diteruskan dengan Dialog Seni dan HAM yang mengangkat tema “Bagaimana Seni Bisa Berperan dalam Pembelaan Hak Asasi Manusia dan Keadilan Sosial?”. Untuk membahas topik tersebut, diskusi ini menghadirkan pembicara dengan berbagai profesi, seperti musisi, seniman, sastrawan, sutradara dan produser film, serta peneliti kebijakan seni.
Selain itu, karya teater film para sutradara perempuan dari lima kota—Makassar, Aceh, Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung—ini juga dapat disaksikan melalui kanal Youtube Institut Ungu secara bergantian hingga tanggal 10 Desember. Teater bertajuk sama seperti bukunya—yaitu Waktu Tanpa Buku—ini mengisahkan sesuatu yang sangat dekat dengan kondisi di Indonesia, yaitu kisah memori para korban kediktatoran masa lalu di Uruguay.
Tepat pada akhir bulan November, 30 November, YouSure kembali berkolaborasi dalam rangkaian acara gagasan Institut Ungu ini dengan meluncurkan video interview bertajuk “Orang Muda Bicara HAM”. Video Bincang Muda ini menyajikan persepsi dan aspirasi anak muda dengan berbagai latar belakang—dua pelajar SMA/SMK, empat mahasiswa dan mahasiswi, serta dua pekerja dari bidang berbeda—akan HAM dan praktiknya di Indonesia. Kedelapan narasumber dalam video ini berbagi mengenai bagaimana mereka memandang isu HAM, baik yang terdahulu sampai yang kontemporer, yang makro hingga yang mikro, dan harapan-harapan mereka atas kondisi HAM sekarang ini.
Rangkaian acara “Dialog Seni dan HAM” ini diakhiri dengan diskusi “Women’s Rights are Human Rights” dalam rangka memperingati Hari HAM Sedunia bertepatan dengan 10 Desember. Seluruh rangkaian acara dari “Dialog Seni dan HAM” dapat dinikmati ulang di beberapa media sosial seperti Instagram, Youtube, dan Spotify Institut Ungu dan YouSure FISIPOL UGM, serta situs resmi Waktu Tanpa Buku. (/hfz)