Mencari Alternatif dalam Mengkaji Konflik dalam Diskusi Cangkir Teh #3 IIS HI UGM

Yogyakarta, 29 April 2021Diskusi Cangkir Teh daring melalui platform Zoom Meeting kembali hadir dengan edisi ketiga pada Kamis (29/4). Diskusi ‘Berbincang dan Berpikir tentang HI’ Cangkir Teh sendiri merupakan diskusi bulanan  yang diselenggarakan oleh Institute of International Studies ‘IIS’ Fisipol Universitas Gadjah Mada. Menghadirkan Suci Lestari Yuana, Dosen Hubungan Internasional UGM, sebagai pembicara, Diskusi Cangkir Teh #3: “Critical Moment dan Dramaturgy Analysis Sebagai Alternatif dalam Mengkaji Konflik Sosial-Politik” ini berupaya untuk membahas lebih dalam artikel yang pernah ditulis oleh Nana. Dalam artikelnya yang bertajuk ‘A Dramaturgy of Critical Moments in Transition: Understanding the Dynamics of Conflict in Socio-Political Change’, Nana dan tim mengulik kompleksitas serta sifat multidimensional dalam konflik terkait perubahan transformatif dengan menggunakan konsep momen kritis (critical moment) dan dramaturgi.Menurut Nana, konsep momen kritis dan dramaturgi dapat menjadi alat untuk memperdalam analisis atas ruang dan waktu konflik, sehingga konflik menjadi lebih ‘tampak’ dan kentara. Pada kesempatan kali ini, Nana menggunakan pendekatan dan sudut pandang non-biner untuk mengkaji konflik terbuka━biasa disebut dengan

battleground. Nana sendiri lebih memfokuskan pemaparannya pada momen kritis yang muncul dalam masa transisi konflik, masa ketika suatu diskursus mengalami dislokasi dan memiliki posibilitas untuk bergeser dari diskursus itu sendiri. Momen kritis inilah yang dianalisis oleh Nana dengan sudut pandang diskursus dan dramaturgi. Untuk memberikan pemaparan yang lebih riil dan konkret, Nana menggunakan studi kasus konflik antar penyedia layanan taksi online sebagai bahan eksplorasi. Melengkapi pembahasan terkait hasil temuannya, Nana mengakhiri pemaparannya dengan beberapa refleksi terkait analisis konflik. Salah satu refleksi dari temuannya menunjukkan bahwa momen kritis dan analisis dramaturgi dapat menjadi alternatif untuk menganalisis suatu konflik. Dengan konsep momen kritis, kompleksitas dan multidimensionalitas konflik yang terjadi dapat lebih terlihat. Begitu pula dengan sudut pandang dramaturgi yang mampu memberikan perspektif material atas konflik yang terjadi.

Dengan dipandu oleh Handono Ega P, Staf Publikasi IIS HI UGM, selaku moderator, para peserta mendapatkan kesempatan untuk menanggapi dan memberikan pertanyaan langsung pada Nana setelah sesi pemaparan materi. Diskusi pun resmi diakhiri setelah penutupan dan foto bersama. (/hfz)