Menyoal Keamanan Data Digital Melalui CfDS DIgital Expert Talks

Yogyakarta, 4 Juni 2021Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM bersama Siberkreasi dan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) untuk menyelenggarakan webinar bertajuk Digital Expert Talks: Modul Aman Bermedia Digital: Keamanan di Dunia Maya, Tanggung Jawab Bersama pada Jumat (4/6). Acara ini menghadirkan Novi Kurnia selaku Koordinator Nasional Japelidi, Anita Wahid selaku Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Riset dan Kurikulum, Eka Indarto dari RTIK Yogyakarta, dan Rony Primanto Hari dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Provinsi Yogyakarta. Digital Expert Talks kali ini dipandu oleh Diah Angendari selaku sekretaris eksekutif CfDS, berlangsung melalui Zoom Meeting dan YouTube.

Novi Kurnia, perwakilan Japelidi menyampaikan tentang isi modul Aman Bermedia Digital yang dirilis bulan April lalu oleh Direktorat Jenderal Aptika Kemkominfo bersama Japelidi dan Siberkreasi. Modul ini dirilis untuk mewujudkan kehidupan media digital yang aman. Novi menyatakan bahwa berdasarkan survei, pertumbuhan pengguna internet lebih pesat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk, namun keamanan data digital masih dipertaruhkan. “Gawai adalah pintu ke dunia digital. Sebagaimana di dunia nyata, kita tidak akan meninggalkan pintu rumah tanpa perangkat keamanan, dan memastikannya aman terkunci,” ujar Novi menganalogikan pentingnya keamanan digital.

Pembicara selanjutnya adalah Rony Primanto Hari selaku Kepala Diskominfo DIY, menyampaikan tentang rendahnya kesadaran akan keamanan data pribadi. Pemahaman tentang keamanan digital masih rendah, bahkan bagi beberapa kalangan seperti kepala instansi-instansi di Indonesia yang membagikan kata sandi e-mailnya pada orang lain. Menurut Rony, “Perlu peningkatan literasi tentang keamanan dan tentang bagaimana proses digital bekerja, agar semakin banyak yang peduli tentang keamanan datanya”. Rony juga membagikan pengalamannya sebagai Ketua Diskominfo DIY, dan membahas aturan tentang pemanfaatan teknologi informasi di DIY.

Terkait masalah keamanan data digital, Eka Indarto dari RTIK Yogyakarta menyampaikan problem yang ada di tengah masyarakat. Menurutnya, banyak yang belum memahami seberapa pentingnya data digital atau yang disebut data culture. Dalam menggunakan internet, masyarakat juga belum dibekali literasi digital yang mumpuni. “Tugas kita semua adalah mendampingi di level personal dalam menggunakan perangkat dan aplikasi,” tutur Eka.

Pembicara terakhir dalam Digital Expert Talks adalah Anita Wahid selaku perwakilan dari Siberkreasi. Dalam sesinya, Anita membahas tentang permasalahan berlapis karena tidak hanya pemilik data saja yang lalai, tetapi juga pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam sebuah instansi. Kejahatan siber juga terus berubah dalam hal skala. “Dahulu, kejahatan siber hanya menyerang data-data perusahaan besar. Namun sekarang data pengguna menjadi hal yang diincar,” ujar Anita. Anita juga mengingatkan untuk tidak menganggap remeh suatu data dan melindungi keamanan akun dengan rajin mengganti kata sandi. (/tr)