Yogyakarta, 18 Juni 2021━Dalam rangka menyambut FISIPOL International Short Course 2021, Global Engagement Office atau GEO FISIPOL UGM menyelenggarakan pre-event berupa webinar pada Jumat (18/6). Bekerja sama dengan BRIWork FISIPOL UGM, webinar ini mengangkat tajuk yang masih sejalan dengan tema utama FISCO GEO 2021─The Dynamics of New and Renewable Energy in the Global South, yaitu “Energi Nuklir di Indonesia: Potensi dan Kontroversi.” Menghadirkan tiga pembicara dengan latar belakang berbeda, webinar ini berusaha menyajikan sudut pandang yang transdisipliner dalam memahami kegunaan energi nuklir.
Dalam materinya yang bertajuk “Persepsi Risiko Publik terhadap PLTN”, Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), selaku narasumber pertama, banyak memaparkan contoh-contoh kasus nyata yang melahirkan kontroversi akan keberadaan PLTN di kalangan masyarakat. Berdasarkan pemaparannya tersebut, Fabby menyebutkan bahwa pada dasarnya problematika PLTN tidak semata-mata hanya terkait teknologi saja. Terdapat tiga sumber risiko keselamatan dan keamanan dalam operasi PLTN, yaitu kinerja manusia, kegagalan perangkat atau peralatan, serta pengelolaan dan pengawasan. Untuk itu, terdapat tiga faktor utama yang bisa menjamin keselamatan reaktor nuklir, meliputi regulasi, keamanan operasional, dan sistem keamanan.
Menambahkan pembahasan Fabby dari suatu perspektif yang lain, R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si., Dosen Departemen Sosioliogi FISIPOL UGM, selaku narasumber kedua, membawakan materi dengan tajuk “Menakar Energi Nuklir di Indonesia: Perspektif Sosiologi.” Perspektif sosiologi menjadi penting dalam melihat dampak keberadaan energi nuklir bagi kehidupan sosial masyarakat, sebut Derajad. Dalam penjelasannya, Derajad menampilkan tabel pemetaan kontroversi energi nuklir sebagai energi terbarukan di Indonesia dari segi sosial-politik.
Guna memahami isu energi nuklir secara lebih komprehensif, Dr. Ir. Alexander Agung, S.T., M.Sc., Kepala Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, selaku narasumber ketiga, menyampaikan materi dari segi teknis dengan tajuk “Potensi dan Kontroversi Pengembangan Energi Nuklir dari Perspektif Teknis.” Alexander membuka pemaparannya dengan satu poin penting, yaitu alasan dibutuhkannya energi nuklir. Memperkuat poin tersebut, Alexander juga memaparkan tentang kekurangan dan kelebihan dari energi nuklir itu sendiri.
Sebelum mencapai penghujung acara, diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab antara peserta dan narasumber. Menutup acara, Moderator, Rizka Herdiani, menyimpulkan bahwa energi nuklir di Indonesia memiliki banyak potensi dan keuntungan. Namun, di balik itu semua, tetap terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (/hfz)