
Yogyakarta, 7 Juli 2021━Pemuda memiliki andil yang besar dalam menyambut masa depan ASEAN. Untuk itu, ASEAN Studies Center (ASC) Fisipol UGM membahas peran-peran pemuda melalui berbagai bidang melalui Bincang ASEAN: Paths to Youth Empowerment: Activism, Education, and Mobility pada Rabu (7/7). Acara ini diselenggarakan melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube ASEANS Studies Center UGM.
Pembicara pertama dalam acara ini adalah Ili Nadiah Dzulfakar selaku ketua Klima Action Malaysia (KAMY). Nadiah menyampaikan bahwa masyarakat ASEAN sangat kaya akan keragaman, dan setiap negara memiliki permasalahannya masing-masing. Dalam merespons situasi pandemi masing-masing negara juga memiliki caranya sendiri. Menurut Nadiah, pemuda memiliki peran besar di tengah krisis ini.
Nadiah kemudian menceritakan tentang Klima Action Malaysia (KAMY), organisasi non-profit nya yang bergerak dalam bidang kepedulian terhadap keadaan iklim di Malaysia. Organisasi yang berdiri pada tahun 2019 ini menjadi organisasi pertama dan terbesar yang menyuarakan secara langsung pada pemerintah tentang penanganan perubahan iklim.
“Kami juga berkoalisi dengan berbagai organisasi di Asia Tenggara, seperti Southeast Asia Climate Alliance (SEACA), Asia Climate Rally, dan Gabungan Darurat Iklim (GDI). Di sini kami memiliki latar belakang yang beragam, namun bergerak untuk mencari jalan keluar dari permasalahan iklim,” tutur Nadiah. Menurutnya, gerakan iklim memiliki urgensi yang tinggi karena jika dibiarkan, akan semakin memburuk dalam hitungan tahun. KAMY juga memberikan ruang bagi pemuda dari daerah terpencil untuk menyuarakan keresahannya.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Calvin Wee selaku co-founder dari The Young SEAKers. Dalam sesinya, Calvin menceritakan tentang The Young SEAkers yang bertujuan membangun masa depan pemuda ASEAN yang penuh dengan keahlian. The Young SEAkers memiliki berbagai program untuk pemuda yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai ASEAN dan China. “Pemuda perlu mengetahui apa saja masalah yang ada di negaranya dan di ASEAN, karena kita yang akan memegang peran di dekade yang akan datang,” terang Calvin.
Selain itu, Calvin juga menyatakan bahwa pemuda bukanlah orang-orang yang minim pengalaman, melainkan dapat menerima tantangan dan peluang baru. Pemuda perlu memiliki rasa percaya diri, percaya terhadap sesama, dan membangun relasi yang baik dengan pemuda lainnya. Calvin juga menyatakan bahwa kolaborasi diperlukan antar pemuda ASEAN. (/tr)