Diseminasi Analisis Big Data Poldev Mengenai PPKM Darurat di Jawa-Bali

Yogyakarta, 15 Juli 2021—Institute for Development Policy (Poldev) di bawah naungan Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (DMKP) FISIPOL melaksanakan konferensi pers pada Kamis (15-07). Konferensi pers ini terkait dengan diseminasi hasil penelitian menggunakan Big Data bertajuk “Policy Notes Seri 1: Catatan Setengah Jalan PPKM Darurat”. Pembicara pada diseminasi ini adalah: Media Wahyudi Askar, Ph.D., Dosen DMKP FISIPOL; Cahyani Widi, S.IP., MDP., peneliti Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama FISIPOL; dan Rizki Ardinata, S.IP., peneliti Poldev FISIPOL. 

Diseminasi ini memaparkan evaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dianalisis melalui Big Data dari sumber Google Mobility, Google Trends, dan machine learning similar web. Secara umum diseminasi terdiri dari pemaparan hasil analisis yang meliputi tren mobilitas masyarakat Jawa-Bali, respons dan sentimen warga dalam pemberlakuan PPKM Darurat, serta rekomendasi kebijakan untuk Pemerintah.

Secara umum terjadi penurunan mobilitas masyarakat di Jawa dan Bali yang didasarkan pada hasil analisis peningkatan dan penurunan aktivitas masyarakat pada tempat tertentu berdasarkan Google Mobility. Widi mengemukakan, selama pemberlakuan PPPKM Darurat peningkatan aktivitas masyarakat di rumah paling signifikan terjadi di Jawa Timur, tetapi di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten masih banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah. “Secara umum PPKM Darurat mengurangi mobilitas masyarakat Jawa dan Bali, tetapi penurunan tersebut bervariansi antar provinsi berdasarkan kategori area yang berbeda”, jelasnya. 

Selama PPKM Darurat juga terjadi peningkatan antusiasme warga untuk mencari informasi mengenai layanan kesehatan. Hasil ini dikemukakan oleh Rizki yang memaparkan perilaku masyarakat dalam merespon pemberlakuan PPKM Darurat. Menggunakan Google Trends, Rizki menjelaskan analisis respons masyarakat dengan menentukan lima kata kunci sub layanan kesehatan, yaitu: daftar vaksin, PCR, puskesmas, rumah sakit, dan tabung oksigen. “Masyarakat memiliki antusiasme tinggi untuk mencari informasi mengenai layanan kesehatan selama PPKM Darurat, ini  memperlihatkan tingginya kebutuhan atas informasi tersebut”, sebut Rizki. Rizki melanjutkan, berdasarkan analisis dari Twitter, secara umum sentimen masyarakat di Jawa dan Bali cenderung negatif sebesar 60 persen dibanding sentimen positif 40 persen. 

Media kemudian melanjutkan dengan pemaparan beberapa rekomendasi kebijakan. Terdapat lima rekomendasi kebijakan, secara umum meliputi: penambahan fasilitas kesehatan yang mendukung, penambahan tabung oksigen, optimalisasi kebijakan bekerja dari rumah, dan pembatasan arus masuk bagi orang dari luar negeri. 

Diseminasi ini dilatarbelakangi oleh pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat yang dicanangkan Pemerintah sejak 3 Juli lalu. Pemberlakuan PPKM Darurat disebabkan oleh gelombang kedua pandemi COVID-19 yang menyebabkan peningkatan kasus secara signifikan. (/anf)