Belajar untuk Berteriak Lantang kepada Pengambil Kebijakan Lewat Policy Brief dalam PolDev Training Series

Yogyakarta, 27 Agustus 2021─Sebagai pusat penelitian yang berada di bawah Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) FISIPOL UGM, Institute for Policy Development atau PolDev banyak melakukan banyak pendampingan dan lokakarya terkait isu-isu ekonomi, sosial-politik, dan kebijakan publik, salah satunya berkaitan dengan pembuatan policy brief. Pada Jumat (27/8), melalui platform Zoom Meeting, PolDev mengadakan pelatihan penulisan policy brief dengan tajuk “Berteriak Lantang kepada Pengambil Kebijakan Lewat Policy Brief: Strategi Merancang Policy Brief yang Efektif” yang dibuka untuk umum.

Secara garis besar, materi yang dipaparkan oleh salah satu Dosen Departemen MKP FISIPOL UGM, Dr. Gabriel Lele, M.Si., ini membahas dua topik utama, yaitu struktur dan teknis presentasi policy brief, serta substansi policy brief. Substansi policy brief dipaparkan terlebih dahulu dengan menjelaskan empat poin inti, yaitu masalah, analisis, alternatif, dan rekomendasi. Pada bagian ini, peserta kegiatan diajak untuk ‘berkenalan’ dengan policy brief, mulai dari komponen-komponennya, hingga prinsip-prinsip dari policy brief itu sendiri. 

Barulah pada bagian kedua, Dr. Gabi mengajak para peserta kegiatan untuk memahami hal-hal yang lebih teknis, yaitu mengenai cara untuk membuat policy brief didengar, dilihat, dan digunakan oleh para pengambil kebijakan. Dr. Gabi sendiri menegaskan bahwa memang dibutuhkan kerja ekstra untuk memastikan policy brief diperhatikan oleh para pengambil kebijakan. Untuk itu, pada bagian ini Dr. Gabi memaparkan secara mendalam mengenai rekomendasi kebijakan melalui analisis fisibilitas, yang terdiri dari enam poin inti, yaitu substantively sound, administrative capacity, economic cost-benefit, social acceptability, political support, dan legal framework.

Salah satu tips yang Dr. Gabi berikan untuk para peserta kegiatan yang akan atau sedang membuat policy brief adalah dramatisasi paragraf pertama dari policy brief. Walaupun hal yang disampaikan adalah hal yang biasa saja, paragraf pertama harus membuat hal tersebut terlihat luar biasa dan menyentuh basis kepentingan pembuat kebijakan, yang bisa dilakukan dengan memberikan sudut pandang tertentu dan menggunakan retorika dalam pemaparan.

Banyaknya peserta yang mengikuti pelatihan ini tidak mengurangi suasana kondusif sepanjang acara berlangsung. Justru, para peserta banyak memberikan tanggapan dan pertanyaan dalam pelatihan yang dimoderatori oleh Idin Virgi Sabilah ini, sehingga membuat acara tidak monoton dan diskusi berjalan secara dua arah walaupun diselenggarakan secara daring. (/hfz)