Yogyakarta, 27 Agustus 2021─Korps Mahasiswa Politik Pemerintahan (KOMAP) Fisipol UGM menyelenggarakan kelas pergerakan dengan tajuk “Mendefinisikan Gerakan Mahasiswa” dengan moderator Cindy Aulia, mahasiswa DPP 2020. Kelas ini diselenggarakan secara daring dengan menghadirkan dua pemateri yaitu Gendhis Syari Widodari selaku Menteri Analisis dan Strategi BEM KM UGM 2018, dan pembicara kedua Muhammad Fakhurrozi dari Social Movement Institute. Acara ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai macam latar belakang, dan secara umum kelas diskusi ini membicarakan topik mengenai gerakan mahasiswa mulai dari definisi, perkembangan, dan berbagai tantangan dan hambatan bagi gerakan mahasiswa di masa kini.
Sebagai pembuka acara, moderator menyampaikan sedikit pengantar untuk mematik diskusi. Dalam penuturannya, disampaikan bahwa sejarah menilai bagaimana mahasiswa dan pergerakan menghasilkan perubahan signifikan yang sejalan dengan dinamika sosial, politik, bermasyarakat, dan bernegara. Pada perkembangannya, gerakan mahasiswa mengalami dinamika yang cukup panjang dan kompleks, gerakan bukan hanya soal mengawal isu yang ada dan se-ekstrim berlawanan dengan aparat, namun lebih dari itu semua.
Selanjutnya memasuki sesi inti, sharing materi pertama disampaikan oleh Gendhis Syari dengan beberapa poin penting yaitu mulai dari kenapa orang bergerak, bagaimana menempatkan posisi dalam suatu gerakan, dan bagaimana kita membangun kesadaran. Dimulai dari materi tentang mengapa orang bergerak, gendhis menganalogikan hal tersebut dengan kasus sederhana, secara umum orang bergerak karena ada harapan dan ada kepentingan dimana mereka tidak memperoleh haknya sesuai apa yang seharusnya. Kita perlu memetakan siapa aktor yang powerful dan yang powerless, untuk menentukan keberpihakan dalam suatu gerakan. Membangun kesadaran dalam suatu gerakan dapat dilakukan dengan belajar yang selanjutnya juga membedakan gerakan mahasiswa dengan gerakan lain adalah bagaimana kita menghadirkan perspektif akademis dalam wujud kajian, tulisan-tulisan sebagai landasan mengapa kita bergerak.
Melengkapi pemateri sebelumnya, pembicara kedua menyampaikan topik tentang bagaimana memaknai suatu gerakan mahasiswa. Dalam hal ini, Ozi sapaan akrab dari pembicara kedua menuturkan bahwa gerakan mahasiswa memerlukan nafas panjang dalam dinamikanya, pada aksi nyatanya gerakan mahasiswa memerlukan pendidikan politik yang sayangnya hingga saat ini masih cukup minim sehingga cukup mudah pula suatu gerakan dipatahkan. Perubahan bisa dilakukan dan itu perlu nafas panjang yang salah satunya dapat dilakukan oleh teman-teman mahasiswa. Karenanya aksi-aksi nyata sangat dibutuhkan sebagai wujud pembelajaran sekaligus membangun gerakan yang dapat berdampak bagi masyarakat secara keseluruhan. (/Mdn)