Membaca Masa Depan Perdamaian dalam Buku “Pandemi, Konflik, Transformasi: Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial”

Yogyakarta, 30 Agustus 2021─Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian atau PSKP bekerja sama dengan Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik serta The Asia Foundation─melalui Program Peduli─secara resmi merilis buku “Pandemi, Konflik, Transformasi: Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial” pada Senin (30/8). Buku yang diterbitkan oleh UGM Press ini berusaha memberikan perspektif baru dalam melihat pandemi COVID-19 dengan lebih menekankan pada aspek konflik, perdamaian, dan inklusi sosial.

Acara yang dipandu oleh Cut Intan Aulia Isma dari Institute of International Studies ini diawali dibuka dengan sambutan dari perwakilan PSKP dan The Asia Foundation, yaitu Muhammad Najib Azca dan Sandra Hamid. Ketiga editor dari buku “Pandemi, Konflik, Transformasi: Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial” juga turut berpartisipasi dalam acara perilisan ini. Luqman-nul Hakim dan Mohtar Mas’oed mengambil bagian dalam pemaparan singkat terkait buku ini. Sementara itu, satu editor lainnya, Frans A. Djalong turut menjadi pembicara mewakili PSKP sekaligus Departemen Sosiologi UGM bersama dengan dua pembicara lainnya, Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University Singapura, dan Ita Fatia Nadia dari Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan Indonesia atau RUAS. Dalam pemaparannya, para pembicara juga tidak luput berbagi mengenai pengalaman dan pemahaman mereka yang masih berkaitan dengan topik dari buku ini.

Dihadiri oleh hampir seratus peserta, acara ini tidak hanya memaparkan isi buku “Pandemi, Konflik, Transformasi: Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial” yang berupaya menjawab pertanyaan penting mengenai masa depan perdamaian dan inklusi sosial dalam konteks pandemi dan pasca-pandemi. Lebih dari itu, para pembicara juga membangun diskusi dua arah dengan para peserta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam sesi pemaparan.

Melalui sejumlah cara pandang dan pengalaman, buku “Pandemi, Konflik, Transformasi: Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial” menjadi semacam kritik terhadap kecenderungan teknokrasi dan anti-demokrasi dalam tata kelola pandemi yang terbentuk dalam wacana kedaruratan nasional dan global. Sehimpun tulisan dalam buku “Pandemi, Konflik, Transformasi: Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial” dimaksudkan untuk meninjau ulang masalah dan tantangan demokrasi, pembangunan, dan keamanan dalam konteks sosial dan struktur kekuasaan yang tertransformasi melalui wacana pandemi. (/hfz)