CfDS Diffusion #60: Apakah Kampanye Media Sosial dapat Menjaring Suara Anak Muda?

Yogyakarta, 13 September 2021─Difussion #60: Kampanye Media Sosial: Mampukah Meraup Elektabilitas Anak Muda? Diselenggarakan oleh Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM bersama dengan BEM Fisip Universitas Riau melalui Zoom Meeting pada Senin (13/9) lalu. Hafiz Noer selaku Research Associate CfDS dan Nurul Amalia selaku peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) hadir sebagai pembicara. 

Hafiz Noer menjelaskan tentang kampanye media sosial yang ditujukan bagi generasi milenial dan Z. Menurut Hafiz, media sosial menjadi public sphere atau ruang publik alternatif yang menembus sekat-sekat ruang publik konvensional.  “Ruang publik siber bersifat dinamis dan egaliter, sehingga banyak pemuda-pemudi yang aktif di sana. Maka dari itu, ruang publik siber ini bisa memunculkan kesadaran politik pemuda,” ujar Hafiz. Dalam sesinya, Hafiz juga menyatakan bahwa media sosial tidak hanya digunakan untuk kampanye, tetapi juga untuk sosialisasi. 

Pembicara selanjutnya yaitu Nurul Amalia menyampaikan materi tentang politik, kaum muda, dan media alternatif. Berdasarkan survei Kemenkominfo, partisipasi politik generasi muda terbilang cukup rendah. Pemuda tidak banyak terlibat sebagai anggota atau pendukung partai politik manapun. Namun, pemuda tetap berpartisipasi dalam pemilu.

Selanjutnya, Nurul menyampaikan hasil riset Perludem yang menyatakan bahwa pemuda banyak berpartisipasi di ruang politik nonformal. “Kaum muda banyak mengikuti organisasi atau komunitas di lingkungannya, atau bergerak secara daring,” terang Nurul. Nurul juga menyampaikan bahwa banyak calon yang lebih memilih kampanye tatap muka./tr